Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Bengkel Barspeed Medan

(1)

DRAFT SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA

BENGKEL BARSPEED MEDAN

OLEH

FAISAL REZA MANTHEY

060502027

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada bengkel barspeed medan Metode analisis yang digunakan untuk meneliti pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada bengkel barspeed medan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regresi Linier Sederhana (Simple Linear Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat sebaran jawaban dan karakteristik responden dengan masing-masing variabel yang diteliti. Sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi linear sederhana, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kepemimpinan transformasional terhadap variabel keberhasilan usaha, dengan persamaan regresi Y = 16,824 + 0.285 Kepemimpinan Transformasional + e dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,258 dimana kemampuan variabel kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 25,8% sedangkan sisanya 74,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.


(3)

ABSTRACT

This research aims to study the influence of transformational leadership style to the business successful of Barspeed workshop Medan. The analysis method applied in study the influence of transformational leadership style to the business successful of Barspeed workshop Medan is descriptive and quantitative analysis by Simple Linear Regression model.

The results of research indicates that the based on descriptive analysis the distribution of respon and characteristics of respondents with various variable is presented. While the quantitative analysis by simple linear regression model the results of research indicates the positive and significant influence of the transformational leadership variable to the business success using the regression equation Y = 16.824 + 0.285. Transformational leadership + e and determination coefficient for 0.258 where the transformational leadership variable to the business success is 25.8% while its remain 74.2% is described by another factor that did not involved ion this research.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT. yang senantiasa memberikan rahmat serta kesempatan bagi kita sehingga akhirnya penulis mampu mnyelesaikan kuliah yang diakhiri dengan penulisan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Bengkel Barspeed Medan.”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan, untuk itu penulis dengan rendah hati akan memerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak lain. Pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi. Selaku ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Dr. Prihatin Lumban Raja, SE, MSi. Selaku dosen pembimbing. 4. Ibu Dra. Lucy Anna, Ms. Selaku dosen Penguji I.

5. Bapak Dolli M. Djafar. Dalimunthe. Selaku dosen Penguji II 6. Bapak Drs. Edwin, Nst. Selaku pemilik bengkel Barspeed Medan

7. Terima Kasih yang tidak tehingga untuk Orang Tua saya yang Tercinta, Ayah saya Donald Tommy Manthey yang telah banyak memberi semua kebutuhan penulis, baik kasih sayang, pendidikan, materi, doa dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan. Hanya ALLAH SWT yang mampu membalasnya.

8. Terima Kasih kepada teman-teman terbaikku selama kuliah angkatan 2006 : Wiwid, Vidi, Winda Geger, Ngok-Ngok, Cadak Buyung, Agung Ngh, KiKi Dillah, Mia, kenji, Irul Aseng, Boyke, Fariz Ane, Erfandi, Popo, Bubu Kono, Ai Black, Uyo Bibier, Delia Lbs, Musa yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan selama masa kuliah dan selama penulisan skripsi ini.

9. Teman-Temanku : Andy Asenk, Amsar, Akbar B, Lepoh, Budi Karo, Iqbal, Wak Den, Ratih, Dian AP, Henny, Ais, Alex Simatupang, Dhea, Reza, Arbi, Robby, Tika, Irvan R, Hafiz, Hendy, Anca, Yogi, Ucha, dan seluruh teman-teman 234 SC Medan, teman-teman KOG Medan, Andy, Agus, Putra. Terima kasih yang telah memberi banyak semangat, dan dukungan nya yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis mengucapkan rasa syukur sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan. Semoga apa yang telah penulis kerjakan ini juga mendapat rahmat dan hidayah dari ALLAH SWT. Amin.

Medan, Maret 2011 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Perumusan Masalah 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8

1. Tujuan Penelitian 8 2. Manfaat Penelitian 8 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10

2.1.1. Pengertian Pemimpin ... 11

2.1.2. Pengertian Kepemimpinan ... 11

2.1.3. Pengertian Kepemimpinan Transformasional ... 12

2.1.4. Gaya Kepemimpinan ... 14

1. Kepemimpinan Demokratik ... 15

2. Kepemimpinan Autokratik ... 15

3. Kepemimpinan Laissez Faire ... 16

4. Kepemimipinan Transaksional ... 16

2.1.6. Keberhasilan Usaha ... 16

2.1.7. Bentuk Kepemilikan Pada Suatu Usaha ... 17

2.1.8. Usaha Kecil ... 18

2.3. Kerangka Konseptual ... 19

2.4. Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22 .

3.2. Batasan Operasional ... 22

3.3. Defenisi Operasional ... 22

3.4. Skala Pengukuran Variabel ... 23

3.5. Populasi dan Sampel ... 25

3.6. Jenis Data ... 25

3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.8. Uji Validitas dan Realibilitas ... 26

1. Uji Validitas ... 27

2. Uji Reliabilitas ... 30

3.9. Teknik Analisis Data ... 32

3.9.1. Analisis Deskriptif ... 32


(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 34

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan 34

4.1.2 Visi,Misi, dan Prinsip Perubahan 34

4.1.3 Struktur Organisasi 35 4.1.4 Uraian Tugas 37 4.1.5 Fasilitas dan Pelayanan 38 4.1.6 Pasar Sasaran 39 4.2 Analisis dan Pembahasan 40 4.2.1 Deskripsi 40 1. Deskripsi Responden 40 2. Deskripsi Variabel 43 4.2.2 Hasil Penelitian 49 4.3 Pembahasan 51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Barspeed Medan ... 3

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 24

Tabel 3.2 Uji Validitas ... 27

Tabel 3.3 Validitas Instrumen ... 28

Tabel 3.4 Validitas Instrumen II ... 29

Tabel 3.5 Uji Validitas II ... 31

Tabel 3.6 Reability Statistic ... 31

Tabel 3.7 Reabilitas Instrumen ... 32

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja Bengkel Barspeed Medan ... 39

