Theory Health Believe Model HBM Jenis Pengobatan Alternatif di Indonesia

hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil periksa hamil Notoatmodjo, 2003.

2.1.2. Theory Health Believe Model HBM

Teori kepercayaan kesehatan adalah salah satu teori yang paling sering digunakan dalam aplikasi ilmu perilaku kesehatan yang dikembangkan pada tahun 1950 oleh sekelompok psikolog untuk membantu menjelaskan mengapa orang akan menggunakan pelayanan kesehatan. Sejak terbentuk teori HBM telah digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku kesehatan. yang dihipotesis oleh teori HBM adalah tindakan-tindakan yang berkaitan dengan kesehatan beberapa kejadian simulasi yang terdiri dari 3 faktor yaitu : 1. Cukup motivasi masalah kesehatan untuk membuat masalah yang ada menjadi relevan. 2. keyakinan bahwa seseorang rentan atau serius mengalami masalah kesehatan dari suatu penyakit atau kondisi. hal ini sering dianggap sebagai ancaman yang dirasakan. 3. Keyakinan bahwa mengikuti rekomendasi tertentu akan bermanfaat dalam mengurangi ancaman yang dirasakan, pada biaya yang dikeluarkan. biaya mengacu pada hambatan yang dirasakan harus diatasi dalam rangka untuk mengikuti rekomendasi kesehatan, tetapi tidak terbatas pada pengeluaran keuangan James F. McKenzie,1997. Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Konsep Sehat Sakit

Kesehatan adalah suatu konsep yang telah sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefenisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit. Meskipun demikian kebanyakan sumber ilmiah setuju bahwa defenisi kesehatan apapun harus mengandung paling tidak komponen biomedis, personal dan sosio kultural Ryadi, 1982. Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau sakit sifatnya tidak selalu objektif. Bahkan lebih banyak unsur subjektivitasnya dalam menentukan tubuh seseorang. Persepsi masyarakat tentang sehat sakit ini sangat dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. sebaliknya petugas kesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang objektif berdasarkan symptom yang nampak guna mendiagnosa kondisi fisik seorang individu. Perbedaan persepsi antara masyarakat dan petugas kesehatan inilah yang sering menimbulkan masalah dalam melaksanakan program kesehatan Sarwono, 1992. Gagasan orang tentang “sehat” dan “sakit” sangatlah bervariasi. gagasan ini dibentuk oleh pengalaman, pengetahuan, nilai dan harapan-harapan, disamping juga pandanagan mereka tentang apa yang akan mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan kebugaran yang mereka perlukan untuk menjalankan peran mereka Elwes dan Sinmett, 1994. Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil dari Universitas Sumatera Utara berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit. Masyarakat dan pengobatan tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu; personalitik dan naturalistic FosterAnderson, 2005. Personalitik adalah suatu sistem dimana penyakit disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa makhluk supranatural makhluk gaib atau dewa, Makhluk yang bukan manusia seperti hantu, roh leluhur, atau roh jahat maupun manusia Tukang sihir atau tukang tenung. Berlawanan dengan personalitik, naturalistic menjelaskan tentang penyakit dalam istilah-istilah sistemik yang bukan pribadi, disini agen yang aktif menjalankan peranannya dalam sistem ini keadaan sehat sesuai dengan model keseimbangan : apabila unsur-unsur dasar dalam tubuh “humor”, yin dan yang, serta dosha dalam Ayurveda berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu, maka tercapailah kondisi sehat. Apabila keseimbangan ini terganggu dari luar maupun dalam oleh kekuatan- kekuatan alam panas, dingin, atau kadang-kadang emosi yang kuat, maka terjadilah penyakit. Menurut Jordan dan Sudarti yang dikutip Sarwono 1992, mengatakan bahwa persepsi masyarakat tentang sehat sakit dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. Sudarti dan Soejati 2006 menggambarkan secara deksriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Universitas Sumatera Utara Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau “kantong kering” tidak punya uang. Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu: 1. Karena pengaruh gejala alam panas, dingin terhadap tubuh manusia. 2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin. 3. Supranatural roh, guna-guna, setan dan lain-lain. Untuk mengobati sakit yang termasuk golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat-obatan, ramu-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga kesehatan. untuk penyebab sakit yang ketiga harus dimintakan bantuan dukun, Kyai dan lain-lain. dengan demikian upaya penyalahgunaan tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.

