a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan.
c. Kualitas merupakam kondisi yang selalu berubah.
3.2. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas adalah teknik dan kegiatan yang digunakan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari suatu produk.
Pengendalian kualitas mengintegrasikan hubungan antara teknik dan kegiatan sebagai berikut:
1. Spesifikasi yang dibutuhkan.
2. Desain produk untuk memenuhi spesifikasi.
3. Produksi atau instalasi untuk memenuhi keseluruhan tujuan dari spesifikasi.
4. Inspeksi untuk menentukan kesesuaian spesifikasi.
5. Tinjauan kembali dari penggunaan informasi untuk perbaikan spesifikasi jika
diperlukan. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk peningkatan kualitas secara terus
menerus.
3.3. Rekayasa Kualitas
Rekayasa kualitas dapat diartikan sebagai proses pengukuran yang dilakukan selama perancangan produk atau proses. Kerangka dasar dari rekayasa
kualitas merupakan suatu hubungan antara dua disiplin ilmu yaitu teknik perancangan dan manufaktur, dimana mencakup seluruh aktivitas pengendalian
Universitas Sumatera Utara
kualitas dalam setiap fase dari penelitian dan pengembangan produk, parancangan proses, perancangan produksi dan kepuasan konsumen.
Target dari metodologi rekayasa kualitas ini adalah untuk mencapai seluruh target dari perbaikan terus menerus, penemuan yang dipercepat,
penyelesaian masalah dengan cepat dan efektivitas biaya dalam meningkatkan kualitas produk. Metodologi rekayasa kualitas dapat dibedakan menjadi 2 bagian
yaitu: 1.
Rekayasa kualitas secara off-line Dalam rakayasa kualitas secara off-line, perancangan eksperimen merupakan
peralatan yang sangat fundamental terutama pada kegiatan penelitian dan pengembangan produk. Teknik perancangan eksperimen pada dasarnya
melalui dua hal yaitu mengidentifikasi sumber dari variasi dan menentukan perancangan proses yang optimal. Metodologi rekayasa secara off-line terbagi
dalam tiga tahap yaitu perancangan konsep, perancangan parameter dan perancangan toleransi.
2. Rekayasa kualitas secara on-line
Rekayasa kualitas secara on-line merupakan suatu aktivitas untuk mengamati dan mengendalikan kualitas pada setiap proses produksi secara langsung.
Aktivitas ini sangat penting dalam menjaga agar biaya produksi menjadi rendah dan secara langsung pula dapat meningkatkan mutu produk. Rekayasa
kualitas secara on-line ini juga dapat mengontrol mesin-mesin produksi sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan pada mesin-mesin tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Pareto Diagram
Pareto diagram adalah sebuah grafik yang mengklasifikasikan peringkat
data dalam urutan dari kiri ke kanan. Klasifikasi data yang mungkin antara lain adalah masalah, penyebab, jenis kesesuaian dan sebagainya. Variabel utama
berada di sebelah kiri dan variabel lain disebelah kanan. Pareto diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang paling penting biasanya
aturan pareto 80-20 yang berarti 20 dari cacat sistem menyebabkan 80 masalah atau 80 gangguan berasal dari 20 masalah yang ada. Penyusunan
pareto diagram sangat sederhana. Proses penyusunan pareto diagram meliputi
enam langkah, yaitu : 1.
Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan jumlah masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian dan sebagainya.
2. Menetukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik
tersebut, misalnya rupiah, unit, frekuensi dan sebagainya. 3.
Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang ditentukan. 4.
Merangkum data dan membuat ranking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.
6. Menggambar diagram batang yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif
masing – masing masalah.
7. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
Contoh dari diagram pareto dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Dale. H Besterfield, Total Quality Management
Gambar 3.1. Pareto Diagram
Skala persentase kumulatif, bila digunakan harus sesuai dengan skala satuan atau frekuensi sehingga 100 pada hasilnya sama dengan total satuan atau frekuensi.
Penggunaan pareto diagram adalah sebuah proses yang tidak ada habisnya. Pareto diagram
adalah alat perbaikan kualitas yang kuat. Hal ini berlaku untuk identifikasi masalah dan pengukuran kemajuan.
3.5. Cause and Effect Diagram