Tabel 5.1 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 42

Tabel 5.2 karakteristik responden berdasarkan usia... 42

Tabel 5.3 karakteristik responden berdasarkan lama bekerja ... 43

Tabel 5.4 karakteristik responden berdasarkan pendidikan ... 44

Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepemimpinan Transformasional ... 45

Tabel 5.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Keberhasilan Usaha ... 48

Tabel 5.7 Variabel Enter ... 50

Tabel 5.8 Uji Goodness of Fit R2 ... 51


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bengkel Barspeed Medan ... 3


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 58

Lampiran 2 Uji Validitas ... 62

Lampiran 3 Output Regresi Linear Sederhana ... 63

Lampiran 4 Frekuensi ... 64


(10)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada bengkel barspeed medan Metode analisis yang digunakan untuk meneliti pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada bengkel barspeed medan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regresi Linier Sederhana (Simple Linear Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat sebaran jawaban dan karakteristik responden dengan masing-masing variabel yang diteliti. Sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi linear sederhana, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kepemimpinan transformasional terhadap variabel keberhasilan usaha, dengan persamaan regresi Y = 16,824 + 0.285 Kepemimpinan Transformasional + e dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,258 dimana kemampuan variabel kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 25,8% sedangkan sisanya 74,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.


(11)

ABSTRACT

This research aims to study the influence of transformational leadership style to the business successful of Barspeed workshop Medan. The analysis method applied in study the influence of transformational leadership style to the business successful of Barspeed workshop Medan is descriptive and quantitative analysis by Simple Linear Regression model.

The results of research indicates that the based on descriptive analysis the distribution of respon and characteristics of respondents with various variable is presented. While the quantitative analysis by simple linear regression model the results of research indicates the positive and significant influence of the transformational leadership variable to the business success using the regression equation Y = 16.824 + 0.285. Transformational leadership + e and determination coefficient for 0.258 where the transformational leadership variable to the business success is 25.8% while its remain 74.2% is described by another factor that did not involved ion this research.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia otomotif di Indonesia berkembang dengan pesat, dimana kebutuhan akan kendaraan khususnya mobil sudah tidak bersifat sekunder lagi melainkan sudah menjadi kebutuhan primer. Sebagai contoh kebutuhan kendaraan, dimana setiap manusia pada saat ini membutuhkan kendaraan untuk melakukan berbagai aktifitasnya sehari-hari.

Pertama kali otomotif ditemukan pada tahun 1876 dimana penemu pertamanya

Nicolaus August Otto menemukan cara membuat mesin motor di Jerman, dan pada saat itu perkembangan dunia otomotif berkembang pesat, dengan berbagai merek dan jenis mobil salah satu merek mobil yang pertama kali merek Mercedes Benz yang didirikan oleh Karl-Benz pada tahun 1886 dan setelah itu pada pertengahan tahun 1910 hingga tahun 1920 an banyak jenis dan merek mobil dari berbagai negara, salah satunya Amerika, mobil buatan Amerika mampu bersaing dengan mobil buatan Jerman di pasar otomotif.

Pada tahun 1930 an salah satu negara Asia yaitu Jepang mendirikan pabrik mobil yang bermerek Toyota. Yang didirikan oleh Kichiro Toyota. Mobil pabrikan Toyota ini terus meningkatkan produksinya hingga mencapai puncaknya pada tahun 1970 an hingga sekarang sangat diminati oleh seluruh masyarakat.

Dengan begitu banyaknya berbagai merek mobil yang ada, semakin banyak pula muncul bengkel-bengkel otomotif, Bengkel merupakan salah satu perusahaan jasa pelayanan yang memberi kemudahan bagi para penggunanya untuk mengatasi berbagai masalah pada kendaraannya.


(13)

Bengkel Mobil Barspeed Medan merupakan salah satu perusahaan (usaha) Yang bergerak di bidang otomotif yang memberikan pelayanan kepada pelanggannya tidak hanya pada mobil kelas atas yang bersifat eksklusif tapi juga bersifat umum. Bengkel Barspeed ini awalnya bernama bengkel MOAC Motor Sport. Namun pada tahun 2000 berubah namanya menjadi bengkel Barspeed disebabkan adanya perubahan kepemilikan bengkel. Bengkel Barspeed Medan juga melayani jasa-jasa antara lain: Perbaikan Mesin, Reperasi Cat, dan Memodifikasi Body. Bengkel ini juga banyak dikunjungi para modifikator mobil di kota Medan, terutama yang hobby memodifikasi body, dan mesin. Salah satu keunggulan di bengkel Barspeed Medan yang terletak di jln. Kenanga Raya Psr VI No 29 Medan, merupakan bengkel khusus bagi para pembalap yang ada di kota medan, khususnya yang hobby di balapan Rally banyak yang memodifikasi mesin dan body mobilnya di bengkel Barspeed Medan ini. Tidak hanya itu saja, bengkel ini juga sering dikunjungi para konsumen yang hanya sekedar service mobil biasa, maupun pengecatan body. Pengunjung pada bengkel ini dari berbagai golongan masyarakat, antara lain: Pengusaha, Pegawai Pemerintahan, pelajar/mahasiswa yang berdomisili di kota Medan khususnya.

Semakin banyak orang yang membuka usaha dari waktu ke waktu. Banyak di antara para pengusaha tersebut mampu bertahan dan bahkan berkembang. Suatu perusahaan yang bermula dengan keberhasilan usaha bukan karena pendirinya mempunyai modal besar pada saat mengawali usaha mereka, hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa usaha mereka dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang mereka kerjakan. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada para pengusaha itu sendiri memanfaatkan ketrampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan. Di samping itu wirausaha sebagai individu yang dituntut


(14)

memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya.

