dimana mereka melakukan protes ketika mereka dipisah dari ibu mereka, sedangkan anak dengan usia yang sama tapi skor object permanence yang
lebih rendah tidak melakukan tidakan protes apapun ketika mereka dipisahkan dari siapapun. Kelihatannya hanya anak usia 9 bulan yang matang secara
kognitif mempunyai kebutuhan akan attachment primer dengan ibunya. d.
Ethological theory : “ Mungkin saya lahir untuk dicintai” Ahli etiologi lebih tertarik pada penekanan emotional attachment sebagai awal
dari perkembangan. Asumsi utama dari pendekatan etiologi bahwa semua spesies, termasuk manusia dilahirkan dengan kecenderungan perilaku bawaan
yang akan berkontribusi dalam kelangsungan hidupnya dari evolusi. Bowlby yang mendukung teori psikoanalitik Freudian yang percaya bahwa perilaku
yang dibawa sejak lahir didesain untuk membentuk attachment antara bayi dengan pengasuhnya. Dikatakan bahwa hubungan attachment bersifat adaptif,
memberikan perlindungan kepada bayi dan memenuhi kebutuhannya. Ahli etiologi berpendapat bahwa tujuan jangka panjang dari adanya attachment
primer adalah untuk mempertahankan generasi selanjutnya untuk bertahan hidup, mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.
3. Jenis-jenis Attachment
Walaupun attachment terhadap pengasuh meningkat pada pertengahan
tahun pertama, kelihatannya beberapa bayi mempunyai pengalaman attachment yang lebih positif. Mary Ainsworth berpikiran demikian juga dan mengatakan,
dalam secure attachment, bayi menggunakan pengasuhnya, biasanya ibunya, sebagai dasar yang aman untuk menjelajahi lingkungan. Ainsworth percaya
Universitas Sumatera Utara
bahwa secure attachment pada tahun pertama kehidupan menyediakan fondasi penting untuk perkembangan psikososial dalam kehidupan selanjutnya.
Sensitifitas pengasuh terhadap tanda-tanda yang ditunjukkan bayi meningkatkan secure attachment. Bayi yang merasakan ikatan yang aman dapat pergi
meninggalkan ibunya dengan bebas tapi tetap memperhatikan keberadaan ibunya hanya dengan memandang sekilas. Bayi yang merasakan ikatan yang aman akan
merespon positif apabila digendong oleh orang lain dan ketika diletakkan kembali, dan akan kembali bermain dengan bebas. Pada bayi yang merasakan ikatan yang
tidak aman akan menghindar dari ibunya atau akan merasakan perasaan yang bertentangan terhadap ibunya, merasa asing, dan marah karena perpisahan yang
sebentar setiap harinya. Santrock, 1998. Mary Ainsworth bekerja sama dengan Bowlby menemukan bahwa kualitas
attachment akan mempengaruhi perkembangan anak. Maka Ainsworth melakukan observasi alami dengan mengembangkan struktur tertentu untuk mengukur
perilaku attachment menggunakan strange situation, yaitu prosedur dimana pengalaman anak pada serangkaian perpisahan dan pertemuan dengan
pengasuhnya dan reaksi anak diamati dalam Kaplan, 2000. Strange situation yang dikembangkan Mary Ainsworth, bayi dapat
dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan perilaku yang diamati. Kemudian, muncul kategori keempat dari perilaku yang teramati. Berikut adalah keempat
kategori attachment dalam Kaplan, 2000:
Universitas Sumatera Utara
a. Secure attachment
Bayi yang diklasifikasikan sebagai securely attached jika bertemu dengan ibunya, mereka menyapa ibunya dengan positif, berusaha untuk mendekatkan
diri pada saat bertemu, dan hanya menunjukkan beberapa perilaku negatif terhadap ibunya. Bayi yang secure menggunakan ibunya sebagai dasar yang
aman untuk menjelajahi lingkungannya. Ketika ibunya meninggalkannya, bayi akan protes atau menangis, tapi ketika ibu kembali, bayi akan menyapa
dengan penuh kesenangan, dan anak ingin digendong dan dekat dengan ibunya. b.
Anxiousavoidant attachment Bayi yang diklasifikasikan dalam avoidant mengabaikan ibunya ketika ibunya
memasuki ruangan pada saat reunibertemu kembali dan menghindar untuk melakukan kontak dengan ibunya. Mereka menjelajahi lingkungan tanpa
menggunakan ibunya sebagai dasar untuk eksplorasi dan tidak peduli apakah ibunya ada atau tidak. Ketika ibunya meninggalkannya, anak tidak
terpengaruh dan ketika ibunya kembali lagi, anak akan menghindari ibunya. Mereka tidak mau mengadakan kontak ketika sedang distress dan tidak mau
dipegang. c.
Anxious resistant attachment Bayi yang diklasifikasikan sebagai resistant menunjukkan kecemasan yang
hebat ketika memasuki ruangan sebelum sesi dimulai. Dari awal bayi memegang erat ibunya dan takut untuk menjelajahi ruangan dengan sendiri.
