Gambaran Singkat Kawasan Lau Kawar

BAB IV WISATA AGRARIS MERUPAKAN POTENSI DALAM PENGEMBANGAN

OBJEK WISATA KAWASAN LAU KAWAR

4.1 Gambaran Singkat Kawasan Lau Kawar

Danau Lau Kawar dikelilingi hutan lindung. Spesies hewan, seperti rusa, beruang, srigala, siamang dan monyet telah lama berkembang -biak di kawasan ini. Di Danau Lau Kawar, pengunjung juga dapat melihat tanah terapung atau keke yang berada di tengah-tengah danau. Tanah terapung ini menjadi tempat berkumpul sejumlah hewan untuk singgah, bermain dan minum. Di lokasi ini juga banyak ditumbuhi rumput pandan, bahan baku pembuatan tikar. Kalau dilihat dari segi agrowisata, di sekeliling danau Lau Kawar terdapat begitu banyak perkebunan dan pertanian rakyat yang apat dijadikan modal dasar dalam pengembangan wisata agro. Berbagai jenis perkebunan dan pertanian yang terdapat di daerah Lau Kawar meliputi tanaman sayur-sayuran, seperti cabai, tomat, kopi, jeruk, dan lain sebagainya. Dan keseluruhan perkebunan ini dimiliki oleh masyarakat setempat. Fungsi daerah lau Kawar yang dikenal orang salama ini adalah sebagai tempat persinggahan bagi para pendaki gunung Sinabung. Danau Lau Kawar di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, adalah satu dari dua danau di Kawasan Ekosistem Leuser KEL, selain Danau Marpunge. Danau ini merupakan salah satu pintu gerbang utama para pendaki untuk mencapai puncak Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.451 meter dpl. Selama ini gunung tertinggi di Sumut ini merupakan salah satu gunung favorit bagi para pendaki. Di samping itu, Deleng bukit Lancuk yang berada di sekitar Danau Lau Kawar bisa juga menjadi jalur tracking yang menawan bagi para pelancong yang tak ingin Universitas Sumatera Utara bersusah-susah mendaki Sinabung. Dan tanah lapang di sekitar danau bisa menjadi tempat favorit untuk menginap dengan mendirikan tenda selama pendakian ke Gunung Sinabung. Pada saat liburan, jumlah pengunjung di Lau Kawar rata-rata 400-500 orang. Para pengunjung ini biasanya membawa perlengkapan tenda dan makan sendiri. Tiket pengunjung yang relatif murah, sebesar Rp 2.000 per orang, memang terjangkau bagi pelajar dan mahasiswa. Dari tinjauan di atas dapat diketahui ada potensi yang belum terlihat dari kawasan Lau kawar yang seharusnya bias dikembangkan, yaitu wisata agraris.

4.2 Upaya Menjadikan Wisata Agraris Menjadi Suatu Objek Wisata Di Lau