2.2. Pasien

Bila seseorang menderita suatu penyakit maka akan memerlukan pelayanan kesehatan atau berusaha untuk mendapatkan pengobatan. Dalam usaha mencari pengobatan seseorang memiliki kesamaan, orang tersebut akan mengunjungi Rumah Sakit atau pengobatan lainnya guna mendapatkan pengobatan demi mendapatkan kesembuhan. Menurut H. Dalmy Iskandar dalam Yaser, 2004 yang dikatakan pasien adalah orang sakit yaitu orang yang dirawat dokter, seorang penderita menderita sakit. Dalam praktek sehari-hari pasien dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Pasien dalam, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan tunggal atau dirawat pada satu unit pelayanan kesehatan tertentu, atau dapat juga disebut dengan pasien yang dirawat di Rumah Sakit. 2. Pasien jalanluar, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan tertentu atau disebut juga dengan pasien jalan. 3. Pasien opname, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara menginap dan di rawat di Rumah Sakit atau disebut juga dengan pasien rawat inap. Dalam memperoleh pelayanan kesehatan pasien juga memiliki hak yang harus didapatkannya. Hak tersebut yaitu hak atas pelayanan kesehatan yang merupakan aspek sosial, dan hak untuk menentukan nasib sendiri yang merupakan aspek pribadi. Kedua aspek ini saling terkait. Dalam aspek pribadi dimana seorang pasien untuk menentukan nasib sendiri terutama dalam hal penyembuhan pengobatan harus percaya sepenuhnya kepada kemampuan profesional tenaga kesehatan. Demikian juga sebaliknya, pihak tenaga kesehatan bila sudah diberikan kepercayaan penuh oleh pasien harus memberikan pelayanan kesehatan dengan standart pasien yang mereka miliki, yang merupakan aspek sosial. Menurut Wikipedia 2009 Asal mula kata-kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patients dari bahasa inggris. Patients diturunkan dari bahasa latin yaitu patients yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya “menderita”. Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Universitas Sumatera Utara 2.3. Pengobatan Alternatif 2.3.1. Pengertian Pengo batan tradis io nal atau alternat if merupakan bentuk pela yana n pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standart pengobatan kedokteran modern pelayanan kedokteran standart dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut. Manfaat atau khasiat serta mekanisme dari pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan Turana, 2003. Menurut Agoes, 1992 Pengobatan Alternatif adalah suatu upaya kesehatan dengan cara lain dari ilmu kedokteran dan berdasarkan pengetahuan yang diturunkan secara lisan maupun tulisan yang berasal dari Indonesia atau luar Indonesia. Sedangkan menurut WHO 1978, Pengobatan Tradisional adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak dalam melakukan diagnosis, prevensi dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental ataupun sosial. Pedoman utama adalah pengalaman praktek, yaitu hasil-hasil pengamatan yang diteruskan dari generasi ke generasi baik secara lisan maupun tulisan Plus+,2005. Penggunaan kata “alternatif” untuk menyatakan pengobatan non barat yang merupakan salah satu bukti bahwa pengobatan alternatif merupakan kearifan yang tidak berada pada posisi yang setara dengan ilmu pengobatan modren. Pada hakekatnya, sistem pengobatan modern dan pengobatan alternatif berjalan secara berdampingan dan saling melengkapi, tetapi sering karena terjadi kegagalan dan keterbatasan pengobatan modern terjadi peralihan kepada sistem alternatif Universitas Sumatera Utara Harmanto,2004. Sesuai dengan Keput usan Seminar Pela yana n Pengo bat an Alt e mat if Departemen Kesehatan RI 1978, terdapat dua defenisi untuk pengobatan tradisional Indonesia PETRIN, yaitu: a. llmu dan seni pengobatan yang dilakukan oleh Pengobatan Tradisional Indonesia dengan cara yang tidak bertentangan dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai upaya penyembuhan, pencegahan penyakit, pemulihan dan peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan sosial masyarakat. b. Usaha yang dilakukan untuk mencapai kesembuhan, pemeliharaan dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat yang berlandaskan cara berpikir, kaidah-kaidah atau ilmu di luar pengobatan ilmu kedokteran modern, diwariskan secara turun temurun atau diperoleh secara pribadi dan dilakukan dengan cara-cara yang tidak lazim dipergunakan dalam ilmu kedokteran. Dalam UU Kesehatan R.I no 23 Tahun 1992 pasal 47 tentang pembinaan, pengawasan dan pengembangan pengobatan alternatif sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan menurut rencana pembangunan dari Departemen Kesehatan RI tahun 19941995-19981999 telah membuat program pembinaan alternatif antara lain: 1. Pembentukan 12 sentra pengembangan dari penerapan pengobatan alternatif. Tugasnya mengadakan pengkajian, penelitian, pengujian, pendidikan, pelatihan, dan pelayanan pengobatan alternatif sebelum Universitas Sumatera Utara pengobatan tersebut diterapkan secara luas di masyarakat atau diintegrasikan ke dalam jaringan pelayanan kesehatan Menurut Dalimarta dalam Batubara, 2004. 2. Pengembangan dan pembinaan obat alternatif melalui inventarisasi, penapisan dan pemanfaatan TOGA Tanaman Obat Keluarga. 3. Pengembangan dan pembinaan metode pengobatan alternatif. 4. Pengembangan dan pembinaan tenaga pengobatan alternatif. 5. Pengembangan dan pembinaan sarana pengobatan alternatif. 6. Penggalian dan komunikasi Pusaka Nusantara melalui telaah dokumentasi pengobatan alternatif. 7. Peningkatan sarana penunjang program seperti penyiapan peraturan dan sistem yang ada. 8. Peningkatan pembinaan dan pengembangan pemanfaatan obat alternatif melalui kegiatan pembudidayaan tanaman obat. Pengo bat a n a lt er nat if ada la h cara pe ng o bat an at au pera wat a n ya ng diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun atau berguru melalui pendidikan, baik asli maupun dari luar Indonesia. Pengobatan alternatif adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan dengan cara alternatif untuk meningkatkan kesehatan promotif, pencegahan preventif, penyembuhan kuratif dan pemulihan rehabilitative Anwar, 2005. Pengobatan alternatif sudah dikenal jauh sebelum ilmu kedokteran modern Universitas Sumatera Utara berkembang dan pengobatan perdukunankebatinan cukup lama dilakukan dalam agama-agama suku. Penyembuhan perdukunankebatinan bergantung pada konsep yang beranggapan bahwa kesembuhan terjadi bila kita hidup sesuai dengan roh-roh di alam baka animisne, okultisme atau hidup selaras dengan kekuatan semesta mistisimepantheisme, kalau tidak sesuai akan celaka atau sakit Anwar, 2005.

