Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Alur Penelitian

3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2010, bertempat di PT. Lautan Niaga Jaya, Muara Baru – Jakarta Utara, dan Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta BPMPHPK DKI Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk analisis histamin dengan spektrofluorometri dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT SNI 2354.10:2009 adalah labu erlenmeyer, gelas ukur, pisau, homogenizer blender, water bath, labu ukur, kertas saring Whattmann, spektrofluorometer tipe Varian Cary Eclipse FL0811M007, glass wool, pipet volumetrik, pipet tetes, kolom kromatografi, timbangan analitik dan buret. Alat yang digunakan pada analisis TVB SNI 2354.8:2009 adalah blender, buret, corong gelas, erlenmeyer, gelas piala, kertas saring Whattman, labu takar, seperangkat alat destilasi uap, dan timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 gram. Alat yang digunakan untuk analisis Total Plate Count TPC SNI 01-2332.3-2006 dan analisis bakteri penghasil histamin dengan media Niven Modifikasi Niven 1981 adalah laminar, pipet volumetrik, Homogenizer, plastik steril, cawan petri, inkubator, autoklaf, talenan, water bath, dan stopwatch. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan laut jenis tuna Thunnus sp., sedangkan bahan-bahan lainnya adalah metanol, resin penukar ion dowex 1-x800-100-mesh, aquades, HCl, NaOH, H 3 PO 4 , ortoptalatdikarboksilaldehide OPT, larutan TCA, asam borat, K 2 CO 3 , vaseline, indikator conway, larutan Butterfield’s Phospate Buffered, Plate Count Agar PCA, Media niven 0.1 trypton, 0.2 yeast ekstrak, 0.1 L-histidin, 0.1 CaCO 3, 2 NaCl, 2.5 agar, 0.01 phenol red.

3.3 Alur Penelitian

Penelitian dimulai dengan tahapan pengambilan sampel di PT. LNJ, Muara Baru, Jakarta Utara. Sampel diambil dari ikan tuna segar yang baru tiba sebanyak 300 gram per bagian tubuh yang akan diuji, yakni bagian tubuh depan, perut, dan ekor ikan tuna. Sampel dimasukkan ke dalam plastik High Density Poly Etylen HDPE yang telah disterilkan dengan autoklaf untuk menghindari kontaminasi. Kemudian dimasukkan ke dalam cool box berukuran 25 liter yang telah diisi es berbentuk flake. Setelah sampel tersimpan baik di dalam cool box, sampel ikan tuna kemudian dibawa menuju ruang preparasi sampel, laboratorium organoleptik Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta BPMPHPK DKI Jakarta dengan menempuh waktu perjalanan 15 menit dari PT.LNJ. Preparasi sampel dilakukan secara aseptik dan terbagi ke dalam beberapa kelompok sampel. Pertama adalah sampel kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan perbedaan suhu dan lama penyimpanan, diuji pada hari yang sama. Kedua adalah sampel untuk perlakuan suhu penyimpanan 0-1 ° C selama 24 jam, ketiga adalah sampel untuk perlakuan suhu penyimpanan 4 ° C selama 24 jam, dan terakhir adalah sampel untuk perlakuan suhu penyimpanan 30 ° C selama 24 jam. Setelah dipreparasi, sampel kontrol segera diuji Total Plate Count TPC dan uji bakteri penghasil histamin, dan diuji kadar histamin dan Total Volatile Base TVB. Sampel untuk pengujian hasil perlakuan perbedaan suhu penyimpanan disimpan pada masing-masing suhu uji akan diuji setelah 24 jam penyimpanan.

3.4 Prosedur Pengujian Sampel