Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together

kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks yang sengaja ditimbulkan. Nurhadi, dkk 2003: 66 berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT dikembangkan dengan melibatkan para siswa dalam me-review bahan yang dicakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh siswa, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut. a. Penomoran Numbering yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 sampai 5 orang dan memberikan mereka nomor sehingga setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda; b. Pengajuan pertanyaan Questioning yaitu guru mengajikan pertanyaan kepada siswa; c. Berfikir bersama Heads Together yaitu para siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap siswa mengetahui jawaban tersebut; d. Pemberian jawaban Answering yaitu guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Suprijono 2009: 92 menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT diawali dengan numbering, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Tiap-tiap anggota kelompok diberi nomor yang berbeda. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan. Pada kesempatan ini tiap-tia p kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together ” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setiap model pembelajaran yang diterapkan tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan tertentu. Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together NHT terhadap siswa yang memiliki hasil belajar yang masih rendah yang dikemukakan oleh Lundgeren dalam Ibrahim 2000: 18, antara lain: 1. rasa harga diri menjadi lebih tinggi; 2. memperbaiki kehadiran; 3. penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar; 4. perilaku menggangu menjadi lebih kecil; 5. konflik antara pribadi berkurang; 6. pemahaman yang lebih mendalam; 7. meningkatakan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi; 8. hasil belajar lebih tinggi. Model NHT juga mempunyai kekurangan. Salah satu kekurang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT adalah kelas cendurung menjadi ramai jika guru tidak dapat mengkondisikan dengan baik, keramaian itu dapat menjadi tidak terkendalikan. Sehingga mengganggu proses belajar mengajar, tidak hanya dikelas sendiri tetapi bisa juga mengganggu kelas lain. Terutama untuk kelas-kelas dengan jumlah murid yang lebih dari 35 orang.

2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match

Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match atau juga dikenal dengan model pembelajaran mencari pasangan. Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan Make a Match yang diperkenalkan oleh Curran dalam Huda 2013:134-135 menyatakan bahwa Make a Match adalah kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi poin dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif. Keputusan guru dalam penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah. Model pembelajaran Make a Match mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan konsep melalui suatu permainan kartu pasangan Komalasari, 2010: 85. Model Make a Match ini dikembangkan oleh Lurna Curran pada tahun 1994, berawal dari banyaknya siswa di tingkat dasar young student yang mempunyai kesulitan untuk mengembangkan social skill keterampilan sosial siswa dalam bekerjasama dengan orang lain dalam pelajaran berhitung matematika. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Langkah-langkah Model Pembelajarn Make a Match menurut Huda 2013: 135 sebagai berikut. 1 Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2 Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kartu soal dan kelompok 2 mendapat kartu jawaban sedangkan kelompok 3 berfungsi sebagai penilai. 3 Tiap peserta didik mendapatkan satu kartu yang berisi pertanyaan atau jawaban. 4 Setiap peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan kartunya Pasangan pertanyaan-jawaban Langkah-langkah penerapan model Make a Match menurut Lurna Curran Komalasari, 2010: 85 adalah sebagai berikut: 1 guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; 2 setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soaljawaban; 3 tiap siswa memikirkan jawabansoal dari kartu yang dipegang dengan mencari materi tersebut; 4 setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya; 5 setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, dan membentuk kelompok kecil sesuai topik; 6 jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama; 7 setelah satu babak, kartu diundi lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya; 8 guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Setiap model pembelajaran kooperatif mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Kelebihan atau manfaat dari model pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut. 1 Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. 2 Karena ada unsur permainan, model ini menyenangkan. 3 Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. 4 Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 5 Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi. 6 Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. Kekurangan atau kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match antara lain sebagai berikut. 1 Jika guru tidak merancangnya dengan baik, maka banyak waktu terbuang. 2 Pada awal-awal penerapan model ini, banyak siswa yang malu bisa berpasangan dengan lawan jenisnya. 3 Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan. 4 Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu. 5 Menggunakan model ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan. sumber : http:s4iful4min.blogspot.com201102metode-make-match- tujuan-persiapan-dan.html

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian terdahulu yang relevan dijadikan titik tolak penelitian dalam mencoba melakukan pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Penelitian yang relevan dan selaras dengan judul penelitian “Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT dan Make a Match ” dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan Thn Nama Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan 2012 Sigit Sukendr o Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Make a Match pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMAN 1 Pagar Dewa Tahun Pelajaran 20112012”. Ada perbedaan hasil belajaran antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan penggunaan model kooperatif tipe Make a Match pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMAN 1 Pagar Dewa Tahun Pelajaran 20112012 2012 Ayu Rachma Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together NHT dan Model Pembelajaran Make a Match Kelas X SMA Al- Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20112012 Tidak ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif NHT dan Make a Match 2010 Yanatik a Sulistya wati Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT dan Student Team Achievment Division STAD dengan Memperhatikan Minat Belajar Studi pada Kelas X SMA Negeri 1 Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 20112012 Ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran koopeatif tipe STAD 2012 Eis Sumiyat i Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan model pembelajaran langsung pada siswa kelas X semester genap SMAN 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 20112012 Hasil penelitian ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung, diperoleh F hitung 5,891 F tabel 4,00

2.3. Kerangka Pikir

Variabel bebas Independen dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT dan tipe Make a Match. Variabel terikat dependen dalam penelitian ini adalah hasil Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan Lanjutan

Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO PELAJARAN 2011/2012

0 11 100

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 62

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 23 171

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS KELAS XII IPS SMA NEGERI 2 GADINGREJO TAHUN P

0 10 97

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 28

0 13 186

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA SMP NEGERI 1 KASUI KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

0 24 76

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP

0 5 93

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 WAY KENANGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 90

STUDI PERBANDINGAN MORALITAS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS (TC) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI SISWA PADA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 15 96

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6