WHO, 2009. Pihak rumah sakit harus dapat menjamin kesediaan air bersih dan handrub
serta  tissue  agar pelaksanaan 6 langkah cuci tangan dan 5 momen cuci tangan pelaksanaannya berjalan dengan baik.
5.3.6 Hubungan implementasi IPSG  6 dengan kinerja perawat dapat dilihat dari hasil  p
α  0,012 yang nilainya  sebesar pα  0,05 berarti  berpengaruh dengan kinerja perawat,  Sedangkan pada IPSG  6 seorang perawat dituntut untuk tetap
melakukan pengkajian risiko jatuh baik pada pasien saat berada di rawat jalan maupun pada saat pasien di rawat inap Frelita, et al, 2011.  Sesuai dengan SPO
yang sudah dibuat oleh rumah sakit bahwa pasien dilakukan pengkajian risiko jatuh saat masuk rumah sakit dan dilakukan pengkajian kembali sesuai dengan
skor risiko jatuh, jika pasien sudah pada skor risiko jatuh sedang skor 6-13 maka seorang perawat wajib memasangkan gelang tangan warna kuning dan memberi
tanda jatuh pada pintu kamar pasien dimana diharapkan semua petugas tahu bahwa pasien tersebut perlu perhatian agar tidak terjadi risiko jatuh. Rumah sakit
harus mendukung pencegahan pasien jatuh dengan cara pengadaan tempat tidur yang berpalang dan kamar mandi pasien yang pintunya bisa dibuka kearah luar
sehingga pasien cidera akibat jatuh dapat dicegah saat berada dirumah sakit.
5.4 Subvariabel IPSG yang Paling Berpengaruh terhadap Kinerja Perawat
Pengaruh  meningkatkan komunikasi yang efektif,  memastikan  lokasi pembedahan yang benar,  prosedur yang Benar, pembedahan pada pasien yang
benar,mengurangi  risiko  infeksi  akibat  perawatan  kesehatan  secara serentak
Universitas Sumatera Utara
terhadap  kinerja perawat.  Dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi tersebut dapat diintepretasikan, sebagai berikut: Hasil uji regresi
linear berganda terhadap variabel meningkatkan komunikasi yang efektif diperoleh nilai p=0,0470,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada
pengaruh meningkatkan komunikasi yang efektif  terhadap  kinerja perawat. Nilai koefisien b
1
= 0,281, berarti bahwa apabila nilai meningkatkan komunikasi yang efektif  X
2
Untuk hasil uji regresi linear berganda  terhadap variabel memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang
benar diperoleh nilai p=0,0020,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada pengaruh memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar terhadap kinerja perawat. Nilai koefisien b mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya
bersifat tetap, maka kinerja perawat Y akan meningkat sebesar 0,281 poin.
2
= 0,950, berarti bahwa apabila nilai memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar X
4
Hasil uji regresi linear berganda terhadap variabel mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatanX
mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka kinerja
perawat Y akan meningkat sebesar 0,950 poin.
5
diperoleh nilai p=0,0050,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada pengaruh mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan terhadap kinerja perawat dengan nilai koefisien b
3
= 1,908, berarti bahwa apabila nilai mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
X
5
mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya
Universitas Sumatera Utara
bersifat tetap, maka kinerja perawat  Y akan meningkat sebesar 1,908 poin. Bahwa  analisis kinerja perawat  paling besar pengaruhnya adalah mengurangi
risiko infeksi akibat perawatan kesehatan,  hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi yaitu=1,908.  Dengan demikian analisis kinerja perawat  paling besar
pengaruhnya adalah mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan. Profesi keperawatan yang memberikan pelayanan yang konstan dan terus
menerus 24 jam kepada pasien setiap hari dan individu perawat juga sebagai agen kuman bila tidak melakukan cuci tangan.  Pedoman  kebersihan  tangan  dalam
perawatan  kesehatan  menyajikan  bukti  dasar untuk  berfokus pada  peningkatan kebersihan tangan  sebagai bagian  dari  pendekatan terpadu untuk  pengurangan
perawatan kesehatan terkait  infeksiHealth care-associated  Infection HCAI, implementasi  pedoman ini sangat  penting  untuk mencapai  dampak pada
keselamatan pasien dan  panduan  ini  bertujuan  secara aktif mendukung  untuk
dapat digunakan dalam pelayanan WHO, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN