Policy Analysis Matrix PAM

57 Nilai SCF ditentukan berdasarkan formulasi sebagai berikut Rosegrant, 1987 dalam Gittinger, 1986: Keterangan: SCFt = Faktor Konversi Standar tahun ke-t Mt = Nilai Impor tahun ke-t Rp Tmt = Pajak Impor tahun ke-t Rp Xt = Nilai Ekspor tahun ke-t Rp Txt = Pajak Ekspor tahun ke-t Rp Nilai ekspor Indonesia untuk tahun 2011 Xt sebesar Rp 1.473.392.692.140,00. Nilai impor Indonesia untuk tahun 2011 Mt sebesar Rp 1.267.712.621.792.520,00. Penerimaan pemerintah dari pajak ekspor Txt untuk tahun 2011 sebesar Rp 28.270.000.000.000,00. Penerimaan pemerintah dari pajak impor Tmt sebesar Rp 24.680.000.000.000,00 16 . Nilai tukar resmi rata-rata mata uang rupiah terhadap U Dollar pada tahun 2011 sebesar Rp 8.708,85. Berdasarkan data tersebut dan perhitungan menurut Van Der Tak 1975 dalam Gittinger 1986, dapat diketahui nilai tukar bayangan mata uang rupiah terhadap U Dollar SER sebesar Rp 8.540,62.

4.4. Policy Analysis Matrix PAM

Penelitian ini menggunakan Policy Analysis Matrix PAM. PAM terdiri dari matriks yang disusun berdasarkan hasil analisis finansial privat dan analisis ekonomi sosial. Baris pertama mengestimasi keuntungan privat, yaitu perhitungan penerimaan dan biaya berdasarkan harga yang berlaku, yang 16 Bea Cukai Yakin Bisa Setor Rp 129,35 Trilliun ke Kas Negara. [1] Detikfinance. http:finance.detik.comread2011122708100518000304bea-cukai- yakin bisa-setor-rp-129,35-triliun-ke-kas-negara diaskes pada 4 Februari 2012 58 mencerminkan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Baris kedua mengestimasi keuntungan sosial, yaitu perhitungan penerimaan dan biaya dengan harga sosial harga yang akan menghasilkan alokasi terbaik sumberdaya dan dengan sendirinya menghasilkan pendapatan tertinggi. Pada baris ketiga menggambarkan divergensi kegagalan pasar yang merupakan selisih antara baris pertama dengan baris kedua. Tabel matriks PAM dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Matriks Analisis Kebijakan Uraian Penerimaan Output Biaya Input Keuntungan Tradable Non Tradable Harga Privat A B C D Harga Sosial E F G H Efek Divergensi I J K L Sumber : Monke dan Pearson, 1989 Keterangan: Keuntungan Privat : D = A - B - C Koefisien Proteksi Output Nominal NPCO = A E Keuntungan Sosial : H = E - F - G Koefisien Proteksi Input Nominal NPCI = B F Transfer Output : I = A - E Koefisien Proteksi Efektif EPC = A-B E - F Transfer Input : J = B - F Koefisien Keuntungan PC = D H Transfer Faktor : K = C - G Rasio Subsidi untuk Produsen SRP = L E Transfer Bersih : L = D - H Private Cost Ratio PCR : C A - B Domestic Cost Ratio DRC : G E - F Dari matriks analisis kebijakan dapat dilakukan beberapa analisis, yaitu: 1. Analisis Keunggulan Komparatif Keunggulan komparatif dapat dilihat dari keuntungan usahatani padi semiorganik pada harga sosial. keunggulan komparatif dianalisis berdasarkan keuntungan sosial dan rasio biaya sumberdaya domestik. a Keuntungan Sosial atau Social Profitability Keuntungan sosial KS merupakan indikator daya saing keunggulan komparatif pada kondisi tidak ada efek divergensi. Keuntungan sosial dirumukan sebagai berikut: KS H = E – F – G 59 Keterangan : E = Penerimaan Sosial F = Biaya input tradable sosial G = Biaya input nontradable sosial Jika keuntungan sosial lebih besar dari nol dan nilainya makin besar, maka sistem komoditi padi semiorganik tersebut makin efisien dan mempunyai keunggulan komparatif yang tinggi. Sebaliknya, jika keuntungan sosial lebih kecil dari nol, maka sistem komoditi tidak mampu berjalan dengan baik tanpa bantuan atau intervensi pemerintah. b Rasio Biaya Sumberdaya Domestik Domestic Ratio Cost DRC DRC adalah rasio biaya domestik terhadap nilai tambah dalam harga bayangan. Nilai ini digunakan sebagai ukuran efisiensi secara ekonomi dan menjadi satu indikator keunggulan komparatif. Suatu kegiatan ekonomi juga diharapkan memiliki nilai DRC yang kurang dari satu agar terjadi efisiensi secara ekonomi menunjukkan keunggulan komparatif. Apabila nilai DRC yang lebih dari satu, menunjukkan semakin besar penggunaan sumberdaya atau terjadi pemborosan sumberdaya domestik. DRC dapat diperoleh dari rumus:

2. Analisis Keunggulan Kompetitif