Mereka sangat cemas akan perpisahan dan sering menangis secara berlebihan. Mereka menunjukkan sikap marah ketika bertemu dengan ibunya. Mereka
Universitas Sumatera Utara
menjadi bingung antara mencari atau menghindar untuk mengadakan kontak dengan ibunya. Bayi ini mencari kontak dengan ibunya dan pada saat yang
sama juga menolak orang tuanya karena kemarahan mereka kepada orang tuanya.
d. Anxiousdisorganized-disoriented attachment
Kelompok yang keempat, bayi disorganizeddisoriented menunjukkan banyak perilaku yang berbeda. Kadang-kadang mereka mendekati pengasuhnya,
kemudian menunjukkan penghindaran atau tiba-tiba menangis. Bayi juga menunjukkan perilaku yang bertentangan pada saat yang sama, seperti
mendekati orang tuanya tanpa melihat kepada orang tuanya. Ada yang menunjukkan ketakutan terhadap pengasuhnya. Mereka menunjukkan
kebingungan, kuatir dan depresi. Banyak anak yang diabaikan dan disiksa yang menunjukkan perilaku ini. Bayi juga menunjukkan tingkat hormon tinggi
yang mengindikasikan stress. Pengukuran secure dan insecure attachment pada remaja dan orang
dewasa umumnya menggunakan Adult Attachment Interview AAI. Pengukuran ini mengukur ingatan individu mengenai hubungan attachment yang penting.
Berdasarkan dari respon terhadap AAI, individu diklasifikasikan sebagai berikut dalam Santrock, 2002:
a. Secure-autonomous, dimana koresponden merespon bahwa masa bayinya
mengalami secure attachment. b.
Dismissingavoidant attachment yaitu kategori insecure dimana individu tidak menekankan pentingnya attachment. Kategori ini berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
pengalaman penolakan yang konsisten dari pengasuhnya. Akibat yang mungkin terjadi dari dismissingavoidant attachment adalah orang tua dan
remaja saling menjauhi satu sama lain, dimana pengaruh orang tua terhadap remaja sedikit. Dismissingavoidant attachment berhubungan dengan perilaku
kekerasan dan agresif pada remaja. c.
Preoccupiedambivalent attachment yaitu kategori insecure dimana remaja merasa pengalaman attachment-nya hypertuned terlalu dijaga. Hal ini
umumnya terjadi karena keberadaan orang tua tidak konsisten untuk remajanya. Hal ini akan memunculkan perilaku mencari attachment yang
tinggi, bercampur dengan perasaan marah. Konflik antara orang tua dan remaja dalam tipe attachment ini dianggap berlebihan untuk kesehatan
perkembangan. d.
Unresolveddisorganized attachment yaitu kategori insecure dimana remaja mempunyai ketakutan yang tinggi dan tidak jelas. Ini bisa disebabkan
pengalaman traumatik karena kematian orang tua atau disiksa orang tua. Berdasarkan
konsep internal working model dari Bowlby maka
Bartholomew menyatakan empat kategori tipe adult attachment berdasarkan dua dimensi yaitu working model of self seperti seberapa berharganya dirinya dan
working model of others seperti seberapa besar orang lain dapat dipercaya. Model of self positif dan negatif dan model of others positif dan negatif
tersebut menciptakan empat jaringan sel. Seorang individu dapat dikategorikan ke dalam satu dari keempat kategori tersebut. Keempat kategori tersebut adalah:
secure, dismissing,
preoccupied, dan fearful. Individu yang secure
Universitas Sumatera Utara
dikarakteristikkan dengan adanya perasaan nyaman terhadap intimasi dan kebebasan dan mempunyai working model yang positif terhadap diri sendiri dan
orang lain. Individu yang dismissing menghindari intimasi dimana hal tersebut akan menjadi ancaman bagi dirinya dan kebebasannya. Mereka mempunyai
working model yang positif terhadap diri sendiri dan working model yang negatif terhadap orang lain. Individu yang preoccupied adalah orang yang cemas dan
berpegang teguh dalam membentuk hubungan, asyik dengan hubungan yang terbentuk tersebut, dan mempunyai working model yang negatif terhadap diri
sendiri dan working model yang positif terhadap orang lain. Individu yang fearful menghindari intimasi dimana mereka takut akan disakiti oleh orang lain atau
perasaan sakit karena ditinggal oleh seseorang. Mereka mempunyai working model yang negatif terhadap diri sendiri dan orang lain. Di bawah ini akan
digambarkan adult attachment style dari Bartholomew dalam Baron, 2006.
Universitas Sumatera Utara
MODEL OF SELF Positif
Negatif
Positif
MODEL OF OTHER
Negatif
Gambar 1. Bartholomew’s Adult Attachment Style
Feeney, Noller, dan Hanrahan dalam Stein, 2002 menciptakan Attachment Style Questionnaire ASQ berdasarkan 4 cluster utama dari adult
attachment yang terdiri dari 40 aitem pernyataan. Dalam ASQ terdapat lima subskala yaitu: confidence, discomfort with closeness, relationship as secondary,
need for approval, dan preoccupation with relationship. Pembagian subskala ini ke dalam cluster yaitu subskala confidence untuk mengukur secure attachment,
subskala discomfort with closeness digunakan untuk mengukur fearful attachment, subskala relationship as secondary digunakan untuk mengukur dismissing
attachment dan yang terakhir subskala need for approval dan preoccupation with relationship digunakan untuk mengukur preoccupied attachment.
SECURE Nyaman dengan intimasi
dan otonomi PREOCCUPIED
Asyik dalam berhubungan
DISMISSING Menolak intimasi
Menolak untuk tergantung pada orang lain
FEARFUL Takut akan intimasi
Menghindari situasi sosial
Universitas Sumatera Utara
4. Dampak Attachment