Latar Belakang Masalah Evaluasi Program Pengembangan Masyarakat Pada Bidang Diklat Kerja Badan Pendidikan,Pelatihan,Penelitian,Dan Pengembangan (Bidang Diklat Kerja Badiki Atlitbang) Kabupaten Tangerang

ix BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak era reformasi bergulir tahun 1998 sampai dengan sekarang yang terjadi akibat ketidak percayaan rakyat terhadap kinerja pemerintah sehingga mengakibatkan berakhirnya era orde baru belum juga membawa Indonesia pada suatu keadaan yang sejahtera. Hal tersebut bertolak belakang dengan tujuan yang hendak dicapai bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang- undang Dasar UUD 1945 dimana tujuan negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Sejalan dengan itu, maka perlu adanya Pembangunan Nasional. Yaitu suatu proses perubahan yang dilakukan berdasarkan rencana tertentu dengan sengaja dan memang dikehendaki, baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunan maupun masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan. Pembangunan Nasional sebagaimana digariskan dalam GBHN Garis-garis Besar Haluan Negara merupakan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Pembangunan Nasional mencakup upaya peningkatan semua segi kehidupan bangsa, dapat berupa pembangunan aspek fisik, sosial, budaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan, dapat pula berupa pembangunan x ideologi. 1 Oleh karena itu, maka pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya. Hal tersebut berarti bahwa konsep pembangunan nasional berarti membentuk manusia secara utuh agar lebih baik secara fisik, kehidupan bermasyarakat, kehidupan berbudaya, berkecukupan ekonomi maupun kenyamanan dalam pertahanan dan keamanan dan juga membentuk pola pikir manusia agar lebih baik dari aspek pengetahuan, keyakinan, sikap, dan niat karena proses tersebut merupakan proses penyadaran sehingga diharapkan akan mampu merubah perilaku manusia. 2 Seperti penyadaran pentingnya kesehatan lingkungan maka dilakukan berbagai penyuluhan agar masyarakat dapat terhindar dari berbagai penyakit. Suatu keadaan yang dilematis, justru perubahan status ekonomi masyarakat di Indonesia seakan tidak menemui titik terang, bahkan jauh dari perubahan. Kenaikan harga diberbagai sektor membuat rakyat semakin terjepit dalam kemiskinan dan membuat makna kesejahteraan semakin tidak terlihat. Dari fenomena ini sehingga banyak kita lihat acara-acara televisi yang mengatasnamakan “kerakyatan” muncul, seperti bedah rumah, uang kaget, dan masih banyak lainnya. Sebenarnya jika pemerintah menyadarkan diri, acara yang ditayangkan oleh berbagai stasiun televisi tersebut merupakan sindiran bagi pemerintah karena ketidak mampuan pemerintah dalam mengatur, melindungi, dan mensejahterakan masyarakat. 1 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan IntervensiKomunitas Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2003, h. 39 2 Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan untuk Rakyat Jakarta: Cides, 1996, h. 20-21. xi Pembangunan Nasional itu sendiri tidak akan berhasil jika tidak adanya partisipasi dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan yang mempunyai tujuan untuk pembangunan harus lebih ditingkatkan. Keterlibatan warga masyarakat itu sendiri tidak sebatas hanya dalam aspek kognitif dan praktis saja perencanaan dan pelaksanaan, tetapi juga perlu adanya keterlibatan emosional pada pelaksanaan program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa. Keterlibatan emosional masyarakat tersebut dengan melibatkan masyarakat dalam tahap assesment penilaian dan tahap evaluasi, sehingga program yang dijalankan benar-benar program yang dibutuhkan masyarakat. 3 Konsep lain dari sebuah gerakan perubahan yaitu mesti adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah demi tercapainya tujuan tersebut, dimana masyarakat diberdayakan untuk dapat melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. 4 Program BLT Bantuan Langsung Tunai yang dicanangkan pemerintah tidak dapat menolong sepenuhnya masyarakat, karena hal tersebut tidak didukung dengan kebijakan pemerintah yang terus menerus menaikan harga BBM Bahan Bakar Minyak yang berdampak pada kenaikan harga semua bahan pokok kebutuhan masyarakat. Keadaan yang rumit tersebut diperparah dengan kemajuan globalisasi yang salah satunya adalah dibukanya zona perdagangan pasar bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap untuk bersaing tanpa terkecuali baik 3 Isbandi Rukminto Adi, op. cit., h. 295. 4 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi, Strategi, sampai Tradisi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, h. 29. xii negara kecil, negara berkembang, maupun negara maju dengan mengandalkan keahlian mereka masing-masing. Persoalan yang terjadi di Indonesia adalah masih terbentangnya jurang kesenjangan antara si kaya dengan si miskin. Si kaya mungkin akan dengan mudah mendapatkan kemampuan-kemampuan yang memudahkan dirinya untuk dapat bersaing dan siap menghadapi tantangan zaman tersebut tanpa memperdulikan biaya yang harus dikelurkan, berbanding terbalik dengan yang dialami oleh si miskin yang harus berjuang bagi dirinya sendiri untuk tetap hidup survive tanpa memperdulikan kemajuan zaman yang semakin hari semakin berkembang. Kata kunci dari semua masalah di Indonesia terletak pada kebijakan pemerintah terhadap publik Government Policy for Public. Sejatinya secara teoritis idealis kebijakan publik adalah kebijakan yang berupaya untuk merespon masalah dan kebutuhan konkrit yang berkembang di Indonesia. 5 Idealnya ketika pemerintah melihat masalah publik yang sedang berjangkit maka secara akurat dan cepat pemerintah mengeluarkan kebijakan dan langsung mengimplementasikannya demi kehidupan rakyat. Yang terjadi, ironisnya seperti yang dipaparkan sebelumnya diatas, ketika rakyat mengalami keterpurukan ekonomi, pemerintah justru menaikan harga BBM dan tarif listrik yang keduanya justru merupakan kebutuhan vital rakyat. Idealisnya pula globalisasi seharusnya mempromosikan kesejahteraan terhadap negara penganutnya, akan tetapi pada tingkatan faktualitas globalisasi hanya konsep permainan politik dalam komunikasi massa The Politic Playing Amerika dan sebagian antek-anteknya di 5 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Bandung: Refika Aditama, 2005, h. 44. xiii Eropa. Pasalnya negara berkembang, seperti India, Vietnam, Thailand, benua Afrika, benua Amerika bagian selatan serta Indonesia yang mengikuti konsep pasar bebas hanya menjadi kelinci ekonomi saja bagi mereka. 6 Penekanan yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kemampuan masyarakat khususnya masyarakat miskin dan pedesaan adalah dengan cara pemberian pembelajaran dan keterampilan yang berbasis life skill. Bermula dari berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah khususnya dibidang pendidikan. Hampir pada semua lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia kurang bahkan tidak bisa memberikan keterampilan lebih kepada siswa didiknya. Dengan demikian yang dibutuhkan adalah belajar bebas dan otonomi orang yang belajar dilindungi. Pada konteks ini peran pendidikan luar sekolah sangat dibutuhkan yaitu pendidikan di luar lembaga formal. Telah disebutkan di atas bahwa semakin pesatnya pengaruh globalisasi menyebabkan seseorang harus siap dengan berbagai keahlian. Tanpa keahlian sangat sulit bagi seseorang untuk bisa survive. Tanpa keahlian, seseorang tidak mungkin mendapatkan peluang untuk memenangkan kompetensi hidup yang kian keras. Salah satu program yang sudah dikembangkan oleh pemerintah dalam memberikan keahlian kepada masyarakat adalah dibukanya program-program pendidikan dan pelatihan keterampilan khusus yang dilaksanakan dan dilakukan oleh Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Badan Diklat Kerja Badiklatlitbang yang lebih dikenal sebelumnya dengan nama KLK 6 Ibid., h. 48. xiv Kelompok Latihan Kerja atau BLK Balai Latihan Kerja yang terdapat pada setiap kabupaten di Indonesia. Berawal dari permasalahan tersebut di atas, kabupaten Tangerang adalah salah satu kabupaten yang menyedot banyak tenaga kerja di bidang industri. Hal tersebut tidak di sia-siakan oleh jajaran pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mengembangkan sumber daya manusianya SDM baik wilayah Tangerang pada khususnya maupun wilayah sekitar Tangerang, karena hal tersebut merupakan aset kemajuan wilayah Tangerang sendiri khususnya dalam memberantas pengangguran dan kemiskinan. Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai program-program yang dilakukan oleh Badan Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang yang merupakan sarana bagi masyarakat Kabupaten Tangerang khususnya dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan khususnya dalam bidang industri. Ketertarikan untuk mengadakan penelitian tersebut penulis jadikan judul skripsi penulis dengan mengambil judul penelitian skripsi Evaluasi Program Pengembangan Masyarakat pada Bidang Diklat Kerja Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah