Proses dan Reaksi Masyarakat terhadap Perubahan Status Wakaf

64 yang lebih luas dari sebelumnya sangat bermanfaat sekali bagi Pengurus Nadzir dan Dewan Kemakmuran Masjid untuk mengelolanya lebih produktif dibanding sebelumnya, sehingga amanat undang-undang untuk mengelola wakaf secara produktif dapat terpenuhi. 6 Pengelolaan wakaf secara produktif tersebut terlihat saat bahwa Masjid Al Istiqomah wa Hayatuddin tidak hanya digunakan untuk kepentingan ibadah saja, namun pengurus menyediakan jasa penyewaan tempat seperti, untuk keperluan acara resepsi pernikahan dan ke depan rencananya juga akan dibangun sebuah koperasi masjid yang mana hasil dari itu semua nantinya dipergunakan sebaik-baiknya untuk mengelola aset wakaf serta kemakmuran masjid. 7

C. Proses dan Reaksi Masyarakat terhadap Perubahan Status Wakaf

Masjid Al-Istiqomah wa Hayatuddin 1. Proses Perubahan Status Wakaf Masjid Al Istiqomah wa Hayatuddin ini dalam sejarah berdirinya yang telah penulis jelaskan sebelumnya, merupakan masjid dari ruislagh tanah wakaf dua rumah ibadah yaitu Masjid Al Istiqomah dan Musholla Hayatuddin, yang terletak di Jalan Kebon Melati V RT.02 RW.08 Kelurahan 6 Adeng Nurdin, Wakil Ketua DKM Al Istiqomah wa Hayatuddin, Wawancara Pribadi, Jakarta, 21 Juli 2010. 7 Ibid. 65 Kebon Melati Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat, dengan tanah milik pengembang PT Jakarta Realty yang terletak di Jalan KH. Mas Mansyur Nomor 57 Kelurahan Kebon Melati Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil musyawarah bersama para pengurus nadzir kedua rumah ibadah tersebut dengan para tokoh masyarakat setempat, yang terjadi Pada tanggal 5 September 2005. Telah menyetujui pemindahan atau penukaran tanah wakaf tersebut, dan mengajukan permohonan kepada Menteri Agama melalui Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Kepala KUA Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat setelah menerima permohonan tersebut beserta alasannya, maka pada tanggal 11 Nopember 2005 menindaklanjutinya dengan meneruskan permohonan tersebut kepada Kantor Departemen Agama Kota Jakarta Pusat. Kepala Kantor Departemen Agama Kota Jakarta Pusat setelah menerima permohonan tersebut, kemudian meneruskannya kepada Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 24 Nopember 2005, dan pada tanggal 14 Desember 2005 menyampaikan usulan pembentukan Tim Ruislagh kepada Walikotamadya Jakarta Pusat yang unsurnya terdiri dari; Walikotamadya Jakarta Pusat; Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Pusat; Majelis Ulama Indonesia Kotamadya Jakarta Pusat; Kantor Departemen Agama Kotamadya Jakarta Pusat; Nadzir Masjid Al 66 Istiqomah dan Musholla Al Hayatuddin Kelurahan Kebon Melati Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Walikotamadya Jakarta Pusat setelah menerima usulan tersebut, maka pada tanggal 11 Januari 2006 membuat keputusan tentang pembentukan Tim Ruislagh tanah wakaf antara Masjid Al Istiqomah dan Musholla Hayatuddin dengan PT Jakarta Realty. Berikutnya Tim Ruislagh melaksanakan penelitian administrasi serta peninjauan lapangan dan selesai pada tanggal 21 Februari 2006. Lalu pada tanggal 27 Februari Walikotamadya Jakarta Pusat menyampaikan rekomendasi hasil penilaian Tim Ruislagh tersebut, kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta sebagai bahan pertimbangan. Selanjutnya pada tanggal 9 Maret 2007 Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta meneruskan permohonan tersebut kepada Menteri Agama melalui Direktur Jenderal Bimbingan Mayarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia untuk memperoleh izin secara tertulis. Sebelum Menteri Agama memberikan keputusannya, terlebih dahulu pada tanggal 17 Maret 2007 melalui Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Agama Republik Indonesia memohon persetujuan kepada Badan Wakaf Indonesia. Pada tanggal 11 Januari 2008 Badan Wakaf Indonesia memberikan rekomendasi, bahwa permohonan perubahan status atau tukar menukar harta 67 benda wakaf dapat disetujui, dan telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006. Akhirnya pada tanggal 14 April 2008 Departemen Agama Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Agama melalui surat keputusan, memberikan izin secara tertulis kepada nadzir Masjid Al Istiqomah dan Musholla Hayatuddin, untuk melakukan perubahan status atau tukar menukar tanah wakaf, yang terletak di Jalan Kebon Melati V RT.02 RW.08 Kebon Melati Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat, dengan tanah penukar yang terletak di Jalan KH. Mas Mansyur Nomor 57 Kebon Melati Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat milik PT Jakarta Realty. 2. Reaksi Masyarakat terhadap Perubahan Status Wakaf Dalam prosesnya tersebut, meskipun sebagian besar masyarakat setempat menyetujui adanya ruislagh, namun ada yang mengaku sebagai ahli waris dari wakif tanah Musholla Hayatuddin yang tidak setuju dengan ruislagh tersebut. Sehingga pada saat itu sempat terjadi pertentangan antara pihak ahli waris dengan pihak PT Jakarta Realty selaku pengembang. Mereka berkeinginan mengambil kembali tanah tersebut, yang padahal sudah diwakafkan oleh bapaknya untuk dibangun musholla. Mereka merasa bahwa tanah tersebut miliknya juga, selain itu mereka beralasan karena tidak 68 mempunyai tempat tinggal lain, sehingga mereka akan tetap meguasai tanah tersebut bila tidak ada ganti rugi uang untuk mencari tempat tinggal di tempat lain. Akhirnya setelah dimusyawarahkan pihak pengembang bersedia memberikan ganti rugi uang kepada pihak ahli waris untuk kemudian memberikan tanahnya dikelola oleh pihak pengembang. 8

D. Analisis Data Penelitian