Keunggulan bengkel Barspeed Medan yang telah berdiri sepuluh tahun terlihat dari jumlah pengunjung yang datang ke bengkel Barspeed Medan.

Tabel 1.1

Jumlah pengunjung bengkel Barspeed Medan Tahun Jumlah pengunjung bengkel Barspeed Medan

2006 370 Orang

2007 450 Orang

2008 520 Orang

2009 640 Orang

2010 720 Orang

Sumber: Bengkel Barspeed Medan

Keberhasilan pada bengkel Barspeed Medan juga terlihat dari para pembalap dari bengkel Barspeed Medan yang mengikuti perlombaan di ajang balapan Sprint Rally maupun Rally nasional.

Keberhasilan usaha pada bengkel Barspeed Medan ditentukan oleh beberapa faktor yang mendorong untuk tercapainya tujuan tersebut. Antara lain : pengetahuan kewirausahaan, starategi pemasaran, strategi harga, strategi lokasi, serta dengan adanya gaya kepemimpinan, yang mampu melakukan perubahan-perubahan. Secara konsep teori dikatakan bahwa gaya kepemimpinan terdiri dari: gaya kepemimpinan Otoriter/Authoritarian, gaya kepemimpinan Demokrasi/Democratic, gaya kepemimpinan Bebas/Laisezz Faire, gaya kepemimpinanan Transaksional, dan gaya kepemimpinan Transformasional. Selama ini, keberhasilan usaha pada bengkel Barspeed Medan belum maksimal, hal ini terlihat dari beberapa karyawan bengkel


(15)

Barspeed tidak mematuhi peraturan yang sudah diterapkan pemilik, sehingga banyak pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, dengan adanya protes dari para pelanggan yang kecewa dengan kinerja bengkel Barspeed Medan. Oleh karena itu, pemilik memutuskan untuk mengubah cara-cara yang dipergunakan untuk mengelola usaha tersebut, terutama dalam hal mengelola para karyawannya. Pemilik mulai memperlakukan karyawannya dengan baik, mulai memberikan kepercayaan memberi semangat kepada karyawannya dan mulai menciptakan suasana yang menyenangkan. Cara-cara yang dilakukan oleh pemilik tersebut sesuai dengan gaya kepemimpinan transformasional.

Penerapan gaya kepemimpinan transformasional mampu meningkatkan keberhasilan usaha bengkel Barspeed Medan. Maka dengan menerapkan gaya kepemimpinan transformasional yang akan memperlihatkan suatu keterikatan bahwa keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan/suatu usaha berhubungan dengan seorang pemimpinnya. Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan trasnformasional dapat memberikan pengaruh bagi karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki oleh perusahaan. Dalam hal ini tujuan tesebut mencakup bagaimana menarik minat para pelanggan/konsumen untuk berkunjung pada bengkel Barspeed Medan. Pemimpin sebagai seorang wirausahawan harus berani mengambil resiko untuk mengelola bisnis demi mendapatkan laba.

Nasution (2007:12): Menyatakan bahwa sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat.

Perusahaan/suatu usaha berhubungan dengan seorang pemimpinnya. Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh bagi


(16)

karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki oleh perusahaan. Dalam hal ini tujuan tesebut mencakup bagaimana menarik minat para pelanggan/konsumen untuk berkunjung pada bengkel Barspeed Medan.

(Judge and Bono 2000:75) Gaya kepemimpinan transformasional merupakan suatu gaya kepemimpinan yang mampu mendatangkan perubahan dalam diri tiap individu yang terlibat/bagi seluruh organisasi untuk mencapai kinerja yang tinggi. Juga merupakan penggerak bagi sumber daya-sumber daya dan alat-alat yang dimiliki oleh perusahaan. Beberapa ciri yang menonjol dari kepemimpinan transformasional yaitu yang menunjukkan perilaku karismatik, memunculkan motivasi inspirasional, memberikan stimulasi intelektual dan memperlakukan karyawan dengan memberi per-hatian terhadap individu.

Sedangkan menurut Benjamin (2006:75) Kepemimpinan transformasional mampu menginspirasi orang lain untuk melihat masa depan dengan optimis, memperoyeksikan visi yang ideal, dan mampu mengkomunikasikan bawahan bahwa visi dan misi tersebut dapat dicapai. Memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.

Berdasarkan pendapat diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan transformasional yang mencakup upaya perubahan terhadap bawahan untuk berbuat lebih positif atau lebih baik dari apa yang biasa dikerjakan yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Pemimpin transformasional mempunyai kelebihan dibandingkan dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin transformasional bisa sangat cepat mengambil keputusan yang sulit. (Judge and Bono 2000: 86)


(17)

Sebagaimana diketahui bahwa usaha pelayanan jasa seperti bengkel

semakin berkembang di kota Medan dibanding usaha lainnya. Hal ini

menyebabkan bengkel Barspeed Medan mempunyai persaingan yang ketat dengan

bengkel lainnya sehingga Bengkel Barspeed Medan pun harus meningkatkan

mutu pelayanannya. Ada banyak bengkel-bengkel lain seperti Bla-Bla Motor

Sport, Green Caprindo Medan, Indosmoke Motor Sport yang ada di di kota

medan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat persaingan yang ketat

antar bengkel-bengkel tersebut demi memenangkan pelanggan dan menguasai

pasar. Semakin rendahnya keyakinan konsumen terhadap satu produk/jasa akan

menyebabkan menurunnya minat konsumen menggunakan jasa bengkel Barspeed

Medan. Dalam hal ini bengkel Barspeed Medan pun harus mempunyai strategi

untuk bisa tetap menjaga keberhasilan usahanya, dan untuk tetap unggul dalam

persaingan. Strategi yang dilakukan bengkel Barspeed Medan antara lain:

1. Pelayanan Bengkel Barspeed Medan menitik beratkan kejujuran dalam

memberikan penjelasan yang dibutuhkan pada konsumen.