2.3.2. Jenis Pengobatan Alternatif di Indonesia

Secara garis besar, Seminar Pelayanan Pengobatan Alternatif Indonesia 1978 telah menetapkan 4 empat jenis pengobatan alternatif yaitu: 1. Pengobatan alternatif dengan ramuan obat: – pengobatan alternatif dengan ramuan asli Indonesia – pengobatan alternatif dengan ramuan obat Cina – pengobatan alternatif dengan ramuan obat India 2. Pengobatan alternatif spiritualkebatinan: – pengobatan alternatif atas dasar kepercayaan – pengobatan alternatif atas dasar agama – pengobatan dengan dasar getaran magnetis 3. Pengobatan alternatif dengan memakai peralatanperangsangan: − akupunktur − pengobatan alternatif urut pijat − pengobatan alternatif patah tulang − pengobatan tradisional dengan peralatan tajamkeras − pengobatan alternatif dengan peralatan benda tumpul Universitas Sumatera Utara 4. Pengobatan alternatif yang telah mendapat pengarahan dan pengaturan pemerintah: − dukun beranak − tukang gigi tradisional.

2.3.3. Pengobat Alternatif a. Pengertian Pengobat Alternatif

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan dan Keadaan Jamban Keluarga Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001

2 66 46

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

4 52 156

Pengaruh Sosiodemografi dan Sosiopsikologi Pasien Terhadap Pemanfaatan Pengobatan Tradisional (Batra) Akupunktur Serumpun Bambu Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

7 111 126

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 7 73

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 3 11

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 3 1

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 7

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 18

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

1 1 3