Dimensi Adversity Intelligence Hubungan Antara Adversity Intelligence Dengan Perilaku Inovatif Pada Wirausaha Etnis Tionghoa

Lalu ia menyatakan bahwa suksesnya suatu pekerjaan dan hidup seseorang ditentukan oleh adversity intelligence. Menurut Stolzt 2000, adversity intelligence tersebut terwujud dalam tiga bentuk, yaitu: a. Kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. b. Suatu ukuran untuk mengetahui respon seseorang terhadap kesulitan. c. Serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon seseorang terhadap kesulitan. Berdasarkan dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adversity intelligence adalah suatu kemampuan seseorang dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan, mengubah hambatan menjadi peluang serta mampu bertahan hidup guna meraih kesuksesan.

2. Dimensi Adversity Intelligence

Adversity Intelligence terdiri atas lima dimensi yaitu Control, Origin, Ownership, Reach, dan Endurance yang nantinya akan dihitung dengan perhitungan Adversity Response Profile ARP yang akan menghasilkan skor dari adversity intelligence Stoltz, 2000 sebagai berikut : C + O2 + R + E = AQ Sumber: Stoltz, 2000 Universitas Sumatera Utara

a. Control C

Dalam dimensi Control akan dipertanyakan Stoltz, 2000, berapa banyak kendali yang seseorang rasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan? Kata yang penting dalam dimensi ini adalah merasakan. Kendali yang sebenarnya dalam suatu situasi hampir tidak mungkin diukur. Semakin tinggi adversity intelligence dan skor Control ini, semakin besar kemungkinan seseorang mempunyai kendali yang kuat atas peristiwa-peristiwa yang buruk, juga semakin besar kemungkinan untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan.

b. Origin O

Dalam dimensi Origin akan dipertanyakan Stoltz, 2000, apa yang akan menjadi asal usul dari kesulitan? Seseorang dengan nilai Origin yang rendah akan cenderung menempatkan rasa bersalah yang tidak semestinya atas peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi, atau sebagai penyebab dari kesulitan tersebut. Rasa bersalah memiliki dua fungsi penting, yang pertama sebagai alat bantu untuk belajar atau yang kedua sebagi sebuah penjurusan terhadap penyesalan. Semakin tinggi skor Origin seseorang, semakin besar kecenderungan seseorang untuk menganggap sumber-sumber kesulitan itu berasal dari orang lain atau dari luar dan menempatkan peran seseorang sedemikian rupa sehingga seseorang bisa menjadi lebih cerdik, lebih cepat, lebih baik, atau lebih efektif bila di lain waktu menghadapi situasi serupa. Universitas Sumatera Utara

c. Ownership O

Dalam bukunya Paul Stoltz 2000 menyatakan, semakin tinggi skor Ownership seseorang, semakin besar orang tersebut mengakui akibat-akibat dari suatu perbuatan, apa pun penyebabnya. Semakin rendah skor Ownership seseorang, semakin besar kemungkinannya orang tersebut tidak mengakui akibat-akibatnya, apapun penyebabnya. Kecenderungan untuk menepis peristiwa-peristiwa buruk atau menghindari tanggung jawab ini jelas merupakan sifat yang tidak diinginkan.

d. Reach R

Dalam dimensi Reach akan dipertanyakan Stoltz, 2000, sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang? Semakin rendah skor Reach seseorang, semakin besar kemungkinannya orang tersebut menganggap peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana, dengan membiarkannya meluas seraya menyedot kebahagiaan dan ketenangan pikiran seseorang saat proses berlangsung. Semakin tinggi skor Reach, semakin besar kemungkinan seseorang membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi.

e. Endurance E

Dimensi Endurance akan mempertanyakan 2 hal pada adversity intelligence, yaitu Stoltz, 2000, berapa lamakah kesulitan akan berlangsung? Dan berapa lamakah penyebab kesulitan itu akan berlangsung? Universitas Sumatera Utara Semakin tinggi adversity intelligence dan skor Endurance, semakin besar kemungkinan seseorang untuk memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang berlangsung lama, atau bahkan permanen, dan mungkin menganggap penyebab kesulitan sebagai sesuatu yang bersifat sementara dan mungkin tidak akan terjadi lagi. Hal ini akan meningkatkan energi, optimisme, dan kemauan untuk bertindak. Dalam menganalisis adversity intelligence, akan ditemukan bahwa besar adversity intelligence tidak sekadar dikategorikan sebagai “tinggi” atau “rendah”, karena adversity intelligence terletak dalam sebuah rangkaian. Semakin tinggi skor adversity intelligence seseorang maka semakin besar kemungkinan seseorang tersebut menikmati manfaat-manfaat adversity intelligence yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada lima dimensi adversity intelligence yaitu, control, origin, ownership, reach, dan endurance.

3. Tipe Adversity Intelligence