Letak Geografis GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Antonius P. Manalu : Perkembangan Agama Katolik Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Di Lintongnihuta 1937 – 1985, 2010.

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Letak Geografis

Lintongnihuta terletak di dataran Tinggi Toba yang merupakan kawasan yang didiami oleh etnis Batak Toba. Secara administratif pada masa Kolonial Belanda, Lintongnihuta masuk dalam wilayah onderafdeling Dataran Tinggi Toba dengan ibukota Siborong borong. Lintongnihuta terletak kira kira 20 kilometer dari pusat pemerintahan kabupaten Humbang Hasundutan yang merupakan pemekaran dari kabupaten Tapanuli Utara tahun 2003. Lintongnihuta berbatasan dengan wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Muara Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Siborong borong Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Dolok Sanggul Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Paranginan Secara geografis Lintongnihuta berada pada ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 100- 500 mm tahun dan suhu rata rata dalam setahun 23 derajat Celsius. Lintongnihuta berhawa sejuk sebagaimana daerah daerah lain yang ada di Humbang Hasundutan. Biasanya musim hujan dimulai bulan September sampai dengan bulan April, sedangkan musim kemarau mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 6 6 Hasil wawancara dengan Camat Lintongnihuta bapak Maruhum Sihombing tanggal 7 Juli 2009 pukul 11.00 Wib. . Antonius P. Manalu : Perkembangan Agama Katolik Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Di Lintongnihuta 1937 – 1985, 2010. Kondisi alam Lintongnihuta terdiri atas dataran yang luas, sawah, perkebunan dan ladang. Sebagian besar tanah di daerah ini digunakan sebagai areal pertanian baik ladang, sawah, dan kebun. Pada umumnya, masyarakat di Lintongnihuta sebagian besar hidup dari pertanian. Hasil pertanian digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat. Ladang biasanya ditanami tanaman kopi, sayur- sayuran, ubi, dan lain lain, sedangkan sawah ditanami padi. Sebagai usaha sampingan selain bertani, masyarakat Lintongnihuta juga memelihara jenis hewan peliharaan seperti: kerbau, babi, anjing, dan ayam. Hewan peliharaan tersebut berguna sebagai tambahan mata pencaharian hidup. Pada umumnya hewan hewan ini akan dijual apabila ada kebutuhan yang mendesak. Penyebaran penduduk di Lintongnihuta tidak merata di setiap desa, bervariasi antara 3 sampai dengan 31 jiwa km2. Ini disebabkan oleh faktor geografis, tingkat kesuburan tanah, ketergantungan fasilitas sarana prasarana, daya serap lapangan kerja yang berbeda pada masing-masing desa di Lintongnihuta. Penggunaan lahan pertanian di Lintongnihuta masuh relatif rendah dilihat dari lahan yang masih menganggur berupa semak belukar dan ilalang. Jika dibandingkan dengan daerah daerah lain yang ada di kabupaten Humbang Hasundutan, Lintongnihuta berperan sebagai penghasil kopi 7 7 Hasil wawancara dengan Seksi Kesejahteraan Masyarakat kecamatan Lintongnihuta bapak Pinantun Sinaga tanggal 7 Juli 2009 pukul 13.30 Wib. . Antonius P. Manalu : Perkembangan Agama Katolik Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Di Lintongnihuta 1937 – 1985, 2010.

2.2 Keadaan Demografis