Uji Nonparametrik Pengujian Hipotesis Penelitian

2. Uji Nonparametrik

Uji nonparametrik pada penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan opini audit going concern yang diterima sebelum dan sesudah krisis finansial yang terjadi pada tahun 2008. Oleh karena itu, data sebelum krisis yang digunakan adalah 40 unit analisis yaitu 20 perusahaan sampel dikali 2 tahun penelitan 2006 dan 2007 sedangkan data sesudah krisis adalah 40 unit analisis yaitu 20 perusahaan sampel dikali 2 tahun penelitian 2008 dan 2009. Tabel 4.6 Ranks N Mean Rank Sum of Ranks GCAO_sesudah_krisis - GCAO_sebelum_krisis Negative Ranks 1 a 3.00 3.00 Positive Ranks 4 b 3.00 12.00 Ties 35 c Total 40 a. GCAO_sesudah_krisis GCAO_sebelum_krisis b. GCAO_sesudah_krisis GCAO_sebelum_krisis c. GCAO_sesudah_krisis = GCAO_sebelum_krisis Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17 Berdasarkan tabel 4.6, dapat dideskripsikan bahwa terdapat satu perusahaan yang menerima opini audit non going concern setelah krisis finansial sedangkan empat perusahaan menerima opini audit going concern setelah krisis finansial dan perusahaan yang tidak mengalami perubahan dalam penerimaan opini audit sebanyak 35 perusahaan Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Test Statistics b GCAO sesudah krisis – GCAO sebelum krisis Z -1.342 a Asymp. Sig. 2-tailed .180 a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17 Berdasarkan tabel 4.7 diatas, nilai Asymp. Signifikansi 0,180 nilai signifikansi 0,05, hal ini berarti tidak ada perbedaan penerimaan opini audit going concern antara sebelum krisis dan sesudah krisis finansial.

3. Pengujian Data

a. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Multikolinearitas Uji ini digunakan untuk situasi dimana adanya korelasi variabel- variabel independen antara satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Apabila terjadi korelasi antar variabel-variabel tersebut berarti terjadi masalah multikolinearitas sedangkan variabel yang baik adalah variabel yang tidak memiliki masalah multikolinearitas. Uji multikolinearitas ini dilakukan dengan melihat besaran VIF Variance Inflation factor dan tolerance serta melihat besaran korelasi antar variabel independen. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Coefficient Correlations a Model Opini_Tahun _sebelumnya ROA DER Kualitas Audit 1 Correlations Opini Audit Tahun sebelumnya 1.000 .149 .143 .186 ROA .149 1.000 -.006 .092 DER .143 -.006 1.000 -.118 Kualitas Audit .186 .092 -.118 1.000 Covariances Opini Tahun sebelumnya .005 1.364E-5 8.932E-6 .001 ROA 1.364E-5 1.725E-6 -7.487E-9 8.366E-6 DER 8.932E-6 -7.487E-9 8.014E-7 -7.299E-6 Kualitas Audit .001 8.366E-6 -7.299E-6 .005 a. Dependent Variable: GCAO Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17 Deteksi adanya multikolinearitas : a Multikolinearitas dapat dilihat dari koefisien korelasi antar variabel independen. Jika koefisien korelasi yang terjadi kurang dari 0,95 berarti tidak terjadi multikolinearitas sedangkan jika koefisien korelasi lebih dari 0,95 berarti ada masalah multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi bukan berarti bebas dari gejala multiolinearitas. Multiolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen Ghozali, 2005:91. Universitas Sumatera Utara Analisis: Pada table 4.8 Coefficient Correlations tampak bahwa antar variabel independen tersebut tidak ada gejala multikolinearitas. Korelasi tertinggi antar variabel ada 2 nilai sama yaitu terjadi antara variabel opini tahun sebelumnya dengan variabel kualitas audit dan opini tahun sebelumnya dengan DER sama-sama sebesar 0,186. Tabel 4.9 Coefficients Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Kualitas Audit .940 1.064 ROA .973 1.028 DER .957 1.044 Opini Audit Tahun sebelumnya .920 1.086 a. Dependent variable : GCAO Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17 b Multikolinearitas dapat dilihat dari : 1 Mempunyai nilai VIF 10 2 Nilai Tolerance 0,10 Analisis : Pada tabel 4.8 coefficient correlations dapat dilihat bahwa tidak ada nilai tolerance yang kurang dari 0,10 dan tidak ada nilai VIF yang Universitas Sumatera Utara lebih besar dari 10, hal ini berarti tidak ada masalah multikolinearitas diantara variabel independennya. 2 Uji Autokorelasi Uji yang digunakan untuk melihat autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan run test. Run test dapat digunakan untuk menguji apakah residual terdapat korelasi yang tinggi. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : residual res_1 random acak H1: residual res_1 tidak random Tabel 4.10 Runs Test Unstandardized Residual Test Value a .02117 Cases Test Value 40 Cases = Test Value 40 Total Cases 80 Number of Runs 38 Z -.675 Asymp. Sig. 2-tailed .500 a. Median Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17 Analisis : Dari tabel 4.10 Run Test tersebut dapat dilihat nilai tes sebesar 0,02117 dengan Asymptotic significance dua sisi adalah 0,500 atau probabilitas diatas 0,05, berarti H0 diterima atau dapat disimpulakan Universitas Sumatera Utara bahwa residual random acak atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. b. Menilai Keseluruhan Model Overall model fit Uji ini dilakukan untuk menilai model yang telah dihipotesakan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2Log likelihood pada awal block number = 0 dengan nilai -2log likelihood pada akhir block number = 1. Nilai -2log likelihood awal pada block number = 0, ditunjukkan dengan tabel 4.11 sebagai berikut : Tabel 4.11 Nilai -2log likelihood -2 LL awal Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 109.650 .250 2 109.650 .251 3 109.650 .251 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 109.650 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17 Nilai -2log likelihood akhir pada block number = 1, dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Nilai -2 log likelihood -2 LL akhir Iteration History

a,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Kualitas Audit ROA DER Opini Audit Tahun sebelumnya Step 1 1 52.021 -1.118 -.563 -.003 -.002 3.025 2 46.690 -1.200 -1.135 -.006 -.006 3.997 3 45.458 -1.165 -1.499 -.011 -.019 4.395 4 45.184 -1.188 -1.658 -.016 -.032 4.546 5 45.174 -1.193 -1.692 -.020 -.032 4.583 6 45.172 -1.193 -1.693 -.022 -.032 4.584 7 45.172 -1.193 -1.693 -.023 -.032 4.584 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 109.650 d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001. Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17 Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa -2log likelihood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 3, memperoleh nilai sebesar 109,650. Kemudian pada tabel 4.12 dapat dilihat nilai -2log likelihood akhir pada block number = 1 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel independen pada variabel independen sehingga nilai -2log likelihood akhir pada step 7 sebesar 45,172. Selisih nilai -2log likelihood awal dengan nilai -2log likelihood akhir sebesar 64,478 109,650– 45,172. Penurunan nilai yang terjadi Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa model ini dinyatakan fit, artinya penambahan variabel independen yaitu kualitas audit, profitabilitas, leverage, dan opini audit tahun sebelumnya ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian ini. c. Menguji Kelayakan Model Regresi Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-square pada bagian bawah uji Hosmer and Lameshow. Tabel 4.13 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 8.891 8 .352 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17 Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil pengujian statistik menunjukkan nilai statistik Hosmer and Lameshow sebesar 8,891 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,352 yang nilainya lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti, model regresi layak untuk digunakan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test GCAO = opini audt non- going concern GCAO = opini audit going concern Total Observed Expected Observed Expected Step 1 1 7 7.748 1 .252 8 2 8 7.596 .404 8 3 7 6.927 1 1.073 8 4 8 6.192 1.808 8 5 3 4.061 5 3.939 8 6 1 1.237 7 6.763 8 7 .583 8 7.417 8 8 1 .260 7 7.740 8 9 .242 8 7.758 8 10 .153 8 7.847 8 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17 Berdasarkan tabel 4.14, nilai yang diamati maupun yang diprediksi tidak ada perbedaan yang ekstrim atau dapat dikatakan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya.

