������ = 0,4754 − 0,1215 ��ℎ� + 0,1271 ����� + 0,3025 ��ℎ�
2
+ 0,2175 �����
2
− 0,0106 ��ℎ�. �����
Selanjutnya model orde dua tanpa variabel tekanan �
2
akan diuji dengan uji signifikansi untuk melihat apakah variabel bebas
�
�
berpengaruh terhadap variabel respon
�. Dari estimasi model orde dua yang baru tanpa variabel tekanan
�
2
akan dilakukan pengujian signifikansi kembali.
4.2.7
Uji Signifikansi Model Orde Dua Tanpa Variabel Tekanan
�
�
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah terjadi hubungan antara parameter tidak bebas
� dengan parameter bebasnya �
1
��� �
3
. �
: �
= 0 ⟹ yaitu �
�
tidak mempengaruhi respon �
1
: �
�
≠ 0 ⟹ yaitu �
�
mempengaruhi respon Perhitungan uji signifikansidilakukan dengan bantuan software Minitab 16. Dari hasil
yang ditunjukkan pada software Minitab 16 Lampitan 1.c, diketahui bahwa nilai �
�
1
= 0,047 � = 0,05 ��� �
�
3
= 0,039 � = 0,05. Dari hasil yang diperoleh
uji signifikansi bahwa variabel tekanan �
1
dan �
3
berpengaruh terhadap variabel respon sehingga analisis data dapat dilanjutkan pada estimasi titik stasioner.
4.2.8 Penentuan Titik Stasioner
Setelah diketahui bahwa model orde dua telah sesuai melalui uji signifikansi maka tahap selanjutnya adalah menentukan titik stasioner. Titik stasioner adalah kombinasi
dari variabel bebas yang akan membuat optimum variabel respon baik dengan memaksimalkan atau meminimumkan respon. Titik stasioner dalam penelitian ini
merupakan nilai optimal dari variabel bebas yang akan meminimumkan variabel respon. Variabel bebas pada penelitian ini adalah suhu dan waktu, sedangkan variabel
respon yang akan diminimumkan adalah kadar minyak yang terikut dalam air rebusan. Dalam penelitian ini fungsi titik stasioner akan ditentukan dengan
menggunakan parameter-parameter pada persamaan model orde dua yang direpresentasikan ke dalam matriks. Bentuk matriks untuk menentukan titik stasioner
adalah sebagai berikut: Dari persamaan orde dua:
�� = 0,4754 − 0,1215 �
1
+ 0,1271 �
3
+ 0,3025 �
1 2
+ 0,2175 �
3 2
− 0,0106 �
1
�
3
diperoleh matriks: � = �−
0,1215 0,1271 �
, � = �
0.3025 −0,0053
−0,0053 0,2175 �
sehingga diperoleh titik stasioner sebagai berikut: �
�
= −
1 2
�
−1
. �
�
�
= −
1 2
� 3,3072
0,0806 0,0806
4,5997� .
�− 0,1215
0,1271 � �
�
= �
0,3228 −0,4926�
Hasil transformasi variabel dari bentuk ke kode ke nilai sesungguhnya adalah: 0,3228 =
� − 135 5
��� − 0,4926 = � − 90
10 dengan demikian diperoleh nilai sesungguhnya dari variabel suhu adalah
� = 136,614
≈ 137 C, dan
� = 85,074 ≈ 85 menit untuk variabel waktu. Selanjutnya akan diestimasi nilai minimum dari variabel respon dengan
menggunakan persamaan �� = �̂
+
1 2
�
� ′
�sehingga diperoleh nilai minimum variabel respon yaitu kadar minyak yang terikut dalam air rebusan sebagai
berikut: �� = �̂
+ 1
2 �
� ′
� �� =
0,4754
+ 1
2 [0,3228
−0,4926] �− 0,1215
0,1271 � �� =
0,4454
Nilai optimal merupakan nilai optimum dari variabel-variabel bebas, sehingga nilai optimal dari variabel respon kadar minyak yang terikuti dalam air
rebusan �� = 0,4453 . Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakaan suhu
sebesar 137 C dan perebusan selama 85 menit akan dicapai kondisi optimum dari
terikutnya minyak ke dalam air rebusan.
4.2.9 Plot Kontur