biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun. Sedang biaya tidak langsung ialah “dana berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk
kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar.”
37
Kategori kedua, biaya pendidikan lainnya adalah social cost dan private cost. Pengertian social cost atau biaya publik, yaitu biaya yang dikeluarkan
oleh masyarakat untuk pendidikan baik yang disalurkan langsung ke sekolah maupun melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan
untuk membiayai pendidikan. Sedang private cost atau disebut dengan biaya pribadi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh keluarga untuk pendidikan
anak-anaknya, dan termasuk didalamnya forgone opportunities biaya kesempatan yang hilang.
C. Klasifikasi Sumber-Sumber Biaya Pendidikan
Kebutuhan akan biaya dalam pendidikan tidaklah sedikit, karena itu diperlukan bantuan dana dari berbagai pihak agar penyelenggaraan
pendidikan dapat terselenggara dengan baik. Sekolah perlu berupaya keras dalam menggali sumber dana pendidikan, yaitu khususnya bagi sekolah-
sekolah swasta. Sumber dana pendidikan adalah “pihak-pihak yang memberikan bantuan
subsidi dan sumbangan yang diterima setiap tahun oleh lembaga sekolah dari lembaga sumber resmi dan diterima secara teratur.”
38
Dedi Supriadi mengungkapkan sumber-sumber biaya pendidikan pada tingkat makro, meliputi:
1 Pendapatan negara dari sektor pajak
2 Pendapatan dari sektor non-pajak
3 Keuntungan dari ekspor barang dan jasa
4 Usaha-usaha negara lainnya termasuk saham di BUMN
5 Bantuan dalam bentuk hibah grant dan pinjaman luar negeri loan.
39
37
Ibid.169.
38
Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, op.cit., h. 113.
39
Supriadi, op.cit., h. 5.
Yang semuanya, dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara RAPBN setiap tahunnya.
Sedang sumber pembiayaan pada tingkat mikro sesuai dengan PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 2 ayat 1:”Pendanaan
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.”
40
Secara jelas dipaparkan oleh Tim Dosen UPI, bahwa pada lazimnya sumber pembiayaan untuk sekolah mengenal dua macam pembiayaan,
yaitu: pembiayaan rutin dan pembiayaan pembangunan. Untuk memperoleh biaya rutin, pimpinan sekolah harus dapat menyusun
anggaran sekolah tiap tahunnya. Pimpinan juga harus memotivasi komite sekolah, sekolahnya dan masyarakat setempat dalam rangka
pengumpulan dana untuk menunjang pelaksanaan pendidikan yang ditawarkan. Semua dana yang diperoleh harus dikelola secara efektif
untuk menjamin agar siswa memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya.
41
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sumber dana pendidikan dapat diperoleh dari berbagai pihak baik dari pemerintah
maupun dari masyarakat. Maka dari itu, pengelola sekolah perlu mengembangkan kreativitas dalam menggali dana pendidikan tersebut.
Meskipun demikian dalam situasi bagaimanapun negara tidak boleh melepaskan tanggung jawabnya terhadap pembiayaan pendidikan.
Adapun menurut penulis, usaha-usaha untuk mengembangkan sumber dana pendidikan yang berasal dari masyarakat, dapat dilakukan dengan cara:
a Menyewakan tempat usaha di lingkungan sekolah yang ditawarkan
kepada masyarakat seperti kantin, kemudian dari iuran yang mereka bayar, akan menghasilkan pemasukan bagi sekolah.
b Bagi sekolah islam khususnya, dapat bekerja sama dengan lembaga zakat
melalui pemberian subsidi dan sumbangan untuk penyelenggaraan pendidikan, seperti pemberian beasiswa bagi peserta didik yang
berprestasi.
40
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, op.cit., h. 2.
41
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, Cet. III, h. 269.
Selain sumber dana pendidikan yang telah diuraikan di atas, Abudin Nata menjelaskan ada sumber dana lain, yaitu: zakat, sedekah, wakaf, hibah.
42
a. Zakat
Sebagai salah satu dari rukun islam, zakat merupakan ibadah yang berhubungan dengan harta benda dan bernilai kemasyarakatan atau sosial.
Apabila dana zakat dikelola dengan tepat maka dapat mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial.
Salah satu yang berhak menerima zakat adalah fiisabilillah untuk jalan Allah, menurut Al-Maraghi menegaskan yang dimaksud dengan jalan Allah
ialah “kemaslahatan umum kaum muslimin yang karenanya haruslah urusan agama dan Negara, bukan urusan individu.”
43
Seperti dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang- orang miskin, amil zakat, para yang dilunakkan hatinya mualaf, untuk
memerdekakan budak, untuk membebaskan orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai kewajibkan dari Allah, dan Allah mengetahui lagi Maha Bijaksana. Q.S. At Taubah: 60
44
b. Sedekah
Sedekah merupakan suatu pemberian secara suka rela yang dilakukan oleh seorang muslim dengan hanya mengharap keridhaan dan pahala semata
42
Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 344-353.
43
Ibid., h. 346.
44
DEPAG RI, op.cit., h. 196.
dari Allah SWT. Beberapa ulama Fiqh menyebut istilah sedekah memiliki arti sama dengan zakat. Dengan begitu, sedekah dapat diberikan kepada orang
berhak menerima zakat. Untuk itu, sedekah dapat digunakan sebagai sumber dana pendidikan yang meliputi gaji guru, sarana dan prasarana, serta
beasiswa. Tercantum dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan mereka dari orang yang menyuruh orangbersedekah,
atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan
Allah, maka kelak Kami akan memberikan pahala yang besar.Q.S. An Nisa: 114
45
c. Wakaf
Wakaf secara bebas diartikan sebagai sumbangan keagamaan religious endowment yang mengandung makna keshalehan yang digunakan bagi
kepentingan umum dijalan Allah SWT.
46
Ayat mengenai wakaf yang berbunyi:
45
Ibid., h. 97.
46
Nata, op. cit., h. 348-349.
Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan,
tentang hal itu sungguh, Allah Maha mengetahui.Q.S. Ali Imron: 92
47
d. Hibah
Hibah adalah pemberian harta benda kepada orang lain semasa hidup tanpa mengharap imbalan untuk kepentingan seseorang atau untuk badan
sosial, keagamaan, ilmiah. Ada beberapa fungsi hibah yaitu:
a. Menjembatani kesenjangan antara golongan yang mampu dan yang
tidak mampu, b.
Sarana mewujudkan keadilan sosial, c.
Salah satu upaya untuk menolong golongan yang lemah.
48
Dengan melihat kepada fungsi hibah itu sendiri, jelas bahwa hibah juga termasuk salah satu sumber pembiayaan dalam pendidikan. Hibah ini dapat
dilihat dalam Ayat Al Qur’an yang berbunyi:
Kebajikan itu bukanlah mengahadapkan wajahmu ke arah timur dan Barat, tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang beriman kepada
Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan
47
DEPAG RI, op.cit., h. 62.
48
Nata, op. cit., h. 352-353.
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang- orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan musafir, peminta-
minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila
berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Q.S. Al-Baqarah: 177
49
Sumber-sumber dana tersebut bersifat insidental, sangat dibutuhkan kreativitas pengelola sekolah. Bagi sekolah negeri mungkin tidak perlu
khawatir bagaimana mendapatkan sumber dana, karena sebagian besar dibiayai oleh pemerintah pusat maupun daerah. Lain hal dengan sekolah
swasta yang memiliki sumber dana sangat terbatas yaitu hanya bersumber dari dana iuran siswa dan yayasan, walaupun dalam hal ini pemerintah masih
mungkin membantu. Padahal menurut data yang dilansir oleh Depdiknas, keberadaan sekolah
dasar swasta mengalami pertumbuhan pesat dibandingkan dengan sekolah dasar negeri. Keadaan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
50
Tabel 2.1 Jumlah SD Negeri dan SD Swasta
Indikator SD
Negeri Swasta
Total Jumlah Sekolah
20072008
132.513 12.054
144.567
Jumlah Sekolah 20082009
131.490 12.738
144.228
Jumlah Sekolah 20092010
130.563 12.689
143.252
Sumber: Departemen Pendidikan Nasional
49
DEPAG RI, op.cit., h. 27.
50
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud, Jumlah Sekolah di Indonesia, 2012, h. 6, www.dikdas.kemdikbud.go.id.
D. Alokasi Pembiayaan Pendidikan