4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap penerimaan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan pernyataan going concern dan disclaimer opinion going concern. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan metode regresi logistik dan cukup dengan melihat tabel Variables in the Equation pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai signifikansi α yang digunakan, yaitu 0,05 5. Universitas Sumatera Utara Apabila tingkat signifikansi 0,05, maka Ha diterima, jika tingkat signifikansi 0,05, maka Ha tidak dapat diterima. Hasil uji regresi logistik sebagai berikut : Tabel 4.15 Hasil uji koefisien Regresi logistic Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. ExpB Step 1 a Kualitas Audit -1.693 .889 3.630 1 .057 .184 ROA -.023 .098 .056 1 .813 .977 DER -.032 .028 1.301 1 .254 .969 Opini Audit Tahun sebelumnya 4.584 .895 26.229 1 .000 97.924 Constant -1.193 .561 4.528 1 .033 .303 a. Variables entered on step 1: Kualitas_Audit, ROA, DER, Opini_Tahun_sebelumnya. Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17 Dari pengujian persamaan regresi logistik tersebut maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut : Y = 1,193 1,693 X1 0,023 X2 0,032 X3 + 4,584 X4 Maka hasil pengujian hipotesis adalah : H1 : Kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan tabel 4.15, kualitas audit mempunyai tingkat signifikansi 0,057 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda negatif 1,693 sehingga H1 tidak dapat diterima. Dengan demikian, kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Universitas Sumatera Utara H2 : Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets ROA berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan tabel 4.15, ROA mempunyai tingkat signifikansi 0,813 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda negatif 0,023 sehingga H2 tidak dapat diterima. Dengan demikian, ROA tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. H3 : Leverage yang diproksikan dengan Debt to equty ratio DER berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Berdasarkan tabel 4.15, DER mempunyai tingkat signifikansi 0,254 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda negatif 0,032 sehingga H3 tidak dapat diterima. Dengan demikian, DER tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. H4 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan tabel 4.15, opini audit tahun sebelumnya mempunyai tingkat signifikansi 0,000 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda positif 4,584 sehingga H4 diterima. Dengan demikian, Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Universitas Sumatera Utara

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil Pengujian Nonparametrik

Variabel dependen opini audit going concern pada pengujian wilcoxon menunjukkan nilai Asymp.Sig 0,18 dan lebih besar dari 0,05 5 artinya tidak ada perbedaan dalam penerimaan opini audit going concern sebelum krisis dengan sesudah krisis finansial. Hal ini dikarenakan, terdapat satu perusahaan yang menerima opini audit non going concern setelah krisis sedangakan ada empat perusahaan yang menerima opini audit going concern setelah krisis, sedangkan 35 perusahaan menerima opini audit yang sama baik sebelum krisis maupun sesudah krisis keuangan global tahun 2008 tabel 4.6.

2. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.

Variabel kualitas audit yang diproksikan dengan kantor akuntan publik berafiliasi dengan big four dan yang tidak berafiliasi dengan big four menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 1,693 dengan signifikansi sebesar 0,057 dan lebih besar dari 0,05 5 artinya variabel ini memiliki arah hubungan yang berlawanan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Penggunaan auditor besar KAP yang berafiliasi dengan big four akan cenderung membutuhkan biaya besar, dan manajer yang rasional tidak akan memilih KAP yang berafiliasi dengan big four apabila karakteristik perusahaan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 61 99

Pengaruh Kualitas Audit, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 83

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 77

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH PROFITABILITAS, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11