Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Penulis memilih penelitian di SMPN 2 Bandar Lampung karena SMPN 2 Bandar Lampung adalah salah satu dari 3 SMP Negeri di Bandar Lampung yang sudah menerapkan pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Sekolah ini merupakan SMP terfavorit dan merupakan salah satu salah satu SMP bertaraf internasional di provinsi Lampung sebelum adanya keputusan Depdiknas menghapuskan SBI RSBI. Sekolah ini banyak mendapatkan prestasi baik di bidang akademik maupun nonakademik. Salah satunya ialah tercantumnya siswa SMPN 2 Bandar Lampung dalam 12 siswasiswi SMP yang memperoleh nilai tertinggi dalam UN SMP Tahun Ajaran 20122013. Prestasi nonakedemik terutama dalam lomba menulis cerpen banyak diraih oleh siswa SMPN2 Bandar Lampung. Prestasi tersebut yakni juara 1 tingkat propinsi tahun 20102011, juara 3 tingkat kota tahun 20112012, juara harapan 1 tingkat kota tahun 20122013, dan juara harapan 2 tingkat kota tahun 20132014, serta sekolah ini selalu mengadakan lomba menulis cerpen di dalam sekolah setiap tahunnya dalam rangka memperingati bulan bahasa. Peneliti tertarik meneliti sekolah ini karena pembelajaran di sekolah ini dapat dijadikan contoh khususnya pembelajaran memahami teks cerita pendek yang berkaitan langsung dengan penerapannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui sistem pembelajaran pada sekolah tersebut. Pembelajaran memahami teks cerita pendek diharapkan mampu membantu serta mengembangkan pikiran, pendapat, ide-ide yang dimiliki serta sikap dan karakter siswa sehingga siswa mampu memahami struktur cerita pendek dan menerapkan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa penting meneliti Pembelajaran Memahami Teks Cerita Pendek pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20132014.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung?”. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti merinci rumusan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20132014? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20132014? 3. Bagaimanakah penilaian pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20132014?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20132014. Tujuan penelitian ini difokuskan pada kegiatan pembelajaran sebagai berikut. 1. Perencanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20132014. 2. Pelaksanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20132014. 3. Penilaian pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20132014.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis. Adapun manfaat praktis adalah guru mampu meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran terutama dalam mengimplemtasikan kurikulum 2013 penyusunan RPP, mengelola pem- belajaran dengan pendekatan saintifik, dan melakukan penilaian autentik. Guru juga mampu memperkaya teknik dalam pembelajaran, mampu berperan aktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampai- kan materi pembelajaran khususnya mengenai pembelajaran memahami teks cerita pendek, agar siswa memperhatikan pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran yang diharap-kan dapat terwujud.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Subjek dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar antara guru bidang studi Bahasa Indonesia yaitu Risnauli Hasibuan, S.Pd., M.M. dan siswa kelas VII 12 SMPN 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 20132014. 2. Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek di SMPN 2 Bandar Lampung. 3. Tempat penelitian ini yaitu SMPN 2 Bandar Lampung. 4. Waktu penelitian ini yaitu tanggal 20 Januari 2014.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran tidak mengabaikan karakteristik pebelajar dan prinsip-prinsip belajar. Oleh karena itu, dalam program pembelajaran guru perlu berpegang bahwa pebelajar adalah “primus motor” dalam belajar. Dengan demikian guru dituntut untuk memusatkan perhatian, mengelola, menganalis, dan mengoptimal- kan hal-hal yang berkaitan dengan i perhatian dan motivasi belajar siswa, ii keaktifan siswa, iii optimalisasi keterlibatan siswa, iv melakukan pengulangan- pengulangan belajar, v pemberian tantangan agar siswa bertanggungjawab, vi memberikan balikan dan penguatan terhadap siswa, dan vii mengelola proses belajar sesuai dengan perbedaan individual siswa Dimyati, 2013: 76.

2.1.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik Kunandar, 2009: 287. Hamalik 2005: 76 menyatakan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan dan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan diapresiasi. Menurut Degeng dalam Uno 2009: 2 pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pada pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk membawa perubahan menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Kurikulum 2013 menganut: 1 pembelajaran yang dilakukan guru taught curriculum dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pem- belajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan 2 pengalaman belajar langsung peserta didik learned-curriculum sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum Permendikbud, 2013. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk ber- partisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum 2013 meliputi 1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; 2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; 3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pen- dekatan ilmiah; 4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; 5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; 6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal hardskills dan keterampilan mental softskills; 9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing ngarso sung tulodo, membangun kemauan ing madyo mangun karso, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut wuri handayani; 11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;