Perekrutan Anak Ke Dalam Tentara dan Pelanggaran HAM oleh
40
merawat dan mengadili tindakan kekerasan yang dialami anak yang terkena
dampak konflik bersenjata.
Dalam situasi ini mereka mengalami pertempuran aktif. Tercatat, 10 korban meninggal dari 14 divisi yang ada di Myanmar. Selain itu, terdapat tiga
korban akibat terkena tembakan ranjau darat yang berasal dari kalangan anak dibawah umur.
75
Hak hidup seorang anak terancam. Banyak anak-anak yang berada di depan pertempuran mengalami luka serius dan mematikan. Hidup
mereka terancam karena dituntut oleh keadaan dan komandan mereka. Dari keadaan yang mencekam tersebut beberapa anak memilih untuk melarikan diri.
Sejumlah anak yang melarikan diri dari Tatmadaw Kyi akan ditangkap dan ditahan di penjara. Anak-anak ini ditahan dengan orang dewasa. Di penjara pun
tidak lebih baik dari markas militer Myanmar. Di penjara, anak-anak yang ditangkap karena melarikan diri tersebut mengalami pelecehan seksual sesama
tahanan, penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya oleh staf penjara.
76
Hal ini tentu melanggar hak asasi seorang anak. Berdasarkan kerangka normatif internasional, Kovensi Hak-Hak Anak tahun 1989 Pasal 32 bahwa
negara mengakui untuk melindungi hak anak dari setiap pekerjaan yang mungkin membahayakan fisik, mental serta moral pada anak.
77
Sebagai bagian dari sistem internasional yang mengakui legalitas konvesi tersebut, Myanmar turut
berkewajiban untuk menjamin hak-hak tersebut karena anak-anak merupakan
75
Forgotten future
: child
and armed
conflict in
burma https:www.essex.ac.ukarmedconstory_idchildrenandarmedconburma.pdf
76
Child Soldiers International. Chance for Change: Ending The Recruitment and Use of Child Soldiers in Myanmar. January 2013. 9 Marshallsea Road: London. Hal21
77
Konvensi Hak-Hak Anak 1989
41
individu yang paling rentan menjadi korban eksploitasi pada situasi konflik bersenjata yang terjadi di berbagai wilayah Myanmar.
Direktorat Kekuatan Militer bertanggung jawab untuk mengawasi perekrutan tentara, termasuk juga mengawasi semua aspek yang berkaitan dengan
perekrutan angkatan bersenjata, seperti unit operasi perekrutan angkatan bersenjata dan pusat rekrutmen. Tanggung jawab Direktorat Kekuatan Militer
adalah memenuhi kebutuhan perekrutan Tatmadaw Kyi dan persyaratan minimum untuk direkrut. Dengan demikian, Direktorat Kekuatan Militer bersama dengan
Kantor Ajudan Jenderal merupakan titik fokus militer Myanmar untuk mengimplementasikan larangan perekrutan di bawah umur.
Seorang perwira senior dari Direktorat Kekuatan Militer memimpin Komite Pencegahan Rekrutmen Anak Bawah Umur ke dalam militer yang
didirikan pada tahun 2004.
78
Namun kurangnya pemantauan nasional yang sistematis di Myanmar dan dengan langkah-langkah terbatas telah gagal
mencegah perekrutan di bawah umur.Sejak tahun 2007, pemerintah Myanmar telah mengambil tindakan disipliner terhadap 207 personel militer yang diduga
terlibat dalam perekrutan anak di bawah umur.
79
Tindakan ini bertujuan untuk menertibkan perekrutan tentara anak yang dilakukan oleh pihak di luar
pemerintahan Myanmar. Laporan Sekretaris Jenderal PBB tahun 2012 tentang Anak-Anak dan
Konflik Bersenjata menyatakan bahwa laporan atau keluhan masyarakat tentang perekrutan di bawah umur terus meningkat. Pada tahun 2010 terdapat 194 keluhan
78
http:www.childsoldiers.orguser_uploadspdfundertheradarongoingrecruitmentanduseofchildre nbythemyanmararmy23jan1525065.pdf halaman 15 diakses pada tanggal 12 Juni 2015
79
ibid
42
dan meningkat menjadi 243 keluhan pada tahun 2011. Hingga 21 November 2012 International Labour Organization
ILO telah menerima 237 keluhan. Keluhan- keluhan ini seputar kesaksian masyarakat mengenai adanya perekrutan tentara
anak di lingkungannya. Dilihat dari bilangan tersebut, praktek perekrutan anak ke dalam tentara masih saja dilaksanakan oleh Tatmadaw Kyi.
80
Sejak ditandatanganinya Joint Action Plan pada Juni 2012, Tatmadaw melakukan upaya pembebasan pada sejumlah anak. Tetapi di sisi lain, Tatmadaw
menutup akses bagi UNICEF dan pihak pemantau yaitu Country Task Force untuk melakukan pengawasan secara internal. Joint Action Plan yang semula
menjadi titik terang kerjasama Myanmar dan UNICEF dalam penyelesaian masalah tentara anak, secara terang-terangan tidak dipenuhi secara tetap oleh
Myanmar karena penutupan akses intervensi kemanusiaan. Penutupan akses ini menghambat proses penyelesaian masalah tentara anak. Kemungkinan besar akan
terdapat lebih banyak lagi anak yang direkrut kedalam tentara anak sehingga Tatmadaw
enggan secara terbuka melaporkan dan diawasi oleh UNICEF. Keadaan internal Myanmar yang bergejolak karena konflik antara
Tatmadaw dengan angkatan bersenjata non-pemerintah memberikan dampak
buruk bagi lingkungan. Persaingan kekuatan dalam perekrutan tenatara anak diantara kedua belah pihak menjadikan masyarakat sipil sebagai korban.
