Pengertian Konseling Pengertian Behavioral

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konseling Behavioral

1. Pengertian Konseling

Menurut Prayitno dan Erman Amti istilah konseling, secara etimologis, berasal dari bahasa Latin, yaitu ”consilium” yang berarti ”dengan” atau ”bersama” yang dirangkai dengan ”menerima” atau ”memahami”. 12 Selanjutnya mereka menyatakan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari ”sellan” yang berarti ”menyerahkan” atau ”menyampaikan”. 13 Menurut Michael E. Cavanagh konseling adalah ”a relationship between a trained helper and a person seeking help in which both the skills of the helper and the atmosphere that he or she creates help people learn to relate with themselves and others in more growth-producing ways .” 14 Yang artinya hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan seorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh. 12 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004, Cet.ke-2, h. 99. 13 Ibid. 14 Michael E. Cavanagh, Books, The Counseling Experience. A Theoretical and Practical Approach , New York: Cole Publishing Company, 1982, h. 5. 13 Sementara itu Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan konseling sebagai pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 15

2. Pengertian Behavioral

Konseling behavioral adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Konseling ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adaptif. 16 Dalam konseling behavioral, gejala-gejala gangguan yang dilihat adalah hasil dari pembelajaran, bukan dari dorongan tak sadar, konseling memusatkan dua hal utama, yakni tingkah laku yang tampak adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur. Kedua pada ABC tingkah laku yaitu antecedents stimulus apakah yang menjadi pemicu prilaku, behavior tingkah laku apa yang ditunjukkan, dan consegneces apakah yang menjadi penguatan bagi tingkah laku tersebut melalui penerapan teknik pembelajaran sosial, seperti modeling, 15 Departemen Pendidikan Nasional, “Panduan Model Pengembangan Diri untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”, ktsp.diknas.go.iddownloadktsp_sma13.ppt, 2004, h. 7. 16 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling Psikokonseling, Bandung: Refika Aditama, 1999, h. 321. pengkondisian klasikal dan operah, klien mampu mengubah tingkah laku yang tidak diinginkan dengan mempelajari tingkah laku yang baru. 17 Menurut Corey, konseling tingkah laku berbeda dengan sebagian besar pendekatan konseling lainnya, ditandai oleh : a. Pemusatan perhatian pada tingkah laku yang tampak dan spesifik. b. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment. c. Perumusan prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah . d. Penaksiran objektif atas hasil-hasil konseling. 18 Sedangkan Winkel berpandangan bahwa konseling behavioral pada dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa prilaku manusia merupakan hasil suatu proses belajar dan dapat diubah dengan mempelajari hal yang baru. Dengan demikian, proses konseling pada dasarnya di pandang sebagai suatu proses belajar. 19 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan sesuatu yang menjadi ciri khas dari konseling behavioral yaitu tingkah laku adalah sesuatu yang dipelajari dan dapat diukur lewat pembelajaran juga. 17 Stephen M. Kosslyn Robin S. Rosenberg, Psychology, The Brain, The Person, The World, Allyn Bacon, USA, h. 96. 18 Gerald Corey 1999, loc. cit. 321. 19 Ibid ., h. 326.

3. Tujuan Konseling Behavioral