42 Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  dilakukan  diperoleh  bilangan  iodin
terendah yaitu pada konsentrasi katalis 11,5.
4.2.3  Pengaruh  Waktu  Reaksi  Poliesterifikasi  Terhadap  Bilangan  Asam Poliester
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Waktu Reaksi Poliesterifikasi terhadap Bilangan Asam Poliester dengan Waktu Polimerisasi 4 Jam
Gambar 4.3 memperlihatkan grafik pengaruh waktu reaksi poliesterifikasi terhadap bilangan asam poliester dengan waktu  polimerisasi 4 jam. Dapat dilihat
pada  gambar  4.3  bilangan  asam  menurun  seiring  dengan  bertambahnya  waktu reaksi poliesterifikasi.
Analisis bilangan asam dilakukan untuk mengetahui perkembangan reaksi poliesterifikasi.  Reaksi  poliesterifikasi  dianggap  telah  berlangsung  jika  bilangan
asam  mengalami  penurunan.  Penurunan  bilangan  asam  ini  terjadi  akibat perpanjangan  rantai  reaktif  karboksil  membentuk  polimer  [45].  Hal  ini  sesuai
dengan hasil yang diperoleh pada penelitian ini. Bilangan  asam  juga  dapat  digunakan  sebagai  parameter  kualitas  poliester
yang  dihasilkan.  Semakin  tinggi  bilangan  asam  maka  kualitas  poliester  yang dihasilkan akan semakin buruk. Hal ini disebabkan oleh tingginya bilangan asam
10 20
30 40
50 60
70
60 120
180 240
300
B il
an gan
Asam m
g K
OH g
Waktu Reaksi Poliesterifikasi menit
Katalis 6,9 Katalis 9,2
Katalis 11,5 Katalis 0
Universitas Sumatera Utara
43 menunjukkan  tingginya  kemampuan  suatu  bahan  dalam  menyerap  air  [45].
Poliester komersial yang beredar di pasaran memiliki standard bilangan asam ≤32 mg KOHg [56]. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini memiliki nilai bilangan
asam ≤32 mg KOHg, maka hal ini menunjukkan diperolehnya poliester dengan kualitas bilangan asam yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bilangan asam optimum yang dapat diperoleh yaitu pada konsentrasi katalis polimerisasi 9,2.
4.2.4  Pengaruh  Konsentrasi  Katalis  Polimerisasi  Terhadap  Berat  Molekul Poliester
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Konsentrasi Katalis Polimerisasi terhadap Berat Molekul Poliester dengan Waktu Polimerisasi 4 Jam
Gambar  4.4  memperlihatkan  grafik  pengaruh  konsentrasi  katalis polimerisasi  terhadap  berat  molekul  poliester  dengan  waktu  polimerisasi  4  jam.
Dapat  dilihat  pada  gambar  4.4  berat  molekul  berfluktuasi  seiring  dengan meningkatnya konsentrasi katalis.
Berat  molekul  polimer  merupakan  perhatian  utama  dalam  praktek pembuatan  polimer.  Berat  molekul  penting  untuk  mengetahui  perubahan  berat
molekul  polimer  terhadap  konsentrasi  katalis.  Poliester  memiliki  gugus  ujung
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
2 4
6 8
10 12
14
B er
at M
oleku l
gm ol
Konsentrasi Katalis
Universitas Sumatera Utara
44 berupa gugus karboksil dan hidroksil pada ujung lainnya [57]. Zhang, dkk.1994
menggunakan  metode  analisis  gugus  ujung  untuk  menentukan  berat  molekul dalam sintesis polikaprolakton [8]. Oleh karena itu, berat  molekul  poliester pada
penelitian ini dapat dianalisis dengan menggunakan metode gugus ujung. Reaksi  poliesterifikasi  merupakan  reaksi  polikondensasi  yang  bersifat
reversible  [54]. Semakin  banyak  konsentrasi  katalis  maka  banyaknya  pemutusan ikatan  -  ikatan  rangkap  yang  ada  pada  sampel  semakin  banyak  [52].  Selain  itu,
meningkatnya  konsentrasi  katalis  meningkatkan  mileage  g  polimer  per  mg katalis.  Konsentrasi  katalis  yang  lebih  besar  akan  meningkatkan  jumlah  pusat
aktif  yang  akan  menginisiasi  polimerisasi  sehingga  jumlah  polimer  yang dihasilkan meningkat pula [14]. Maka diduga pembentukan ikatan rantai panjang
akan  menghasilkan  berat  molekul  yang  tinggi.  Dalam  reaktor  batch  tertutup, metanol  hasil  reaksi  tidak  dikeluarkan  dari  reaktor.  Akibatnya,  konsentrasi
metanol semakin bertambah sampai laju depolimerisasi = polimerisasi [45]. Hasil  penelitian  menunjukkan  peningkatan  berat  molekul  seiring  dengan
bertambahnya  konsentrasi  katalis  polimerisasi.  Akan  tetapi  pada  konsentrasi katalis  polimerisasi  11,5  terjadi  penurunan  berat  molekul.  Diduga  terjadinya
penurunan berat molekul ini disebabkan oleh semakin banyak konsentrasi katalis polimerisasi  pada  kondisi  kesetimbangan  pembentukan  poliester  telah  berbalik
membentuk reaktan kembali. Poliester  dengan  berat  molekul  tinggi  umumnya  linear,  bersifat  polimer
termoplastik dengan berat molekul 10.000 – 30.000 gmol. Poliester berat molekul
tinggi dapat digunakan untuk aplikasi powder coating dan drying binder pada cat. Poliester  dengan  berat  molekul  rendah  yaitu  diantara  500-7000  gmol  dan
umumnya  tidak  cocok  digunakan  untuk  drying  binder.  Poliester  dengan  berat molekul rendah mungkin dapat berupa rantai linear atau bercabang dengan gugus
ujung  hidroksil  dan  karboksil.  Untuk  tujuan  khusus,  poliester  dengan  berat molekul  rendah  1000-5000  gmol  lebih  banyak  dimodifikasi  karena  memilki
gugus fungsional karboksil dan hidroksil yang lebih reaktif dibandingkan poliester dengan berat molekul tinggi [8].
Hasil  penelitian  menunjukkan  poliester  yang  dihasilkan  memiliki  rentang 288,81  -  1522,07  gmol.  Sehingga  hasil  poliester  yang  dihasilkan  tergolong
Universitas Sumatera Utara
45 poliester dengan berat molekul rendah yang lebih cocok digunakan untuk aplikasi
poliester  termodifikasi.  Rendahnya  berat  molekul  poliester  yang  dihasilkan disebabkan  oleh  bahan  baku  yang  digunakan  adalah  metil  ester  ALSD  yang
memiliki ikatan rangkap yang rendah. Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  dilakukan,  berat  molekul  poliester
optimum diperoleh pada kondisi konsentrasi katalis polimerisasi 9,2.
4.2.5  Pengaruh  Konsentrasi  Katalis  Polimerisasi  Terhadap  Viskositas Poliester