shinse, homoeopathy, aroma therapist dan oukup. c. Pengobat alternatif pendekatan agama adalah seseorang yang melakukan
pengobatan dan atau perawatan alternatif dengan menggunakan pendekatan agama Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Meliputi Pengobat alternatif dengan
pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. d. Pengobat Alternatif Supranatural adalah seseorang yang melakukan
pengobatan dan atau perawatan alternatif, dengan menggunakan tenaga dalam, meditasi, olah pernafasan, indra keenam pewaskita dan kebatinan.
Meliputi pengobat alternatif tenaga dalam prana, paranormal, reiky master, gigong dan kebatinan profil Pengobat Tradisional, 2007.
c. Pengobat Alternatif akupuntur
Pengobat alternatif akupuntur adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan perangsangan pada titik-titik akupuntur dengan cara
menusukkan jarum dan sarana lain seperti elektro akupuntur.
2.3.4. Tujuan Pengobatan Alternatif A. Tujuan Umum
Meningkatnya pendayagunaan pengobatan alternatif baik secara tersendiri
atau terpadu pada sistem pelayanan kesehatan, dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian pengobatan
alternatif merupakan salah satu alternatif yang relatif lebih disenangi
masyarakat. Oleh karenanya kalangan kesehatan berupaya mengenal dan jika dapat
mengikut sertakan pengobatan alternatif tersebut Zulkifli, 2005.
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan mutu pelayanan pengobatan alternatif, sehingga masyarakat
terhindar dari dampak negatif karena pengobatan alternatif. 2.
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dengan upaya pengobatan alternatif
3. Terbinanya berbagai tenaga pengobatan alternatif dalam pelayanan kesehatan.
4. Terintegrasinya upaya pengobatan alternatif dalam program pelayanan
kesehatan, mulai dari tingkat rumah tangga, puskesmas sampai pada tingkat rujukannya Zulkifli, 2005.
2.3.5. Standarisasi Pengobatan Alternatif
Untuk dapat dimanfaatkannya sebagai pengobatan alternatif dalam pelayanan kesehatan, banyak yang harus diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dinilai
mempunyai peranan yang sangat penting adalah upaya standarisasi. Diharapkan, dengan adanya standarisasi ini bukan saja mutu pengobatan alternatif akan dapat
ditingkatkan, tetapi yang penting lagi munculnya berbagai efek samping yang secara medis tidak dapat dipertanggung jawabkan, akan dapat dihindari.
Pengertian standarisasi adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna, yang dipakai sebagai batas penerimaan minimal. Standar
menunjukkan pada tingkat ideal tercapai tersebut tidak disusun terlalu kaku, tetapi masih dalam batas-batas yang dibenarkan disebut dengan “toleransi”:
Universitas Sumatera Utara
Syarat suatu standar yang baik dipandang cukup penting adalah : 1. Bersifat jelas
Artinya dapat diukur dengan baik, termasuk ukuran terhadap penyimpangan- penyimpangan yang mungkin terjadi.
2. Masuk akal Suatu standar yang tidak masuk akal, bukan saja akan sulit dimanfaatkan
tetapi juga akan menimbulkan frustasi para profesional. 3. Mudah dimengerti
Suatu standar yang tidak mudah dimengerti juga akan menyulitkan tenaga pelaksana sehingga sulit terpenuhi.
4.Dapat dipercaya 5. Absah
Artinya ada hubungan yang kuat dan dapat didefenisikan antara standar dengan sesuatu misalnya mutu pelayanan yang diwakilinya.
6. Meyakinkan Artinya mewakili persyaratan yang ditetapkan. Apabila terlalu rendah akan
menyebabkan persyaratan menjadi tidak berarti. 7. Mantap, Spesifik dan Eksplisit
Artinya tidak terpengaruh oleh perubahan oleh waktu, bersifat khas dan gamblang.
Dari standar pengobatan alternatif yang dikemukakan di atas, bahwa upaya standarisasi pengobatan alternatif di Indonesia, tidak semudah yang diperkirakan.
Karena ditemukannya konsep pengobatan alternatif yang supranatural menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
standarisasi akan sulit dilakukan. Untuk ini, menerapkan pendekatan kesembuhan penyakit masih sulit dilakukan, maka untuk sementara diterapkan pendekatan
pengobatan tidak sampai menimbulkan komplikasi atau kematian Zulkifli, 2005.
2.3.6. Peminat Pengobatan Alternatif