sehingga kualitas lingkungan tetap terjaga dengan baik. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan, upaya pengendalian atau pengelolaan seharusnya dilakukan sejak pada
tahap prakontruksi dan tahap operasional, dengan pengendalian atau pengelolaan lingkungan yang baik, maka peningkatan harjat dan kesejahteraan masyarakat dapat
dicapai, serta kualitas lingkungan tetap terpelihara. Hal ini dapat diwujudkan, jika semua pihak berpartisipasi secara aktif, yaitu:
a Pemerintah dalam segala tingkatan b Pejabat dalam perusahaan swastaBUMNBUMD
c Perseroan, tokoh agama, tokoh masyarakat, atau kelompok masyarakat d LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
3.1. Pengertian AMDAL
Sebelum masalah lingkungan hidup menjadi sorotan masyarakat dunia, kegiatan suatu proyek pembangunan hanya didasarkan pada kelayakan teknis dan
ekonomis. Akan tetap, sejak diundangkannya UUPLh dan dditerbitkannya peraturan pendkungnya, maka setiap rencana suatu usaha atau kegaitna yang diperkirakan
berdampak negatif penting, wajib dilengkapi studi kelayakan lingkungan. Penerapan studi kelayakan lingkungan merupakan wujud dan penopang konsep pembangunan
berwawasan lingkungan yang telah dicanangkan di Indonesia. Dengan demikian kegiatan pembangunan dan hasilnya diharapkan tidak hanya bersifat sementara, tetapi
berkelanjutan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Analisa mengenai dampak lingkungan AMDAL adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada
Putri Eka Ramadhani: Pemberian Izin industri Dalam Rangka Public Service Pemerintah Daerah Untuk Melakukan Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Study Di Kota Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
lingkungan hidup, yang diperlukan proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan tata kegiatan.
120
dokumen AMDAL terdiri dari 4 dokumen, yaitu:
1. Kerangka acuan analisa dampak lingkungan
2. Analisa dampak Lingkungan Hidup
3. Rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan
4. Rencana pemanfaatan lingkungan hidup dengan batasan sebagai berikut
Kerangka acuan adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan. Analisis Dampak Lingkungan
Hidup RKL adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan rencana usaha dan akan kegiatan rencana
pemantauan lingkungan hidup RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha
dan atau kegiatan.
121
3.2. Kegunaan AMDAL
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk mencegah terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan oleh suatu rencana usaha atau kegiatan. Dalam
pelaksanaan AMDAL diharapkan kemungkinan terjadinya dampak negatif besar dan penting dapat ditanggulangi sejak dini. Dengan demikian, AMDAL merupakan alat
120
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL,Pasal 1 ayat 1
121
K.E.S. Manik, “ Pengelolaan Lingkungan Hidup” Jakarta: Penerbit, Djambatan, 2003, hal.192
Putri Eka Ramadhani: Pemberian Izin industri Dalam Rangka Public Service Pemerintah Daerah Untuk Melakukan Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Study Di Kota Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
atau instrumen bagi pengelolaan lingkungan hidup, baik bagi pemrakarsa sebagai pengelola industri terkait sebagai pengawas atau pemantau, maupun bagi masyarakat
sebagai penerima dampak jika terjadi pencemaran lingkungan. Untuk mengetahui apakah AMDAL sudah dilaksanakan disusun pemrakarsa
atau belum, maka pelaksanaan AMDAL dikaitkan dengan mekanisme perizinan suatu rencana usaha atau kegiatan. Hal ini diatur dalam pasal 7 dan Pasal 19 2 PP No. 27
tahun 1999 tentang AMDAL. Pasal 7
1 Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup merupakan syarat yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang.
2 Permohonan izin melakukan usaha dan atau kegiatan sebagimana dimaksud pada
ayat 1 diajukan oleh pemrakarsa kepada pejabat yang berwenang menurut peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan wajib melampirkan keputusan
kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 2 yang diberikan instansi yang bertanggung jawab
3 Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 mencantumkan
syarat dan kewajiban sebagaimana ditentukan dalam rencana pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup sebagai ketentuan dalam
izin melakukan usaha dan atau kegiatan yang diterbitkannya.
4 Ketentuan dalam izin melakukan usaha dan atau kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemrakarsa, dalam menjelanjan usaha dan atau kegiatannya.
Pasal 10:
1 Analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup dinilai:
a. Ditingkat pusat : Oleh komisi penilai pusat
b. Ditingkat daerah: oleh penilai daerah
2 Instansi yang bertanggung jawab menerbitkan keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha atau kegiatan berdasarkan hasil penilaian analisis dampak
lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud ayat 1
Putri Eka Ramadhani: Pemberian Izin industri Dalam Rangka Public Service Pemerintah Daerah Untuk Melakukan Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Study Di Kota Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
3 Dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib dicantumkan dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan itu,
pertimbangan saran, pendapat, dan tanggapan yang diajukan oleh warga masyarakat.
Suatu rencana usaha atau kegiatan harus diketahui masyarakat, terutama masyarakat yang berada disekitar rencana usaha itu. Untuk itu, instansi terkait atau
Pemerintah Daerah wajib mengumumkan rencana usaha tersebt, sehingga sejak awal masyarakat sudah mengetahuinya. Masyarakat yang akan terkena dampak rencana
usaha juga menjadi komisi penilai AMDAL pada saat pembahasan dokumen AMDAL. Dokumen AMDAL juga terbuka untuk umum sehingga masyarakat dapat
mengawasi pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa.
3.3. Jenis Studi AMDAL