Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya alasan keterlambatan pembangunan ini dikarenakan pekerjaan yang dikerjakan oleh para pekerja yang direkrut tidak sesuai dengan target yang telah
ditentukan, konstruksi boiler cerobong asap yang harus kembali diperbaiki dikarenakan mengalami sedikit kendala yaitu kemiringan pada saat dibangun,
bahkan sampai runtuhnya 3 unit tower penyangga kabel listrik yang disebabkan oleh ulah segelintir masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
Sampai dengan saat ini.Proyek PLTU yang sejatinya dibuat untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat telah rampung
dikerjakan dan tinggal menunggu peresmian dari pemerintah pusat. Dari informasi yang penulis dapatkan pada bulan Februari 2015 ini dinyatakan
jikapenyelesaian proyek PLTU telah mencapai tahap ujicoba dan bahkan satu dari dua unit yang dibangun sudah dioperasikan untuk menghasilkan listrik.
4.1.1.3 Deskripsi pekerja Tiongkok
GPEC Guangdong Power Engineering Company selaku perusahaan yang diberi tanggung jawab oleh pemerintah Indonesia untuk membangun PLTU
di desa Tanjung Pasir serta merta membawa para pekerjanya langsung dari Tiongkok dan menetap sekian lama di sana hingga proses pembangunan PLTU
tersebut selesai. Menurut bank data Bagus Karya tercatat pekerja Tiongkok yang paling banyak bekerja berjumlah sekitar 822 orang pekerja. Selama bekerja di
Indonesia para pekerja Tiongkok diberi berbagai macam fasilitas seperti rumah atau mess, transportasi antar jemput dari lokasi mess menuju ke proyek, fasilitas
kesehatan seperti perlengkapan medis, obat-obatan dan dokter jaga 24 jam baik di proyek maupun di mess serta fasilitas makan yang sudah disediakan pihak
perusahaan beserta juru masaknya. Dalam kegiatan sehari-hari pekerja Tiongkok hidup dalam kedisiplinan,
pada pukul 07:00 WIB mereka sudah sarapan dan telah bersiap-siap untuk menunggu bus jemputan menuju proyek PLTU dan tepat pukul 7:30 semua
pekerja Tiongkok berangkat menggunakan bus antar jemput. Jarak antara mess dengan proyek tersebut sekitar 4 km dan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15
menit. Pada pukul 08:00 WIB mereka sudah mulai bekerja dan langsung menuju ke tempat atau divisi di mana mereka ditempatkan. Setelah jam menunjukkan
pukul 12:15 WIB seluruh pekerja baik pekerja Tiongkok maupun pekerja lokal
Universitas Sumatera Utara
istirahat, biasanya para pekerja Tiongkok beristirahat dan makan siang, makan siang mereka telah disiapkan oleh juru masak mereka yang langsung didatangkan
dari Tiongkok dan dibantu juga oleh beberapa pekerja lokal. Makanannya langsung diantar ke kantor masing-masing divisi dengan menggunakan truk dan
uniknya mereka selalu mempercepat makan siangnya dan setelah selesai makan siang, mereka langsung mencari tempat yang nyaman untuk sekedar
membaringkan tubuh bahkan ada juga yang para pekerja yang kedapatan tidur, maka pada waktu tersebut keadaan proyek saat itu sangat sunyi, lampu-lampu
kantor dipadamkan, mesin-mesin peralatan dimatikan, bahkan sangat sulit ditemui para pekerja Tiongkok yang berinteraksi sekedar bercengkerama,
semuanya mengambil posisi istirahat dan mereka tidak boleh diganggu oleh siapapun, termasuk bos mereka sendiri dan sekitar 2 jam kemudian, tepatnya
pada pukul 14:00 WIB jam kerja kembali dimulai. Pada pukul 17: 00 WIB jam kerja selesai, para pekerja Tiongkok pun
kembali pulang menuju mess dengan menggunakan bus transport antar jemput pekerja. Setelah mereka sampai di mess, para pekerja Tiongkok langsung
kembali ke kamar masing-masing untuk mandi dan beristirahat dan tepat pada pukul 18:00 WIB mereka ke aula mess untuk makan malam yang sudah
disediakan oleh juru masak mereka. Setelah selesai makan malam mereka kembali masuk ke kamar masing-
masing, adapula yang keluar untuk sekedar beraktivitas dan berinteraksi dengan penduduk sekitar mess. Biasanya mereka berinteraksi dengan penduduk lokal
untuk makan di warung-warung milik warga sekitar, dan juga membeli keperluan sehari-hari seperti kebutuhan primer, perlengkapan mandi, rokok, dan lain
sebagainya. Walaupun makanan sejatinya telah disediakan oleh pihak perusahaan, namun mereka tetap saja membeli bahan pangan sehari- hari, mereka
juga sering bepergian keluar desa untuk membeli keperluan lainnya di kota Pangkalan Susu misalnya dan biasanya pada hari libur atau diluar jam kerja
biasanya mereka pergi sekedar refreshing atau membeli sesuatu. Tidak semua pekerja Tiongkok bekerja di pagi hari, ada pula pekerja
Tiongkok yang bekerja pada malam hari atau yang dikatakan sebagai jadwal
Universitas Sumatera Utara
shift, biasanya orang yang bekerja di malam hari merupakan pekerja yang memonitoring mesin, dan boiler atau biasa yang biasa disebut sebagai operator.
Selain bekerja sebagai operator, pekerja Tiongkok juga bekerja sebagai mekanik mesin yang bertugas melanjutkan pekerjaan yang belum selesai
dikerjakan oleh pekerja yang dilakukan pada siang harinya. Biasanya mereka berangkat pada pukul 19:00 dan kembali pulang ke mess pada keesokan harinya
pada pukul 06:00 WIB. Selama bekerja di sini mereka memakai sistem kontrak yang telah
disepakati oleh pekerja Tiongkok dengan perusahaan GPEC, dan selama bekerja di Indonesia mereka didata dan diawasi oleh pihak Indonesia yang ditangani
oleh Bagus Karya di bawah pengawasan Indonesia Power yang mengurusi segala administrasi yang diperlukan, sehingga ketika kontrak selesai mereka kembali ke
Tiongkok dan dirotasi atau digantikan dengan pekerja baru sehingga bisa dipastikan tidak ada pekerja Tiongkok yang bertahan sejak pertama sekali proyek
ini dibangun.
4.1.1.4 Deskripsi Subjek Penelitian