Uji aktivitas selulolitik secara kualitatif Uji aktivitas enzim endoglukanase secara kuantitatif

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Aktivitas Selulolitik

4.1.1 Uji aktivitas selulolitik secara kualitatif

Aktivitas selulolitik beberapa isolat A. niger dan Trichoderma diuji pada media agar CMC. Adanya aktivitas selulolitik ditandai dengan terbentuknya zona bening disekeliling koloni cendawan Gambar 6. Pewarna Congo Red berinteraksi secara kuat dengan polisakarida yang mengandung ikatan β-1,4 dan β -1,3 glikosidik membentuk kompleks warna-glukan Teather Wood 1982. Zona bening yang terbentuk mengindikasikan tidak adanya kompleks warna- glukan akibat terjadinya hidrolisis ikatan glikosidik CMC. Sedangkan daerah yang masih berwarna merah mengindikasikan masih adanya kompleks warna-glukan yang mengindikasikan tidak terjadi hidrolisis substrat CMC. Rata-rata nisbah selulolitik terbesar ditunjukkan oleh isolat A. niger KB12 sebesar 0.47 dan terkecil ditunjukkan oleh isolat Trichoderma IPB12 sebesar 0.02 Tabel 3. Besarnya nisbah selulolitik ini seringkali tidak berkorelasi dengan besarnya aktivitas selulase. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya variasi kecepatan pertumbuhan cendawan. Gambar 6 Aktivitas selulolitik yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening disekeliling koloni setelah inkubasi 24 jam pada suhu ruang. a A. niger, b Trichoderma. a b Tabel 3 Nisbah selulolitik A. niger dan Trichoderma setelah 24 jam inkubasi pada suhu ruang Isolat Rata-rata diameter koloni cm Rata-rata diameter zona bening cm Rata-rata nisbah selulolitik Aspergillus niger IPB1 20.25 28.08 0.37±0,011 A. niger IPB4 19.92 23.50 0.18±0,078 A. niger IPB5 20.17 23.83 0.18±0,019 A. niger KB12 15.67 23.00 0.47±0,056 A. niger TSR12 18.33 25.08 0.37±0,042 A. niger TSR13 17.58 21.33 0.22±0,076 A. niger TSR52 17.75 24.50 0.38±0,033 Trichoderma reesei 29.33 30.33 0.03±0,001 Trichoderma IPB2 30.00 31.00 0.03±0,001 Trichoderma IPB9 32.67 34.17 0.05±0,028 Trichoderma IPB11 24.00 25.83 0.08±0,007 Trichoderma IPB12 33.17 34.00 0.02±0,007

4.1.2 Uji aktivitas enzim endoglukanase secara kuantitatif

Rata-rata aktivitas spesifik tertinggi ditunjukkan oleh isolat A. niger IPB1 sebesar 5.74 Umg dan terkecil ditunjukkan oleh isolat Trichoderma IPB2 sebesar 1.31 Umg Tabel 4. Beberapa isolat A. niger dan Trichoderma, seperti A. niger IPB1, A. niger TSR52, A. niger IPB5, A niger KB12, A. niger TSR12, A. niger TSR13 menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan isolat T. reesei yang merupakan standar aktivitas enzim selulase. Elshafei et al. 1990 melaporkan bahwa aktivitas enzim endoglukanase A. terreus lebih tinggi dibandingkan Trichoderma viride yang merupakan standar aktivitas enzim selulase, sedangkan Pothiraj et al. 2006 melaporkan aktivitas enzim endoglukanase A. niger lebih tinggi dibandingkan A. terraus. Namun demikian pembandingan secara langsung hasil ini sulit dilakukan karena banyaknya faktor yang mempengaruhi, seperti komposisi media dan pemilihan substrat yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim Sharma et al. 1986. Banyak faktor terlibat dalam kinerja suatu enzim, seperti suhu dan pH. Pada penelitian ini digunakan metode yang umum digunakan untuk sistem enzim selulase T. reesei Ghose 1987 sehinggga tidak menutup kemungkinan aktivitas beberapa isolat A. niger pada uji ini belum mencapai aktivitas optimalnya. Beberapa laporan menunjukkan aktivitas enzim endoglukanase A. niger mempunyai kisaran suhu dan pH yang luas. Suhu optimum aktivitas endoglukanase A. niger dilaporkan berkisar 40 o C Coral et al. 2002 dan 70 o C Hong et al. 2001. pH optimum aktivitas enzim endoglukanase A. niger dilaporkan berkisar 4.5 dan 7.5 Coral et al. 2002, antara 6.0 dan 7.0 Akiba et al. 1995, dan 6.0 Hong et al. 2001. Tabel 4 Aktivitas enzim endoglukanase A. niger dan Trichoderma pada suhu 50 o C yang diukur setelah 7 hari inkubasi Nama isolat Rata- rata biomassa mg Rata-rata aktivitas spesifik Umg A. niger IPB1 42 5.74±0.58 A. niger TSR52 48 5.42±0.67 A. niger IPB5 37 4.96±0.24 A. niger KB12 45 4.83±1.01 A. niger TSR12 51 4.68±0.46 Trichoderma IPB11 31 4.30±0.54 A. niger TSR13 41 3.03±0.42 Trichoderma reseei 38 3.01±0.26 A. niger IPB4 43 2.73±0.38 Trichoderma IPB9 47 2.53±0.59 Trichoderma IPB12 35 2.35±0.94 Trichoderma IPB2 37 1.31±0.80 4.2 Isolasi Gen eglA A. niger IPB1 4.2.1 Isolasi RNA total Isolasi RNA total dilakukan pada isolat yang mempunyai aktivitas spesifik tertinggi, yaitu isolat A. niger IPB1. RNA total berhasil diisolasi dari miselium A. niger IPB1 yang ditumbuhkan dalam medium induksi CMC. Kuantitas RNA total yang dihasilkan berdasarkan pengukuran dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 260 nm adalah 176.4 g tiap gram miselium. Selanjutnya berdasarkan nilai rasio OD 260 OD 280 , yaitu sebesar 1.72, maka RNA total yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang cukup tinggi Tabel 5. Manchester 1996 menyatakan bahwa kemurnian RNA yang tinggi ditunjukkan dengan nilai rasio OD 260 OD 280 antara 1.8 dan 2.0. Hasil elektroforesis menunjukkan RNA total hasil isolasi mempunyai integritas yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya dua pita yang dominan, yaitu RNA ribosomal rRNA 28S dan 18S Gambar 7.