Kurva kalibrasi kalium, natrium dan magnesium Pengujian kandungan kalium, natrium dan magnesium pada sampel

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel dilakukan oleh bagian Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa sampel yang digunakan adalah kentang dengan jenis Solanum tuberosum L. dari suku Solanaceae. Data hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 40.

4.2 Analisis Kuantitatif

4.2.1 Kurva kalibrasi kalium, natrium dan magnesium

Kurva kalibrasi kalium, natrium dan magnesium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan baku ketiganya pada panjang gelombang masing-masing. Dari pengukuran kurva kalibrasi untuk ketiganya diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,04501 X – 0,01113 untuk kalium, Y = 0,140129 X + 0,000886 untuk natrium, dan Y = 0,409429 X – 0,001114 untuk magnesium. Kurva kalibrasi larutan baku kalium, natrium dan magnesium dapat dilihat pada Gambar 4.1, 4.2 dan 4.3. 30 Gambar 4.1 Kurva kalibrasi larutan baku kalium Gambar 4.2 Kurva kalibrasi larutan baku natrium � = �, ������ � − �, ������ r = 0,9999 Gambar 4.3 Kurva kalibrasi larutan baku magnesium 31 Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan kofisien korelasi r untuk kalium sebesar 0,9991, natrium sebesar 0,9998 dan magnesium 0,9999. nilai r ≥ 0 ,997 menunjukkan adanya korelasi linear antara X dan Y Ermer dan McB. Miller, 2005.

4.2.2 Pengujian kandungan kalium, natrium dan magnesium pada sampel

Sampel yang digunakan dalam penetapan kadar kalium, natrium dan magnesium terdiri dari dua jenis yaitu kentang granola dan kentang mini. Pengujian kandungan kalium, natrium dan magnesium dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Sumber nyala yang dipakai adalah udara-asetilen dengan suhu nyala 2200°C yang dapat mengatomisasi hampir semua elemen. Kalium dan natrium pada dasarnya merupakan logam alkali yang dapat teratomisasi sempurna dengan udara-propana ataupun dapat menggunakan grafit furnance akan tetapi dalam hal ini keterbatasan alat dan bahan sangat diperhitungkan, sedangkan magnesium terionisasi sempurna dengan udara- asetilen Gandjar dan Rohman, 2011. Konsentrasi kalium, natrium dan magnesium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi. Data dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 52 dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 54. Pengujian dilanjutkan dengan perhitungan statistik perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, halaman 59, Lampiran 11, halaman 63, dan Lampiran 12, halaman 68. Hasil analisis kuantitatif kalium, natrium dan magnesium pada sampel kentang granola dan kentang mini dapat dilihat pada Tabel 4.1. 32 Tabel 4.1 Hasil Analisis Kuantitatif Kalium, Natrium dan Magnesium pada Sampel Kentang Granola dan Kentang Mini. Mineral Kadar Sampel KG mg100 g Kadar Sampel KM mg100 g Kalium 593,2451 ± 5,2054 685,0435 ± 4,6067 Natrium 8,4773 ± 0,0500 8,1509 ± 0,0402 Magnesium 33,7912 ± 0,1477 33,6424 ± 0,1871 Keterangan: KG = Kentang Granola KM = Kentang Mini Dari hasil analisis kuantitatif kalium, natrium dan magnesium yang tercantum pada Tabel 4.1, sampel KM mengandung kadar kalium lebih tinggi dibandingkan sampel KG, hal ini disebabkan oleh KM yang berumur lebih muda dibandingkan dengan KG. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori dari Irma, dkk, 2012 bagian muda lebih banyak menyimpan mineral karena belum banyak organ yang rusak akibat penuaan. Selain itu kalium juga berpengaruh terhadap peningkatan daya serap air pada tanaman sehingga dapat mencegah tanaman layu, meningkatkan ketahanan terhadap penyakit dan meningkatkan daya simpan umbi Samadi, 2011, sehingga kalium lebih banyak berada pada bagian umbi yang muda yaitu KM. Berbeda halnya dengan kalium, natrium pada sampel KG lebih tinggi dibandingkan dengan KM. Hal ini disebabkan oleh karena natrium pada tanaman berfungsi sebagai pembentuk dinding sel, penguat tangkai daun, dan pembentuk serat tanaman, sehingga natrium lebih banyak dibutuhkan pada tanaman yang lebih tua. Sedangkan magnesium pada KG juga lebih tinggi dibandingkan KM, hal ini karena magnesium memegang peranan penting dalam pertukaran zat fosfat, mineral ini dapat bergabung dengan ATP sehingga dapat berfungsi dalam berbagai reaksi pembentukan dan perkembangan umbi Samadi, 33 2011, sehingga magnesium lebih banyak terdapat pada bagian yang tua dalam hal ini yaitu KG. Berdasarkan hasil di atas yaitu Tabel 4.1 diperoleh kadar dalam 100 g kentang granola dan mini yang berbeda dengan hasil yang didapat pada literatur yaitu pada Tabel 2.1. Di mana kadar kalium, natrium dan magnesium yang didapat dalam Tabel 4.1 lebih tinggi dibandingkan dengan kadar yang didapat pada Tabel 2.1. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis hara, kesuburan tanah dan pengelolaan tanaman Rosmarkam dan Yuwono, 2011.

4.2.3 Pengujian Beda Nilai Rata-rata Kadar Kalium, Natrium dan