Pengantar Struktur Melodi Lagu Struktur Lagu Manongkah Kerang

BAB IV STRUKTUR LAGU MANONGKAH KERANG DALAM

PERTUNJUKAN DUANU OLEH SANGGAR LATAH TUAH UIN SUSKA RIAU

4.1 Pengantar

Struktur musik yang dikaji dalam Bab ini mencakup struktur melodi yang digunakan. Struktur melodi lagu menjadi bagian dari lagu dalam Pertunjukan Duanu oleh Sanggar Latah Tuah UIN Suska Riau. Lagu Manongkah Kerang adalah salah satu lagu yang mewakili tulisan ini. Dengan nuansa melayu yang dibuat sendiri oleh penata musik Sanggar Latah Tuah. Lagu ini akan dikaji melalui delapan unsur seperti yang ditawarkan oleh William P. Malm melalui teori weighted scale. Adapun kedelapan unsur melodi yang akan dianalisis meliputi: 1. tangga nada 2. nada pusat atau nada dasar; 3. wilayah nada, 4. jumlah nada-nada 5. interval yang digunakan; 6. pola-pola kadensa; 7. formula melodi ,dan 8. kontur. Universitas Sumatera Utara

4.2 Struktur Melodi Lagu

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.2. Struktur Lagu Manongkah Kerang

Dengan berdasar kepada teori weighted scale yang diaplikasikan untuk menganalisis lagu tersebut yaitu Manongkah Kerang maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

4.2.1 Tangga Nada

Setelah melakukan transkripsi dari lagu tersebut maka selanjutnya menganalisi struktur melodinya. Pendekatan yang dlakukan Penulis untuk menentukan tangga nada dan nada dasar dilakukan dengan pendekatan weighted scale, seperti yang dikemukakan oleh Bruno Nettl 1964:7. Teori ini dapat mendeskripsikan secara umum keberadaan struktur melodi lagu Manongkah Kerang terutama bagi para pemula yang dilatarbelakangi pendidikan musik Barat yang selanjutnya lebih dapat menelusuri konsep dan struktur sebenarnya musik Manongkah Kerang oleh Sanggar Latah Tuah UIN Suska Riau ini baik dalam pandangan musikologis secara umum. Dari hasil transkripsi lagu sampel itu, maka struktur tangga nada yang digunakan oleh lagu tersebut adalah seperti berikut ini: Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Nada Dasar

Dalam menentukan nada dasar, penulis mempergunakan kriteria- kriteria generalisasi yang ditawarkan oleh Bruno Nettl dalam bukunya yang berjudul Theory and Method in Ethnomusicology 1984:164. Menurutnya ada tujuh kriteria yang ditawarkannya untuk menentukan nada dasar suatu lagu, yaitu sebagai berikut : 1. Melihat dari patokannya nada mana yang sering dipakai 2. Walaupun jarang dipakai nada yang harga ritisnya besar bisa dikatakan sebagai nada dasar. 3. Melihat nada awal atau akhir suatu komposisi yang dianggap mempunyai fungsi penting dalam penentuan tonalitas nada dasar. 4. Nada yang berada pada posisi paling rendah atau posisi tengah dianggap penting. 5. Jika ada satu anda yang digunakan bersaaan dengan oktafnya dan ritmisnya sebagai patokan. 6. Untuk mendeskripsikan sistem tonalitas seperti itu, cara terbaik adalah berdasar kepada pengalaman akrab dengan gaya musik tersebut terjemahan Marc Perlman 1990. Dari beberapa kriteria diatas maka nada dasar dalam lagu Manongkah Kerang adalah sebagai berikut : 1. Nada yang sering dipakai adalah nada G 2. Nada yang memiliki ritmis harga ritmis yang besar adalah nada D Universitas Sumatera Utara 3. Nada awal komposisi adalah nada G, dan nada akhirnya adalah nada G 4. Nada paling rendah adalah nada C, dan nada paling tengah adalah nada D 5. Adanya tekanan ritmis pada nada D 6. Pengenalan yang akrab dengan gaya musik yang G Kesimpulan lagu Menongkah Kerang bernada dasar G, karena nada-nada yang digunakan adalah nada G-D-A yaitu 5-2-1 dari tangga nada G.

4.2.3 Wilayah Nada

Dari hasil tangga nada yang didapatkan dari Lagu Manongkah Kerang Dengan berpedoman pada nada terendah dan nada yang tertinggi frekuensinya dan jarak atau interval yang dihasilkan. Maka wilayah nada yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Manongkah Kerang : G sampai ke nada D

4.2.4 Jumlah Nada

Dalam menentukan jumlah nada-nada ada dua cara yang perlu dilakukan. Yang pertama adalah melihat banyaknya kemunculan setiap nada tanpa melihat jumlah durasinya secara kumulatif. Yang kedua adalah melihat kemunculannya dan sekaligus menghitung durasi kumulatif. Karena durasi juga Universitas Sumatera Utara menentukan komposisi jumlah nada dalam melodi. Jumlah nada dalam lagu Manongkah Kerang adalah 153 nada.

4.2.5 Penggunaan Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada berikutnya, naik maupun turun Manoff 1991 : 50. Pada suatu komposisi lagu interval adalah penggarapan melodi yang dicapai melalui bangunan nada secara melangkah atau melompat, turun , maupun mendatar. Ukuran interval ini dapat menggunakan laras atau langkah dan sent. Penggunaan Interval dalam lagu Manongkah Kerang adalah : Interval Murni Mayor Minor Dim Prime Murni 107 Sekunda 78 Terst 21 Kwart 15 Kwin

4.2.6 Pola-Pola Kadensa

Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu yang biasanya ditandai dengan tanda istirahat. Pola kadensa dapat dibagi menjadi dua bagian, Universitas Sumatera Utara yaitu: semi kadens half cadence dan kadens penuh full cadence. Semi kadens half cadence adalah suatu bentuk istirahat yang tidak lengkap atau tidak selesai complete dan memberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih lanjut. Sedangkan kadens penuh full cadence adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa selesai lengkap sehingga pola kadensa seperti ini tidak memberikan keinginan kesan untuk menambah gerakan ritem. Berikut pola kadensa yang terdapat pada lagu Manongkah Kerang. Pada Frasa 1 Bar 3 Pada Frasa 2 Bar 5

4.2.7 Formula Melodi

Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk dan frasa. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. William P. Malm mengemukakan bahwa ada beberapa istilah dalam menganalisis bentuk, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Repetitive adalah bentuk nyanyian dengan melodi pendek yang diulangulang. 2. Iterative adalah bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian. 3. Strophic adalah bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda. 4. Reverting adalah bentuk yang apabila dalam nyanyian terjadi pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi. 5. Progressive adalah bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru. Dalam lagu Manongkah Kerang ini menggunakan formula melodi Repetitive dan Strophic. Bentuk : A-B Frasa : A-B Motif Melody : a1-a2 b1-b2

4.2.8 Kontur

Kontur adalah garis melodi dalam sebuah nyanyian. Malm membedakan kontur ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut: 1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara 2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah. 3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya. 4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun. 5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. 6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor. 7. Static yaitu garis melodi yangbentuknya tetap yang jaraknya mempunyai batas-batasan. Melodi yang dihasilkan dalam lagu manongkah kerang ini adalah: Pada bar 3 desending menurun Pada bar 5 terraced berjenjang Pada bar 11 asending menaik Pada bar 24 statis sejajar Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan