Jenis Obat Kemoterapi dan Efek Samping Komplikasi Oral Kemoterapi Kanker

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009

2.3 Terapi Kanker

Pengobatan kanker di antaranya pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan terapi kombinasi. 21 Pembedahan merupakan pengambilan seluruh jaringan kanker dan jaringan sehat sekitarnya yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit. 1 Radioterapi merupakan terapi penyinaran yang bertujuan menghancurkan sel-sel kanker yang membelah dengan cepat. 21 Radiasi tidak mampu membedakan antara sel normal dan sel kanker sehingga merusak sel normal. 4

2.3.1 Kemoterapi Kanker

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker, tapi dapat memberi efek di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi, pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. 27 Terdapat 5 cara pemberian perawatan kemoterapi yaitu kemoterapi adjuvan diberikan setelah pembedahan, kemoterapi neoadjuvan sebelum pembedahan, kemoterapi primer digunakan secara sendiri pada pasien leukemia dan limfoma, kemoterapi induksi sebagai kemoterapi pertama dan kemoterapi kombinasi menggunakan obat kemoterapi lebih dari dua jenis obat. 27

2.3.1.1 Jenis Obat Kemoterapi dan Efek Samping

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 Jenis Kemoterapi yang digunakan untuk terapi kanker adalah : a. Obat golongan Alkylating agent, Platinum Compounds, dan Antibiotic Anthrasiklin, obat golongan ini bekerja antara lain dengan mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi. Efek sampingnya berupa mual, muntah, rambut rontok, iritasi kandung kemih sistitis disertai terdapatnya darah dalam air kemih, jumlah sel darah putih, sel darah merah dan trombosit menurun, jumlah sperma berkurang pada pria, mungkin terjadi kemandulan yang menetap dan dapat meningkatnya resiko leukemia. 13,23 b. Obat golongan Antimetabolit bekerja langsung pada molekul basal inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA. Obat golongan ini menimbulkan efek yang sama dengan alkylating agents, ditambah dengan terjadinya ruam kulit, warna kulit menjadi lebih gelap meningkatnya pigmentasi atau gagal ginjal. 13,23 c. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca alkaloid dan Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel. Efek samping yang ditimbulkan serupa dengan alkylating agents. 13,23 d. Obat golongan Enzim seperti L-A Sparaginase bekerja dengan menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari sel – sel kanker tersebut. 23 e. Kemoterapi herbal yang terkandung dalam bawang putih. Selenium, suatu komponen yang terkandung di dalam bawang putih. 23 f. Kemoterapi herbal dengan senyawa polifenol yang terdapat di dalam teh mampu mengurangi resiko kanker dan penyakit jantung koroner. 23 Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 Agenobat kemoterapi yang berpotensi merusak mukosa oral adalah dari golongan alkylating busulfan, cyclophosphamide, procarbazine dan thiothepa, anthracyclines daunorubicin, doxorubicin dan epirubicin, antimetabolites cytosine arabinoside, hydroxyurea, 5-fluoracil, methotrexate, 6-mercptopurine dan 6- thioguanine, antibiotics actinomycin D, amsacrine, bleomicyn dan mitomycin, dan vinka alkaloids vinblastine dan vincristine. 16

2.3.1.2 Komplikasi Oral Kemoterapi Kanker

Obat yang digunakan sebagai agen kemoterapi memberi efek destruktif pada mukosa oral. Agen kemoterapi ini bereaksi secara langsung menyebabkan terjadinya mielosupresi dan imunosupresi. 4 Komplikasi oral spesifik akibat terapi kanker adalah mukositisstomatitis, infeksi, perdarahan, xerostomia, gangguan pengecapan dan defisiensi nutrisi 1,14,16 Mukositis menggambarkan adanya suatu reaksi efek toksik pada saluran pencernaan dari mulut sampai anus, yang merupakan akibat dari agen-agen kemoterapi atau radiasi. 14 Mukositis ditandai dengan adanya daerah eritema, ulser dan kemudian menjadi lapisan putih kekuning-kuningan pseudomembran, nekrosis dan perdarahan spontan. 7,14 Erythematous mucositis terlihat 3 hari setelah pemberian kemoterapi pertama, tetapi lebih khusus atau jelas terlihat dalam 5-7 hari. 1,14 Sedangkan muko sitis yang disertai ulkus muncul setelah hari ke-7 dimulainya kemoterapi. 14 Proses terjadinya mukositis secara biologi terbagi dalam 5 fase yang timbal balik, yaitu: fase awal inflamasi atau fase vaskular, fase informasi genetik, fase Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 amplifikasi sinyal, fase ulseratif atau fase bakteriologi dan fase penyembuhan. 4,6,17 Mukositis menyebabkan rasa sakit, susah membuka mulut, kesulitan mengunyah makanan dan dapat menjadi pintu gerbang masuknya bakteri. 7 Lesi biasanya terjadi pada daerah non-keratinisasi seperti: mukosa bukal dan labial, lateral lidah, dasar mulut dan palatum lunak. 1,4,5 Obat anti kanker yang dapat menyebabkan terjadinya mukositis yaitu: amsacrine, bleomicyn, cisplatin, cytarabine, daunorubicin, doxorubicin, epirubicin, etoposide, 5-fluorouracil, idarubucin, methotrexate, mitoxantrone, dan vinblastine. 4,14,16 Infeksi oral terjadi dengan adanya agen sitotoksik sebagai faktor predisposisi. Infeksi oral disebabkan oleh jamur, virus dan bakteri. 1,5 Tidak hanya mulut yang terinfeksi, tetapi karena kehilangan epitel oral yang berperan sebagai barier pelindung mengakibatkan infeksi lokal dan merupakan pintu gerbang masuknya mikroorganisme kedalam sirkulasi sistemik. Bila integritas mukosa rusak, infeksi lokal dan sistemik dapat terjadi, yang disebabkan flora normal di rongga mulut seperti nosocomial dan organisme oportunistik. 14 Ruescher dkk melaporkan adanya bakteri streptococcal alfa-hemolitikus pada pasien kemoterapi. 7 Draizen dkk melaporkan 70 infeksi oral disebabkan oleh Candida Albicans. 14 Kandidiasis sering terjadi pada infeksi oral pasien kemoterapi kanker dengan lesi berwarna merah erythematous, berbentuk makula dan manifestasi biasanya pada palatum, lidah dan sudut mulut. 5 Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 Perdarahan terjadi akibat trombositopenia 20x10 9 L 16 yang disebabkan oleh obat anti kanker sehingga menyebabkan perdarahan gingiva, petechiae mukosa atau ecchymosis. 18 Petechiae biasanya terlihat pada gingiva, mukosa bukal, lidah, dasar mulut dan palatum keras dan lunak. Sedangkan ecchymosis lebih sering pada lidah dan dasar mulut. Pencegahan merupakan tindakan yang efektif untuk menghindari terjadinya perdarahan. Menghilangkan daerah yang menimbulkan trauma restorasi yang tajam dan gigi fraktur dan mengobati penyakit intraoral sebelum kemoterapi untuk mengurangi perdarahan. 16 Xerostomia adalah pengurangan sekresi saliva 14 yang menyebabkan saliva sangat kental dan pH rendah sehingga mempermudah terjadinya karies dan infeksi oral lainnya. 16 Agen sitotoksik khususnya adriamicyn dapat menyebabkan xerostomia. 1 Gejala klinis adalah mulut kering, perubahan pada permukaan lidah, bibir pecah-pecah dan adanya lesi di sudut mulut. Xerostomia akan mempersulit pemakaian protesa sehingga memerlukan peningkatan frekuensi dan volume asupan cairan. 14 Gangguan pengecapan adalah gangguan rasa asam, manis, pedas. Hal ini menyebabkan nafsu makan menurun sehingga tidak jarang mengakibatkan defisiensi protein dan kalori. Gangguan tersebut dapat berkurang sedikit, hilang sama sekali, atau timbul rasa baru, disebut metallic medicinal. Hal ini disebabkan karena adanya destruksi dari taste bud. Neurotoksik yaitu pasien mengeluh adanya rasa sakit yang terus menerus, rasa sakit seperti terbakar dan kadang-kadang seperti sakit gigi. Walaupun tidak Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 ditemukan adanya gigi atau mukosa yang sakit. Komplikasi ini adalah efek dari beberapa golongan obat anti kanker, contohnya Vinka alkaloid. 16 Obat anti kanker dari golongan alkaloid sering menimbulkan neurotoksik. 1 Defisiensi nutrisi juga terjadi akibat kemoterapi. Efek sitotoksik agen kemoterapi terhadap mukosa oral menimbulkan rasa sakit, gangguan pengunyahan, dan disfagia karena atrofi mukosa. Gangguan ini akhirnya menyebabkan mukositis dan ulser. 16

2.3.1.3 Tindakan Dokter Gigi Pada Pasien dengan Kemoterapi Kanker