Setidaknya 7 anak dibunuh dan 6 lainnya terluka, seorang bayi berusia 2 bulan mengalami luka, 4 anak laki-laki dengan kisaran usia 13-17 tahun meninggal, 5
anak laki-laki usia 10-16 tahun terluka. Kerusakan fasilitas umum pun terjadi
80
Ibid
43
yakni beberapa sekolah dan rumah sakit dilaporkan mengalami kerusakan. Laporan lainnya terkait dengan adanya kekerasan seksual terhadap anak dan
pemerkosaan anak perempuan berusia 14 tahun.
81
3.3.2 Perekrutan Anak Ke Dalam Tentara dan Pelanggaran HAM oleh Border Guard Forces
Pada tahun 2011 untuk pertama kalinya, Sekretariat Jenderal PBB pada laporannya bahwa BGF adalah yang ikut serta merekrut dan mengekploitasi anak
dalam konflik bersenjata.
82
Bukti perekrutan anak yang dilakukan oleh BGF yaitu dengan menjauhkan anak-anak dari program pelatihan bersama dengan Tatmadaw
Kyi untuk menyembunyikan fakta adanya perekrutan anak. Dalam konteks ini,
komandan BGF secara rutin melakukan pemaksaan dalam kegiatan perekrutan anak, dengan mengabaikan prosedur verifikasi umur dan kurangnya kesadaran
standar internasional dan undang-undang domestik.
83
Prosedur perekrutan anak oleh BGF bahwa BGF merekrut dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan Tatmadaw Kyi. Banyak anak yang
bersedia menjadi relawan karena keluarganya tidak mendukung pilihannya. Anak- anak tersebut ingin berpartisipasi pada sebuah pertempuran bersenjata atau
mereka ingin melawan kembali tentara-tentara yang telah menyerang keluarga dan kampungnya demi nilai hak asasi manusia.
84
81
https:childrenandarmedconflict.un.orgcountriesMyanmar
82
Child Soldiers International. Chance for Change: Ending The Recruitment and Use of Child Soldiers in Myanmar. January 2013. 9 Marshallsea Road: London. Halhal 24
83
Ibid, h 26
84
Human Rights Watch. 2007. Burma: Sold to be Soldiers, The Recruitment and Use of ChildSoldiers
in Burma
.h 95.
Diakses pada
7 September
2013 http:www.hrw.orgsitesdefaultfilesreportsburma1007webwcover.pdf
44
Pada tahun 2010 program perekrutan paksa skala besar di dalam BGF telah dimulai. Hal ini dipicu oleh menipisnya jumlah tentara akibat dari
pembelotan dan perintah dari Tatmadaw Kyi untuk membuang tentara dengan umur lebih dari lima puluh tahun. Selama pemutihan tentara berdasarkan umur
ini, kehadiran calon tentara di bawah 18 tahun dipastikan dalam proses perekrutan.
85
Mayoritas anak-anak yang direkrut oleh BGF berasal dari kalangan miskin, latar belakang pedesaan dan memiliki keterbatasan akses pendidikan.
Perekrutan oleh BGF sebagian besar dilakukan secara paksa. Ketika BGF gagal mendapatkan calon rekrut di pedesaan, maka BGF memaksa agar warga pedesaan
membayar sebesar 30.000-50.000 Kyat. Keadaan ekonomi masyarakat yang terbilang rendah dijadikan senjata oleh BGF untuk merekrut paksa tentara anak.
Para orang tua dan masyarakat diberikan pilihan yang bersifat dilematis. Di satu sisi, harus menghindari anaknya agar tidak direkrut sebagai tentara , namun di sisi
lain jika hal tersebut tidak ingin terjadi, para orang tua dan masyarakat harus memberikan uang dalam jumlah yang sangat besar dalam keadaan ekonomi yang
terhimpit. Paksaan yang dilakukan BGF seringkali menuntut warga pedesaan untuk mengirim anak-anaknya sebagai rekrutan BGF demi tidak membayar denda
berupa uang.
86
Dalam lingkungan militer yang mana wilayah tersebut mayoritas masyarakat miskin, BGF memanfaatkan kekuasaan dan hak istimewanya untuk
85
Child Soldiers International.2013.Chance for Change: Ending the Recruitment and Use of Child Soldiers in Myanmar
. h 26. Diakses pada 7 September 2013. http:www.child- soldiers.orgresearch_report_reader.php?id=624
86
Ibid h 28
45
mengekploitasi anak-anak di bawah umur. Penggunaan anak di bawah umur ini tidak melalui proses verifikasi umur pada perekrutan oleh BGF. Beberapa anak
diberi identitas dewasa oleh pembelot pada saat proses perekrutan dan anak tersebut resmi terdaftar sebagai tentara dewasa. Setelah direkrut anak-anak ini
dipekerjakan di BGF dengan peran yang sama seperti orang dewasa. Anak-anak rekrutan ini ditugaskan sebagai kombatan, penjaga, dan tukang angkut.
87
Hal tersebut banyak terjadi dalam perekrutan anak kedalam angkatan bersenjata.
Identitas usia mereka dipalsukan dengan tujuan para perekrut mendapatkan legalitas meskipun palsu.
87
Ibid hal 27
46