Indeks Massa Tubuh dan Vitamin D Asupan Vitamin D

Gambar 2.3. Metabolisme dan fungsi vitamin D Sumber: Almatsier, 2010

2.3. Indeks Massa Tubuh dan Vitamin D

Penderita obesitas memiliki kadar 25OHD yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak obesitas Wortsman et al. , 2000. Kasus obesitas berperan dalam peningkatan prevalensi dari defisiensi 25OHD serum pada saat ini. Rendahnya konsentrasi kadar 25OHD serum disebabkan karena meningkatnya serum 25OHD yang diserap dalam jaringan lemak, peningkatan basal metabolik, dan gaya hidup dari penderita obesitas yang cenderung kurang menyukai aktifitas di luar rumah serta kurangnya paparan sinar matahari Saliba et al. , 2012. Penyebab lain dari rendahnya kadar 25OHD serum pada penderita obesitas adalah kadar lemak yang tinggi menyebabkan bioavailabilitas vitamin D menurun dan kadar 25OHD serum terdeteksi rendah di dalam darah Khor et al .,2011. Batas indeks massa tubuh tercantum pada tabel 2.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Batas Indeks Massa Tubuh untuk Orang Eropa, Asia, dan Indonesia Eropa Asia Indonesia Keadaan Gizi IMT Kgm 2 Keadaan Gizi IMT Kgm 2 Keadaan Gizi IMT Kgm 2 Kurus sekali 17,0 Kurus ≤ 18,5 Kurus ≤ 18,5 Kurus 17,0 – 18,4 Normal 18,5 – 24,9 Normal 18,5 – 22,9 Normal 18,5 – 25,0 Kegemukan ≥ 25 Kegemukan ≥ 23 Gemuk 25,1 – 27,0 Pre obes 25,0 – 29,9 Pre obes 23,0 – 24,9 Gemuk sekali 27,0 Obes I 30,0 – 34,9 Obes I 25,0 – 29,9 Obes II 35,0 – 39,9 Obes II ≥ 30,0 Obes III ≥ 40,0 Sumber : Harahap et al., 2005

2.4. Asupan Vitamin D

Sumber utama vitamin D adalah paparan sinar matahari, asupan bahan makanan sumber, suplementasi, asupan makanan fortifikasi. Diet dengan tinggi minyak ikan dapat mencegah defisiensi vitamin D. Paparan sinar matahari berupa radiasi UVB dengan panjang gelombang 290-315 sumber lain menyebutkan 280- 320nm dapat menjadi sumber yang sangat baik terutama di daerah tropis. Sinar matahari tersebut akan menembus kulit dan mengkonversi 7-dehydrocholesterol menjadi previtamin D 3 setelah paparan 30 menit, dan secara cepat akan dikonversi menjadi vitamin D 3 . banyaknya previtamin D 3 atau vitamin D 3 akan dipecah oleh sinar matahari, kelebihan paparan sinar matahari tidak menyebabkan intoksikasi vitamin D 3 Holick, 2007. Bahan makanan sumber vitamin D yang berasal dari hewani diperkirakan mempunyai bioavailabilitas 60 dibandingkan suplemen vitamin. Bahan makanan sumber susu mempunyai bioavailabilitas 3-10 kali lebih baik dibandingkan bahan makanan sumber yang larut dengan minyak. Peningkatan Universitas Sumatera Utara bioavailabilitas dalam susu tersebut dipengaruhi oleh faktor yang bersifat stimulator yaitu fraksi laktalbumin susu Holmes dan Kummerow, 1983. Secara alami sangat sedikit makanan yang mengandung atau difortifikasi vitamin D, termasuk vitamin D 2 dan D 3 . Vitamin D 2 diproduksi melalui irradiasi sinar ultra violet ergosterol dari jamur, dan vitamin D 3 melalui irradiasi 7- dehidroksikolesterol dari lanolin. Kedua bahan tersebut digunakan untuk membuat suplemen vitamin D Holick, 2007. Bahan makanan sumber dan kandungan vitamin D tercantum pada tabel 2.5. Kecukupan vitamin D tidak hanya penting untuk kesehatan tulang saja tetapi juga untuk fungsi optimal organ dan jaringan seluruh tubuh. Kebutuhan meningkat seiring pertumbuhan usia, masa remaja adalah masa yang paling tinggi kebutuhan akan vitamin D sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi AKG untuk vitamin D. Angka kecukupan gizi vitamin D yang dianjurkan untuk orang Indonesia berdasarkan PERMENKES RI tahun 2013 tercantum pada tabel 2.4. Tabel 2.4. Angka Kecukupan Gizi Vitamin D yang Dianjurkan Golongan umur tahun Angka Kecukupan Gizi mcg 16-18 19-29 30-49 50-64 65-80 Lebih dari 80 15 15 15 15 20 20 Sumber: PERMENKES RI, 2013 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5. Bahan Makanan Sumber, Suplemen, dan Sumber Bahan Farmasi Vitamin D 2 dan D 3 Sumber Kandungan vitamin D Sumber alami: Salmon Segar, di alam Segar, ternak Kalengan Sarden, kalengan Mackerel, kalengan Tuna, kalengan Minyak ikan kod Ikan berlemak Jamur shiitake Jamur kancing Kuning telur Paparan sinar matahari, radiasi UV B 600-1000 SI D 3 100-250 SI D 3 dan D 2 300-600 SI D 3 300 SI D 3 250 SI D 3 230 SI D 3 400-1000 SI D 3 1000 SI D 3 100-1600 SI D 2 40 SI D 2 20 SI D 3 dan D 2 3000 SI D 3 Makanan fortifikasi Susu Jus jeruk Formula susu bayi Yoghurt Mentega Margarin Keju Sereal sarapan pagi 100 SI 240 mL D 3 100 SI 240 mL D 3 100 SI 240 mL D 3 100 SI 240 mL D 3 50 SI 100 gr D 3 430 SI 100 gr D 3 100 SI 85 gr D 3 100 SI porsi D 3 Suplemen Bentuk resep Vitamin D 2 Ergocalciferol Drisdol vitamin D 2 suplemen cairan Multivitamin Vitamin D 3 50.000 SI kapsul 8000 SI mL 400 SI 400, 800, 1000, dan 2000 SI Sumber: Holick, 2007 ; Almatsier 2010 Ket: 1 SI Satuan Internasional = 0,025 g vitamin D; 1 g vitamin D=40 SI Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep