Keadaan Demografis GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Antonius P. Manalu : Perkembangan Agama Katolik Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Di Lintongnihuta 1937 – 1985, 2010.

2.2 Keadaan Demografis

Sampai pada masa kemerdekaan Indonesia, jumlah penduduk di Lintongnihuta sulit diketahui secara pasti karena tidak adanya data tertulis tentang hal itu. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 1985 jumlah penduduk di kecamatan Lintongnihuta secara keseluruhan adalah 18.335 jiwa yang terdiri atas laki laki 9071 jiwa, dan perempuan 9264 jiwa. Untuk lebih jelasnya, keadaan jumlah penduduk dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah ini Tabel 1 : Jumlah Penduduk Kecamatan Lintongnihuta berdasarkan umur dan jenis kelamin pada tahun 1985 NO Umur Laki laki Perempuan Jumlah persentase 1 0-5 1623 1721 3344 18.23 2 6-10 1468 1485 2953 16.1 3 11-15 1370 1464 2834 15.45 4 16-25 1258 1193 2451 13.36 5 26-45 1556 1579 3135 17.09 6 46-55 957 964 1921 10.47 7 56 ke atas 839 858 1697 9.25 Jumlah 9071 9264 18335 100 Sumber: Kantor Camat Lintongnihuta Antonius P. Manalu : Perkembangan Agama Katolik Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Di Lintongnihuta 1937 – 1985, 2010. Berdasarkan tabel diatas, tergambar bahwa persentase jumlah penduduk laki laki 49, 47 dan jumlah penduduk perempuan 50,52. Di Lintongnihuta mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen, baik agama Kristen Protestan maupun Kristen Katolik. Untuk lebih jelasnya berikut ini dapat dilihat secara rinci pada tabel yang menggambarkan keadaan penduduk berdasarkan agama. Tabel 2 : Jumlah Penduduk Kecamatan Lintongnihuta berdasarkan agama pada tahun 1985. No Agama Jumlah Jiwa Persentase 1 Islam - - 2 Kristen Protestan 12439 67,84 3 Kristen Katolik 5896 32,15 4 Budha - - 5 Hindu - - Jumlah 18335 100 Sumber: Kantor Camat Lintongnihuta Berdasarkan tabel diatas, dapat digambarkan bahwa sebagian masyarakat Lintongnihuta menganut agama Kristen Protestan 67, 84 dan yang menganut agama Kristen Katolik sebanyak 32,15. Penduduk yang mendiami daerah Lintongnihuta adalah mayoritas etnik Batak Toba dan didominasi oleh marga Sihombing Siopat Ama sihoming empat bapak. Sihombing siopat ama terdiri dari marga Nababan yang mendiami daerah Nagasaribu, Antonius P. Manalu : Perkembangan Agama Katolik Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Di Lintongnihuta 1937 – 1985, 2010. marga Hutasoit mendiami daerah Hutasoit, marga Silaban mendiami daerah Silaban, marga Lumban Toruan mendiami sekitar Lintongnihuta. Selain itu, marga marga tanah yang lain di daerah ini seperti marga Siburian, marga Siregar, dan marga Sinaga 8 . Kemudian ditambah dengan marga marga lain yang datang ke daerah ini seperti marga Sitanggang, marga Pasaribu, dan lain lain. Keberadaan marga lain di daerah ini disebabkan oleh proses perkawinan dan pekerjaan. Misalnya pria marga lain ada yang mempersunting gadis di daerah ini dan kemudian tinggal menetap. Dengan istilah jika pria yang bermarga lain yang mempersunting gadis di daerah tersebut dan tinggal menetap yaitu sonduk hela. Sedangkan marga yang lain yang datang di daerah ini dengan alasan pekerjaan adalah guru dan tenaga medis.

2.3 Latar Belakang Historis