27
6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen  harus  dapat  mengukur  apa  yang  seharusnya  diukur.  Validitas instrument  diuji  kelayakannya  dengan  cara  mengoreksi  instrumen  dan  dilakukan
penilaian  oleh  tenaga  ahli  yang  berkompeten  dibidangnya  yaitu  dosen keperawatan  Universitas  Sumatera  Utara.  Uji  validitas  yang  dilakukan  adalah
validitasi  isi content validity  yaitu dengan  memberikan  instrument kepada para pakar  yang  menguasai  topik  yang  akan  diteliti  untuk  mengetahui  sampai  sejauh
mana  instrument  tersebut  dapat  mewakili  faktor  yang  diteliti  Dempsey Dempsey,  2002.    Suatu  instrumen  yang  valid  atau  sahih  mempunyai  validitas
tinggi  sebaliknya,  instrumen  yang  kurang  valid  berarti  memiliki  validitas  yang rendah. Kuesioner efikasi diri yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh
1  dosen  keperawatan  yang  ahli  dibidangnya  yaitu Ibu  Evi  Karota  Bukit,  S.Kp,
MNS  dengan  nilai  CVI  adalah  0,814.  Sedangkan  kuesioner  kesiapan interprofessional education IPE  yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi
oleh 2 dosen yang ahli di bidangnya juga yaitu dr. Dedi Ardinata, M.Kes, dan Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS dengan nilai CVI adalah 0,855.
Uji  reabilitas  pada  penelitian  ini  dilakukan  sebelum  pengumpulan  data kepada  sampel  yang  memenuhi  kriteria  seperti  sampel  yaitu  sebanyak  60  orang.
Uji  reabilitas  untuk  kuesioner  efikasi  diri  dan  kesiapan  IPE  menggunakan  uji cronbac’h alpha dengan  menggunakan program  komputerisasi. Suatu  instrumen
dikatakan  reliabel  jika  memiliki  reliabilitas  lebih  dari  0,70  Polit    Hungler, 1995.
Hasil  uji  reabilitas  yang  diperoleh  untuk  kuesioner  variabel  efikasi  diri adalah 0,818 dan nilai reabilitas variabel kesiapan IPE adalah 0,868.
Universitas Sumatera Utara
28
7. Pengumpulan Data
Pengumpulan  data  dilakukan  setelah  mendapat  izin  dari  Fakultas Keperawatan  USU.  Kemudian  peneliti  menjumpai  mahasiswa  dan  menjelaskan
maksud dan tujuan dari penelitian. Mahasiswa yang tidak bersedia, maka peneliti tidak  akan  memaksa  dan  menghargai  haknya.  Mahasiswa  yang  bersedia  untuk
diteliti  maka  peneliti  memberikan  informed  consent  untuk  dibaca  dan ditandatangani.    Kemudian  mahasiswa  yang  sudah  menandatangani  informed
consent  akan  diberi  kuesioner  untuk  diisi.  Setelah  memperoleh  seluruh  data responden, maka data dikumpulkan untuk diolah.
8. Analisa Data