24
Pembebaban lalu lintas 70 dan faktor pembesaran diatas 100 BGT dan BTR tidak berlaku untuk gaya rem.
3. Beban pejalan kaki Semua elemen dari trotoar atau jembatan penyeberangan yang langsung
memikul pejalan kaki harus direncanakan untuk beban nominal 5 kPa. Apabila trotoar memungkinkan digunakan untuk kendaraan ringan atau ternak, maka
trotoar harus direncanakan untuk bisa memikul beban hidup terpusat sebesar 20 kN.
Tabel 2.13 Faktor beban akibat pejalan kaki Jangka
waktu Faktor beban
K
S;;TP;
K
U;;TP;
Transien 1,0
1,8
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
II.6.3 Aksi Lingkungan
1. Pengaruh temperatursuhu Kondisi temperatursahu sangat berpengaruh pada beban yang bekerja
pada jembatan karena akan berpengaruh pada kembang susut material jembatan. Faktor akibat beban pengaruh temperatursuhu dapat dilihat di tabel 2.14.
Tabel 2.14 Faktor beban akibat pengaruh temperatursuhu Jangka waktu
Faktor beban K
S;;ET;
K
U;;ET
Biasa Terkurangi Transien
1,0 1,2
0,8
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Universitas Sumatera Utara
25
Secara umum temperatur jembatan berbeda sesuai dengan tipe bangunan atas yang digunakan dan sifat bahannya.
Tabel 2.15 Temperatur jembatan rata-rata nominal Tipe bangunan atas
Temperatur jembatan rata-rata minimum 1
Temperatur jembatan rata-rata maksimum
Lantai beton diatas gelagar atau boks beton
15
o
C 40
o
C Lantai beton diatas gelagar,
boks atau rangka baja 15
o
C 40
o
C Lantai pelat baja diatas
gelagar, boks atau rangka baja
15
o
C 40
o
C CATATAN 1 temperatur jembatan rata-rata minimum bisa dikurangi 5
o
C untuk lokasi yang terletak pada ketinggian lebih besar dari
500 m diatas permukaan laut
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Tabel 2.16 Sifat bahan rata-rata akibat pengaruh temperatur Bahan
Koefisien perpanjangan akibat suhu Modulus elastisitas
MPa Baja
12 x 10
-6
per
o
C 200.000
Beton : Kuat tekan 30 MPa
Kuat tekan 30 MPa 10 x 10
-6
per
o
C 11 x 10
-6
per
o
C 25.000
34.000 Aluminium
24 x 10
-6
per
o
C 70.000
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Momen akibat temperatur ditunjukkan persamaan : � =
�
�
�
�
�∆� ℎ
2.1 Gaya lintang akibat temperatur ditunjukkan persamaan :
� = �
�
�∆��
�
2.2
Universitas Sumatera Utara
26
2. Beban angin Kondisi angin pada suatu tempat merupakan beban yang akan bekerja
pada struktut jembatan tertentu dan menjadi faktor yang diperhitungkan pada rencana pembebanan. Faktor beban akibat beban angin terdapat ditabel 2.17.
Tabel 2.17 Faktor beban akibat beban angin Jangka waktu
Faktor beban K
S;;EW
K
U;;EW
Transien 1,0
1,2
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Gaya nominal ultimit dan daya layan jembatan akibat angin tergantung kecepatan angin rencana seperti berikut :
�
��
= 0,0006. �
�
. �
� 2
�
�
[ ��]
2.1 Dengan pengertian :
V
W
= kecepatan angin rencana ms. unutk keadaan batas yang ditinjau C
W
= koefisien seret A
b
= luas koefisien bagian samping jembatan m
2
Jika kendaraan melewati jembatan maka akan bekerja garis merata dengan arah horizontal dipermukaan lantai menururt RSNI T-02-2005 besar kecepatan
angin rencana V
W
pada kondisi tersebut ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
�
��
= 0,0012. �
�
. �
� 2
�
�
[ ��]
2.2 Dengan pengertian :
V
W
= kecepatan angin rencana ms untuk keadaan batas yang ditinjau C
W
= koefisien seret
Universitas Sumatera Utara
27
Tabel 2.18 Koefisien seret Tipe jembatan
C
W
Bangunan atas masif : 1, 2 bd = 1,0
bd = 2,0 bd
≥ 6,0 2,1 3
1,5 3 1,25 3
Bangunan atas rangka 1,2
CATATAN 1 b = lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisi luar sandaran d = tinggi bangunan atas, termasuk tinggi sandaran yang masif
CATATAN 2 untuk harga antara dari bd bisa di interpolasi linear CATATAN 3 apabila bangunan atas mempunyai superelevasi, C
w
harus Dinaikkan sebesar 3 untuk setiap derajat superelevasi, dengan
Kenaikan maksimum 2,5
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Tabel 2.19 Kecepatan angin rencana Keadaan batas
Lokasi Sampai 5 km dari pantai 5 km dari pantai
Daya layan 30 ms
25 ms Ultimit
35 ms 30 ms
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
3. Gesekan pada perletakan Gesekan pada perletakan termasuk pengaruh kekakuan geser dari
perletakan elastomer. Faktor beban akibat beban gesekan tumpuan menurut RSNI T-02-2005 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.20 Faktor beban akibat gesekan pada perletakan Jangka waktu
Faktor beban K
S;;FB
K
U;;FB
Biasa Terkurangi Transien
1,0 1,3 0,8
CATATAN 1 Gaya akibat gesekan pada perletakan terjadi selamanya adanya pergerakan. Pada bangunan atas tetapi gaya sisa mungkin
terjadi setelah pergerakan berhenti. Dalam hal ini gesekan pada perletakan harus memperhitungkan adanya pengaruh tetap yang
cukup besar.
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Universitas Sumatera Utara
28
Gaya akibat gesekan pada perletakan dihitung hanya menggunakan beban tetap, dan harga rata-rata dari koefisien gesekan pada perletakan jembatan dapat
dilihat pada tabel 2.21. Tabel 2.21 Koefisien gesekan perletakan
Jenis tumpuan Koefisien gesekan
� A. Tumpuan rol baja
1. dengan 1 atau 2 rol 2. dengan 3 atau lebih
0,01 0,05
B. Tumpuan gesekan 1. antara baja dengan campuran tembaga keras dan baja
2. antara baja dengan baja atau besi tuang 3. antara karet dengan bajabeton
0,15 0,25
0,15-0,18
Sumber :Bambang S. dan A.S. Muntohar, Jembatan, hal. 46
4. Beban akibat aliran air, benda hanyutan dan tumbukan dengan batang kayu Konstruksi jembatan sangat rentan terhadap beban aliran air khususnya
beban air saat banjir. Saat banjir beban akibat aliran air dapat bertambah besar akibat adanya penumpukan sampah dan tumbukan batang kayu pada pilar
jembatan. Tabel 2.22 Faktor beban akibat aliran air, benda hanyutan dan tumbukan dengan
batang kayu Jangka waktu
Faktor beban K
S;;EF;
K
U;;EF;
Transien 1,0
Lihat tabel 2.23
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 2.23 Periode ulang banjir untuk kecepatan air Keadaan batas
Periode ulang banjir
Faktor beban Daya layan untuk semua jembatan
20 tahun 1,0
Ultimit : Jembatan besar dan penting 1
Jembatan permanen Gorong-gorong 2
Jembatan sementara 100 tahun
50 tahun 50 tahun
20 tahun 2,0
1,5 1,0
1,5
CATATAN 1 Jembatan besar dan penting harus ditentukan oleh instansi yang berwenang
CATATAN 2 Gorong-gorong tidak mencakup bangunan drainase
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Gaya seret nominal ultimit dan daya layan pada pilar akibat aliran air tergantung kepada kecepatan sebagai berikut :
�
��
= 0,5. �
�
. �
� 2
�
�
[ ��]
2.3 Dengan pengertian :
V
s
= kecepatan air rata-rata ms untuk keadaan batas yang ditinjau. Yang dimaksud dalam pasal ini, kecepatan batas harus dikaitakan dengan
periode ulang dalam tabel 2.23 C
D
= koefisien seret – lihat gambar 2.6 A
d
= Luas proyeksi pilar tegak lurus arah aliran m
2
dengan tinggi sama dengan kedalaman aliran –lihat gambar 2.7
Universitas Sumatera Utara
30
Gambar 2.6 Koefisien seret dan angkat untuk bermacam-macam bentuk pilar
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Gambar 2.7 Luas proyeksi pilar untuk gaya-gaya aliran
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Menururt RSNI T-02-2005 besarnya gaya akibat benda hanyutan dihitung dengan menggunakan persamaan :
�
��
= 0,5. �
�
. �
� 2
. �
�
[ ��]
2.4
Universitas Sumatera Utara
31
Dengan pengertian : V
s
= kecepatan air rata-rata ms untuk keadaan batas yang ditinjau. Yang dimaksud dalam pasal ini, kecepatan batas harus dikaitakan dengan
periode ulang dalam tabel 2.23 C
D
= koefisien angkat – lihat gambar 2.6 A
d
= Luas proyeksi pilar tegak lurus arah aliran m
2
dengan tinggi sama dengan kedalaman aliran –lihat gambar 2.7
Menurut RSNI T-02-2005 besarnya gaya akibat tumbukan dengan batang kayu dihitung dengan menganggap bahwa batang dengan massa minimum sebesar
2 ton hanyut pada kecepatan aliran rencana harus bisa ditahan dengan gaya maksimum berdasarkan lendutan elastis ekuivalen dari pilar dengan rumus :
�
��
=
��
� 2
�
[ ��]
2.5 Dengan pengertian :
M = massa batang kayu = 2 ton V
a
= kecepatan air permukaan ms pada keadaan batas yang ditinjau. dalam hal tidak adanya penyelidikan yang terperinci mengenai
bentuk diagram kecepatan aliran air dilokasi jembatan, V
a
bisa diambil 1,4 kali kecepatan rata-rata V
s
. d = lendutan elastis ekuivalen m – lihat tabel 2.24
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 2.24 Lendutan ekuivalen untuk tumbukan batang kayu Tipe pilar
d m Pilar beton masif
Tiang beton perancah Tiang kayu perancah
0,075 0,150
0,300
Sumber :Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005
Kombinasi gaya akibat aliran air harus melihat kondisi DAS disekitar lokasi jembatan, sehingga kombinasi yang dilakukan benar-benar sesuai dengan
besarnya beban aliran yang akan terjadi.
II.6.4 Aksi Khusus Beban gempa