2.2.1. Pembentukan vitamin D
Vitamin D
3
, kolekalsiferol, berasal dari efek iradiasi UVB panjang gelombang 290-315 nm pada 7-dehidrokolesterol kolesterol dengan ikatan
rangkap pada atom karbon 7 yang merupakan pendamping tambahan kolesterol di dalam kulit. Ada susunan ulang molekul dengan terbukanya cincin B inti
steroid Gambar 2.1. Kolekalsiferol merupakan bentuk vitamin D yang terdapat secara alami pada manusia dan hewan, seperti dalam minyak hati ikan kod, ikan
yang berlemak, mentega, dan hati hewan. Vitamin D
2
berasal dari ergosterol sterol fungus melalui iradiasi senyawa tersebut dengan cahaya UV melalui
rangkaian perubahan kimia yang sama dan disebut ergokalsiferol Truswell, 2014.
Gambar 2.1. Pembentukan vitamin D
3
dalam kulit Sumber : Truswell, 2014
Di daerah tropis dan subtropis dunia terdapat cukup vitamin D yang dibuat dalam kulit untuk memenuhi kebutuhan tubuh jika orangnya tidak terus diam di
rumah atau tubuhnya tidak sepenuhnya tertutup pakaian. Karena kolekalsiferol dibentuk dalam satu organ tubuh kulit dan diangkut oleh darah untuk bekerja
Universitas Sumatera Utara
pada organ lain tulang, usus, ginjal, kolekalsiferol dapat disebut sebagai hormon. Bagaimanapun, ketika orang tinggal di garis lintang yang tinggim tertutup
pakaian, menghabiskan seluruh waktunya di dalam rumah, dan langit terkena polusi asap, maka pajanan sinar UV tidak cukup untuk membuat cukup vitamin D
di dalam kulit. Asupan vitamin D dari makanan diperlukan sehingga kolekalsiferol yang berada dalam beberapa makanan dan ergokalsiferol dalam
makanan yang difortifikasi mengambil peranan sebagai sumber vitamin Truswell, 2014.
2.2.2. Metabolisme vitamin D
Di dalam tubuh, vitamin D tidak langsung dalam keadaan aktif sehingga vitamin D tersebut harus dimodifikasi secara kimia mengalami hidroksilasi
sebanyak dua kali. Petunjuk pertama dari hal ini berupa hasil obaservasi adanya
lag period
8 jam sebelum seseorang dapat melihat efek vitamin D yang diberikan pada hewan percobaan. Vitamin D dibawa dalam plasma dalam keadaan terikat
dengan α
2
- globulin yang spesifik, yaitu protein yang mengikat vitamin D. Dalam mikrosom hati, ujung rantai-samping mengalami hidroksilasi untuk membentuk
25 –hidroksi-vitamin D 25OHD. Senyawa ini mempunyai kadar yang lebih
stabil dalam darah dibandingkan kadar vitamin D yang mengalami kenaikan temporer ketika jumlah vitamin tersebut diserap atau disintesis dalam kulit
Truswell, 2014. Senyawa 25OHD masih belum berupa metabolit aktif. Senyawa
25OHD harus mempunyai gugus hidroksil ketiga OH yang berada pada atom karbon 1. Reaksi penambahan gugus hidroksil ini dilakukan oleh enzim, 1α-
hidroksilase, di dalam ginjal dalam mitokondria tubulus proksimal untuk membuat 1,25-dihidroksi vitamin D 1,25OH
2
D yang juga disebut kalsitriol Gambar 2.2. Kadar 1,25OH
2
D plasma adalah sekitar seribu kali lebih kecil daripada kadar 25OHD. Aktivitas enzim 1α-hidroksilase renal dikontrol dengan
ketat sehingga kecepatan produksi 1,25OH
2
D baru meningkat ketika terjadi penurunan kadar kalsium plasma atau kenaikan kadar hormon paratiroid. Senyawa
Universitas Sumatera Utara
1,25OH
2
D merupakan salah satu dari tiga hormon yang secara normal bekerja sama untuk mempertahankan kadar kalsium agar tetap konstan Truswell, 2014.
Gambar 2.2. Aktivasi vitamin D
Sumber: Truswell, 2014 Vitamin D dibentuk lebih sedikit dalam kulit yang berwarna gelap
dibandingkan kulit yang berwarna putih karena melanin dalam kulit menyerap sinar UV. Orang tua juga membentuk lebih sedikit vitamin D setelah mereka
terpajan dengan sinar UV gelombang pendek; kulit mereka mengandung materi awal 7-dehidrokolesterol yang lebih sedikit. Vitamin D yang dikonsumsi
kemudian akan dicerna, diserap, dan diangkut dari usus halus bagian proksimal dalam kilomikron Gambar 2.3. Seperti lemak lainnya, penyerapan dapat
terganggu pada penyakit kronis dalam sistem empedu atau pada penyakit usus dengan malabsorbsi. Ekskresi vitamin D ke dalam getah empedu, terutama
sebagai metabolit yang lebih polar Truswell, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Metabolisme dan fungsi vitamin D Sumber: Almatsier, 2010
2.3. Indeks Massa Tubuh dan Vitamin D