2. Jika dibandingkan dengan bengkel yang sudah punya nama seperti: Bengkel

Toyota, Bengkel Honda, bengkel Barspeed Medan tidak kalah baiknya dalam

memberikan pelayanan bahkan di Barspeed memberikan pelayanan pergantian

spare part/suku cadang lebih murah, dan memiliki kualitas yang sama baiknya.

Setiap pemimpin bertujuan untuk berhasil dalam usahanya. Hal ini

memungkinkan keberhasilan mendorong pemimpin untuk memperbarui semangat

dalam berusaha dan keberhasilan adalah ukuran untuk menentukan prestasi dari

pemimpin tersebut. Keberhasilan cukup sulit untuk mendefenisikannya, karena

keberhasian memiliki beberapa konsep yang kompleks. Beberapa individu dan


(18)

organisasi pasti mengharapkan keberhasilan. Berhasil adalah sesuatu yang tidak

hanya tampak pada masyarakat tetapi juga merupakan peningkatan prestasi

pribadi bagi orang yang telah mencapainya.

Keberhasilan usaha bukanlah mudah. Keuntungan, jumlah penjualan dan

pertumbuhan usaha merupakan hal yang penting dan signifikan dalam mencapai

tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha (Dalimunthe, 2003).

Untuk pencapaian tujuan tersebut diperlukan gaya kepemimpinan yang

luar biasa didalam diri pemimpin, gaya kepemimpinan yang seperti ini terdapat

pada gaya kepemimpinan transformasional. sehingga tercapailah tujuan akhir

mereka yaitu keberhasilan usaha.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Bengkel Barspeed Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam usaha dan tindakan mencapai tujuan, perusahaan akan menghadapi permasalahan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan dari gaya kepemimpinan transformasional dalam mencapai keberhasilan usaha yang telah ditetapkan semula atau yang telah direncanakan sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti ingin mengetahui Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Bengkel Barspeed Medan.


(19)

1.4. Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: a. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi yang berguna bagi Bengkel Barspeed Medan dalam upaya keberhasilan suatu usaha.

b. Bagi Departemen Manajemen

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian objek atau pun masalah yang sama dimasa yang akan datang, maupun untuk penelitian lanjutan.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang peneliti peroleh di bangku perkuliahan dan mencoba membandingkan dengan praktek yang ada dilapangan dan untuk menambah pemahaman peneliti dalam bidang manajemen sumber daya manusia.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Pemimpin

Menurut Tjiptono (2001:79) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Tanggung jawab yang seimbang:

Keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Model peranan yang positif:

Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya.

3. Memliki keterampilan yang baik:

Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat.

4. Memiliki pengaruh positif:

Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya dan menggunakan pengaru tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekhusukan untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.

2.1.2 Pengertian Kepemimpinan

Menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.


(21)

Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

2.1.3 Pengertian Kepemimpinan Transformasional

Benjamin (2006 :75) Mampu menginspirasi orang lain untuk melihat masa depan dengan optimis, memperoyeksikan visi yang ideal, dan mampu mengkomunikasikan bawahan bahwa visi dan misi tersebut dapat dicapai.

Judge dan Bono (2000:64) menghasilkan bahwa kepemimpinan trasnformasional mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap komitmen. Tucker dan Lewis (2004:78) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai pola kepemimpinan yang dapat memotivasi karyawan dengan cara membawa pada cita-cita dan nilai-nilai tinggi untuk mencapai visi misi organisasi yang merupakan dasar untuk membentuk kepercayaan terhadap pimpinan. Kepemimpinan transformasional merupakan induk kepemimpinan transaksional dan memberikan kerangka referensi pada organisasi.

Yuki (2006:50) mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki kapabilitas kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang dapat membangun kepercayaan karyawan kepada pemimpinnya, mempunyai karakteristik faktor-faktor penting.

1. Perilaku karismatik:

a. Mendapat rasa hormat untuk dipercaya. b. Kepercayaan kepada yang lain.


(22)

c. Menampilkan standar moral yang tinggi.

d. Membangun tujuan- tujuan yang menantang bagi pengikutnya. e. Menjadi model bagi para pengikutnya.

2. Motivasi inspirasional:

a. Mengacu pada pemimpin transformasional dalam memotivasi.

b. Memberi inspirasi yang ada di sekitar mereka dengan menyampaikan visi yang lancar.

c. Meningkatkan optimisme d. Semangat kelompok. e. Percaya diri.

3. Stimulasi intelektual:

a. Menunjukan usaha pemimpin yang mendorong para pengikut menjadi inovatif.

b. Membuat kembali kerangka permasalahan. c. Mendekati pengikut dengan cara baru.

4. Perhatian terhadap individu:

a. Memberi perhatian secara personal pada semua individu. b. Membuat semua individu merasa dihargai .

c. Mendelegasikan tugas sebagai cara pengembang pengikutnya.

2.1.4 Prinsip-Prinsip Transformasional:

1. Simplifikasi: Keberhasilan diawali dengan visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama.

2. Motivasi: Kemampuan untuk komitmen dari tiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita lakukan, dia bisa memotivasi dan memberi energi para pengikutnya.


(23)

3. Fasilitasi: Untuk secara efektif memfasilitasi “pembelajaran” yang terjadi dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok/individu.

4. Inovasi: Kemampuan untuk berani dan bertanggung jawab melakukan suatu perubahan bila mana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi.

5. Mobilitas: Pengerahan sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperlakukan setiap orang yang terlibat di dalamnya untuk mencapai visi dan tujuan.

6. Siap Siaga: Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif. 7. Tekad: Tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad untuk

menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas.

2.1.5 Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan (Leadership style) Seorang pemimpin akan sangat berpengaru terhadap kinerja pegawai dan pencapaian tujuan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perorangan maupun tujuan organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan. Dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan pencapaian tujuan perusahaan akan terbengkalai dan pengarahan terhadap pegawai akan menjadi tidak jelas, dimana hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian pada anggota atau pegawai.

1. Kepemimpinan Demokratik.

Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Para karyawan memperoleh informasi dari pemimpin tentang kondisi yang mempengaruhi pekerjaan mereka dan didorong untuk mengungkapkan gagasan dan mengajukan saran


(24)

kecenderungan yang umum adalah ke arah penerapan praktek partisipasi lebih luas karena konsisten dengan model perilaku organisasi yang suportif dan kolegial.

2. Kepemimpinan Autokratik.

Para pemimpin autokratik memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri. Mereka menata situasi kerja yang rumit bagi para karyawan, yang melakukan apa saja yang diperintahkannya. Pemimpin berwenang penuh dan memikul tanggung jawab sepenuhnya. Kepemimpinan autokratik umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman, tetapi kepemimpinan seperti ini dapat pula positif, seperti yang ditujukan oleh autokratik yang murah hati (benevoleni autocratic) yang cenderung memberikan imbalan kepada karyawan.

3. Kepemimpinan Laissez Faire.

Para pemimpin bebas kendali menghindari kuasa dan tanggung jawab. Mereka sebagian besar bergantung pada kelompok untuk menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri. Pemimpin hanya memainkan peranan kecil. Kepemimpinan bebas kendali mengabaikan kontribusi pemimpin dengan cara yang kurang lebih sama seperti kepemimpinan autokratik mengabaikan kelompok. Kepemimpinan ini cenderung memungkinkan berbagai unit organisasi yang berbeda untuk bergerak maju dengan tujuan yang bertentangan satu sama lain, dan ini dapat menimbulkan kekacauan.

4. Kepemimpinan Transaksional.

Kepemimpinanan merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan pengikutrnya. Pemimpin dan para pengikutnya merupakan pihak-pihak independen yang masing-masing mempunyai tujuan, kebutuhan, dan kepentingan sendiri. Sering tujuan dan kepentingan tersebut saling bertentangan, sehingga mengarah ke situasi konflik.


(25)

2.1.6 Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha.(Dalimunthe, 2003:32)

1. Keuntungan

Keuntungan adalah hasil yang diperoleh dari penjualan dari sebuah produk. Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai.

2. Jumlah Penjualan

Jumlah penjualan adalah total penjualan produk atau jasa. Jumlah penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis dijual.

3. Pertumbuhan usaha

Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu. Pertumbuhan ini di ikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik. Sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba- tiba dari langit. Sukses adalah proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras (Hutagalung, 2008:46). Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usahanya jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. (Nasution:2001:12)

2.1.7 Bentuk kepemilikan pada suatu usaha :

Menurut Madura (2001:35) menyebutkan macam-macam kepemilikan bisnis antara lain:

1. Franchise

Franchise (waralaba) adalah suatu pengaturan perjanjian dimana seorang pemilik bisnis memperbolehkan pemilik bisnis lain memakai merek daganganya atau hak


(26)

ciptanya, dalam kondisi tertentu. Setiap waralaba menjalankan operasi bisnisnya secara mandiri dan biasanya dimiliki oleh pengusaha perseorangan.

2. Milik Sendiri

Pemilik perusahaan perseorangan disebut pengusaha perseorangan. Pengusaha perseorangan mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk membantu operasional perusahaan, tetapi pinjaman ini tidak menggambarkan kepemilikan. Pengusaha perseorangan wajib membayar sendiri semua utang akibat pinjaman, tetapi tidak perlu membagi keuntungan kepada kreditor.

3. Cabang

Bentuk kepemilikan cabang disebut juga kemitraan yaitu mitra usaha yang tanggung jawabnya terbatas kepada modal atau properti yang dikontribusikan kepada perusahaan kemitraan tersebut.

2.1.8 Usaha Kecil

Banyak diantara para pelaku bisnis belum mengetahui bagaimana menjalankan usahanya dengan baik. Hal yang mudah diketahui untuk menjalankan bisnis.

Tips-tips dalam menjalankan usaha

Nickels (2005:187) Berikut ditampilkan beberapa tips dalam mempelajari usaha kecil :

1. Belajar dari orang lain.

Banyak para enrtepreneur belajar menjalankan usahanya dengan menjadi pegawai atau karyawan dari orang lain. Dilain sisi, anda akan mendapatkan jaringan orang-orang yang dikenal melalui atasan perusahaan itu, sehingga mempermudah untuk membuka usaha baru.


(27)

2. Pengalaman Bekerja.

Banyak para entrepreneur berasal dari manajemen korporasi. Dengan menjalankan usaha kecil part time, ketika waktu kosong atau ketika liburan. Pengalaman akan tercipta sebelum benar-benar serius mengelola usaha tersebut.

3. Mengambil Alih Perusahaan.

Menjalankan manajemen usaha kecil akan menyita waktu, dedikasi dan determinasi. Para pemilik bekerja sepanjang hari dan jarang untuk liburan. Setelah menjalankan usahanya beberapa tahun, mereka akan bosan terhadap bisnis mereka. Disinilah entrepreneur berperan. Carilah usaha kecil yang prospek tapi pemiliknya kurang bersemangat dalam mengelolanya. Berikan mereka jaminan dalam menjalankan usaha dengan cara profesional dan tempatkan posisi anda langsung sebagai asisten manajer. Apabila entrepreneur tersebut berusaha keras, kemungkinan besar perusahaan itu akan dijual kepada entrepreneur untuk dikelola sendiri.

2.2 Penelitian Terdahulu

Barar (2006) berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimipinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bengkel DHUHA SERVICE” di Jombang S1 Program Studi Ekonomi jurusan manajemen konsentrasi bidang M SDM fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang” Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap kinerja karyawan pada bengkel Dhuha Service dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada bengkel Dhuha Service. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) Berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) Pada bengkel Dhuha Service.


(28)

Masrudin (2007) berjudul ” Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Makanan Di Jl. Dr Mansyur Medan ” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh spirit of entrepreneur terhadap keberhasilan usaha pada usaha makan di Jl. Dr.Mansyur Medan. Usaha makanan dan minuman merupakan salah satu usaha yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa Spirit of Entrepeneur (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) pada usaha makanan Jl. Dr.Mansyur Medan.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiono, 2005 : 49). Keberhasilan usaha Bengkel Barspeed Medan dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah gaya kepemimpinan transformasional. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah kerangka konseptual, yaitu:

Menurut Dalimunthe (2003:32), keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha mempunyai beberapa faktor penting.

1. Keuntungan 2. Jumlah Penjualan 3. Pertumbuhan Usaha

Yuki (2006:50) mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki kapabilitas kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang dapat membangun kepercayaan karyawan kepada pemimpinnya.


(29)

2. Motivasi inspirasional 3. Stimulasi intelektual

4. Perhatian terhadap individu.

Dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu gaya kepemimpinan transformasional sebagai Variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai variabel (Y).

Fungsi kepemimpinan yang paling penting adalah memberikan motivasi kepada

bawahannya, kepemimpinan transformasional diyakini memiliki pengaruh

terhadap perusahaan dalam bentuk non keuangan seperti kepuasan kerja dan

kinerja karyawan. Pemimpin tranformasional memotivasi pengikutnya untuk

melakukan sesuatu (kinerja) diluar dugaan (beyond normal expectation) melalui

transformasi pemikiran dan sikap mereka untuk mencapai kinerja diluar dugaan

tersebut, pemimpin transformasional menunjukkan berbagai perilaku berikut:

pengaruh idealisme, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan konsiderasi

individual.

Gaya kepemimpinan seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan

seseorang dalam mempengaruhi individu atau kelompok, agar perilaku bawahan

sesuai dengan tujuan organisasi, maka harus ada perpaduan antara motivasi akan

pemenuhan kebutuhan mereka sendiri dan permintaan organisasi.

Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang terkandung dalam kepemimpinan suatu kelompok dan fleksibel dalam pendekatan yang mereka gunakan untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan tersebut yang dapat menyebabkan timbulnya motivasi yang dapat meningkatkan kinerja bawahannya.


(30)

Dengan adanya motivasi, maka terjadilah kemauan kerja dan dengan

adanya kemauan untuk bekerja serta dengan adanya kerja sama, maka kinerja

akan meningkat. Kinerja karyawan merupakan tolak ukur kinerja perusahaan,

semakin tinggi kinerja karyawan maka semakin tinggi pula kinerja perusahaan.

Kinerja perusahaan yang baik akan memastikan tercapainya tujuan perusahaan

yang berakibat pada keberhasilan usaha.

Berdasarkan uraian diatas maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Kerangka Konseptual berdasarkan teori McCarthy dalam Sunarto (2006) (diolah)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : Gaya Kepemimpinan Transformasional Berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha Bengkel Barspeed Medan.

Gaya Kepemimpinan Transformasional

(X) 1. Perilaku karismatik 2 Motivasi inspirasional

Keberhasilan Usaha (Y)

1. Keuntungan


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bengkel Barspeed Medan yang beralamat di Jalan Kenanga Raya Psr VI No 29 Medan. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan November 2010 hingga April 2011 .

3.2. Batasan Operasional

Penilitian yang baik adalah penilitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Agar penilitian dilakukan secara terfokus maka tidak semua masalah diteliti. Untuk itu diperlukan batasan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lain. Penilitian ini hanya di batasi mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Bengkel Barspeed Medan.

3.3. Definisi Operasional

Sugiyono dalam bukunya Metodologi Penelitian (2004:23) menjelaskan definisi operasional variabel adalah “Penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu”.

Definisi operasional dalam penilitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gaya Kepemimpinan Transformasional (X)

Menurut Benjamin (2006:75) Kepemimpinan transformasional adalah mampu menginspirasi orang lain untuk melihat masa depan dengan optimis, memperoyeksikan visi yang ideal, dan mampu mengkomunikasikan bawahan bahwa visi dan misi tersebut dapat dicapai.


(32)

2. Keberhasilan Usaha (Y)

Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi menigkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat.

3.4. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala likert.Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik olah peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2004 : 86). Kriteria pengukuran data adalah sebagai berikut :

5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-Ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju

Secara keseluruhan variabel, defenisi variabel, indikator variabel, dan skala pengukuran data akan disajikan pada tabel berikut ini.


(33)

Tabel. 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator

Variabel

Skala Pengukuran

Gaya Kepemimpinan Transformasional

X

Gaya kepemimpinan transformasional yaitu gaya pemimpin yang dapat membangun kepercayaan karyawan kepada

pemimpinnya

1. Perilaku Karismatik

2. Motivasi inspirasional

3. Stimulasi intelektual

4. Perhatian terhadap individu

1.Mendapat rasa hormat untuk dipercaya

2.Meningkatkan optimisme 3.Mendekati

pengikut dengan cara baru

4.Membuat semua individu merasa dihargai


(34)

Keberhasilan Usaha Y

keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan

signifikan terhadap tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha

1 Keuntungan

2. Jumlah Penjualan

3.Pertumbuhan Usaha

1.Keuntungan adalah hasil yang diperoleh dari penjualan dari sebuah produk

2. Jumlah penjualan adalah total

penjualan produk atau jasa

3. Pertumbuhan usaha adalah peningkatan

aktivitas usaha pada periode tertentu

.

Skala Likert

Sumber : Yuki, Dalimunthe, 2011 yang telah diolah oleh peneliti

3.5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Sugiyono, 2005: 72).


(35)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada bengkel barspeed sebanyak 35 orang

b. Sampel

Pemilihan sampel yang dilakukan adalah seluruh populasi yaitu karyawan yang bekerja pada bengkel barspeed Medan sebanyak 35 orang. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode sampling jenuh (sensus), artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, sehingga responden yang digunakan pada penelitian ini mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. (Sugiyono, 2005:78)

3.6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu : data primer dan data sekunder.

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden terpilih

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

kuesioner merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukaan pertanyaan melalui daftar kepada responden yang terpilih, yakni pada konsumen bengkel Barspeed Medan.


(36)

Yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden dan pemilik bengkel Barspeed Medan.

c. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai

relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang mutlak dengan alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. c. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.

Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden penelitian. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, angka yang diperoleh = 0,361.


(37)

Tabel 3.2 Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 66,2000 30,717 ,155 ,879

VAR00002 65,7667 28,323 ,626 ,853

VAR00003 65,6000 30,386 ,434 ,862

VAR00004 65,5667 30,047 ,410 ,862

VAR00005 65,7333 30,133 ,507 ,860

VAR00006 65,8667 31,154 ,142 ,876

VAR00007 65,6667 27,678 ,730 ,848

VAR00008 65,5667 28,875 ,548 ,857

VAR00009 65,7667 29,151 ,556 ,857

VAR00010 65,8333 28,489 ,664 ,852

VAR00011 65,5667 27,426 ,794 ,846

VAR00012 65,7000 26,907 ,806 ,844

VAR00013 65,5333 28,809 ,619 ,854

VAR00014 65,7667 29,495 ,495 ,859

VAR00015 65,7667 28,530 ,668 ,852


(38)

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom Corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05; 30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 3.2 juga menunjukkan bahwa butir pertanyaan 1, 6 dan 17 tidak valid karena Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari 0,361. Maka ketiga pernyataan tersebut harus dikeluarkan dan dilakukan pengujian kembali, dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Validitas Instrumen II

No. Butir Instrumen

Corrected item total correlation

R tabel Keputusan

2 .626 0,361 Valid

3 .405 0,361 Valid

4 .473 0,361 Valid

5 .472 0,361 Valid

7 .753 0,361 Valid

8 .583 0,361 Valid

9 .666 0,361 Valid

10 .732 0,361 Valid

11 .760 0,361 Valid


(39)

12 .808 0,361 Valid

13 .610 0,361 Valid

14 .546 0,361 Valid

15 .707 0,361 Valid

16 .599 0,361 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Interpretasi item total statistic adalah:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 54,3; jika pernyataan (item) 3 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 54,2 dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (butir) tersebut dihapus. Misalnya item 2 dihapus maka besarnya adalah 24.7 sedangkan jika variabel (butir) item 3 dihapus adalah 26,8 dan seterusnya.

3. Corrected item-total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pernyataan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.


(40)

Tabel 3.4 Validitas Instrumen Item-Total Statistics

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika rhitung > rtable, maka pertanyaan dinyatakan valid. Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00002 54,3667 24,792 ,626 ,909

VAR00003 54,2000 26,855 ,405 ,915

VAR00004 54,1667 26,075 ,473 ,914

VAR00005 54,3333 26,644 ,472 ,913

VAR00007 54,2667 24,064 ,753 ,904

VAR00008 54,1667 25,109 ,583 ,910

VAR00009 54,3667 24,999 ,666 ,907

VAR00010 54,4333 24,599 ,732 ,905

VAR00011 54,1667 24,144 ,760 ,903

VAR00012 54,3000 23,459 ,808 ,901

VAR00013 54,1333 25,292 ,610 ,909

VAR00014 54,3667 25,620 ,546 ,911

VAR00015 54,3667 24,792 ,707 ,906


(41)

2. Jika rhitung < rtable, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. 3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Peneliti melakukan pengujian validitas kembali terlihat pada Tabel 3.4, seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai Corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar dari 0,361. Maka seluruh pernyataan dalam penelitian dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha negatif atau ralpha lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel. Hasil pengolahan dari uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.5


(42)

Tabel 3.5 Reliabilitas Instrumen

No.Butir Instrumen Cronbach's Alpha if Item Deleted

Cronbach's Alpha Keputusan

2 .909 0.80 Reliabel

3 .915 0.80 Reliabel

4 .914 0.80 Reliabel

5 .913 0.80 Reliabel

7 .904 0.80 Reliabel

8 .910 0.80 Reliabel

9 .907 0.80 Reliabel

10 .905 0.80 Reliabel

11 .903 0.80 Reliabel

12 .901 0.80 Reliabel

13 .909 0.80 Reliabel

14 .911 0.80 Reliabel

15 .906 0.80 Reliabel

16 .910 0.80 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Tabel 3.5 memperlihatkan bahwa semua variabel reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,80.


(43)

Tabel 3.6 Reliability Statistic

Cronbach's Alpha N of Items

.915 14

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Dari Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,915 dan rtabel sebesar 0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,915 > 0,80) maka kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Ketentuan untuk pengambilan keputusan yaitu menurut Kuncoro, (2008:40) menyatakan instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,80. Tabel 3.7 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,80. maka setiap variabel dinyatakan reliabel.

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menginterpretasi data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.

3.9.2 Analisis Statistik


(44)

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (gaya kepemimpinan transformasional) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha).

Persamaan regresi sderhana yang digunakan adalah : Y= a + bx + e

Dimana :

Y = skor variabel keberhasilan usaha a = konstanta

bX = gaya kepemimpinan transformasional e = standard error

2) Uji Signifikasi Parsial (Uji- t)

Uji signifikasi parsial (Uji- t) menunjukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secar parsial terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = 0

Artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).

H0 :b2 ≠ 0

Artinya variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :

H0 : diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% H0 : diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%


(45)

3) Koefisien Determinan (R2).

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1)adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika R2 mengecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat (Y).


(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Bengkel Barspeed Medan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Bengkel barspeed Medan pertama kali didirikan pada tahun 1998. Pada mulanya bengkel ini bernama MOAC Motor Sport, yang didirikan oleh bapak LINGGAM. SE. dan pada tahun 2000, bengkel MOAC berganti nama menjadi bengkel Barspeed Medan yang didirikan oleh saudara Edwin Nst. SE. Nama Barspeed sendiri diambil dari bengkel Barspeed Jakarta. Pemilik bengkel barspeed Medan melakukan kerja sama dengan pemilik bengkel barspeed Jakarta untuk membuka cabang bengkel di medan. Bengkel Barspeed Medan memiliki 4 buah fasilitas perbaikan mesin, 2 buah alat perbaikan suspensi. Bengkel Barspeed Medan juga memiliki tim balap yang sudah banyak mendapatkan gelar juara baik tingkat nasional, maupun lokal.

4.1.2 Visi, Misi dan Prinsip Perusahaan

Bengkel Barspeed Medan mempunyai visi memberikan pelayanan jasa service mobil yang bermutu. Dan memiliki misi meningkatkan dan memberikan peleyanan jasa service mobil yang memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan dan melebihi apa yang diharapkan konsumen dalam suasana yang dipenuhi oleh perhatian, kenyamanan, dan kepuasan. Bengkel Barspeed Medan mempunyai beberapa prinsip dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Yaitu : mengutamakan pelanggan, pemenuhan kebutuhan, serta keunggulan pelayanan.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi menggambarkan mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau


(47)

posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja.

Struktur organisasi suatu perusahaan terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal, oleh karena itu diperlukan susunana-susunan, fungsi-fungsi, dan saluran organisasi serta bagaimana hubungan didalamnya. Bengkel Barspeed Medan menggunakan struktur organisasi garis dalam hal iniwewenang berjalan menurut garis lurus. Struktur organisasi garis ini menunjukan bahwa pimpinan perusahaan tetap merupakan pengambil keputusan yang utama dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan dijalankan oleh semua karyawan perusahaan. Walaupun demikian terdapat pelimpahan wewenang kepada bawahannya, pengawasan juga dilakukan secara langsung oleh pucuk pimpinan sampai kepada karyawan yang paling rendah.


(48)

STRUKTUR ORGANISASI BENGKEL BARSPEED MEDAN

Sumber: Bengkel Barspeed Medan (2011) 4.1.4 Uraian Tugas

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing satuan organisasi dapt diuraikan secar terperinci, kecuali untuk pemilik tidak perlu diuraikan secara terperinci karena merupakan pimpinan puncak perusahaan dan juga sebagai pemilik saham dan pembuat

PIMPINAN/PEMILIK

KASIR

Gambar 4.1

MANDOR BAGIAN

MESIN/DAN SUSPENSI

KEPALA MEKANIK MESIN

MEKANIK

KEPALA LAS KETOK/DAN PENGECATAN MOBIL

ANGGOTA

ANGGOTA LAS/PENGECATAN


(49)

rencana strategis perusahaan yang berarti tidak terlalu terlibat secara langsung dalam kegiatan operasional perusahaan.

Tugas dan tanggung jawab masing-masing satuan organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan Bengkel

Memimpin, menyusun kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan operasional bengkel sesuai dengan peratura perundanfan yang berlaku serta visi dan misi perusahaan.

2. Kasir

a. Mengaudit sistim/prosedur pembayaran pada bengkel Barspeed Medan. b. Melakukan pengawasan pengendalian terhadap mobilisasi dana.

c. Membuat laporan keuangan/pembukuan

3. Mandor Bagian

a. Mengawasi standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya.

b. Melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggotanya

c. Melakukan pengembangan dalam bidang pengerjaan suatu masalah pada mobil terutama dalam penggunaan teknologi dalam bidang service mobil. d. Mengawasi penggunaan fasilitas bengkel.

4. Pekerja Bagian

a. Meliputi pekerjaan mesin mobil, suspensi mobil, dan pengecatan mobil. b. Memberi pelayanan kepada para pelanggan

c. Mengkoordinasi semua keinginan dan kebutuhan pelanggan.


(50)

mengawasi anggotanya agar dapat melakukan tugasnya dengan benar dan penuh tanggung jawab. Adapun jumlah tenaga kerja masing-masing bagian adalah :

Tabel 4.1

Jumlah Tenaga Kerja Bengkel Barspeed Medan

Jenis Pekerjaan Jumlah(Orang)

Petugas suspensi mobil Petugas mesin mobil Petugas pemeriksa mobil Petugas kasir

Petugas Cat mobil Petugas las

8 10

2 2 9 4

Total 35

Sumber: bengkel Barspeed Medan {2011) 4.1.5 Fasilitas dan Pelayanan

Bengkel Barspeed Medan adalah bengkel service mobil yang berusaha untuk menyediakan pelayanan service mobil yang terbaik untuk pelanggannya. Untuk itu, bengkel Barspeed Medan menyediakan berbagai macam pelayanan untuk memuaskan pelanggannya.

Adapun jenis-jenis pelayanan yang diberikan : 1. Pelayanan Perbaikan mesin .

Perbaikan mesin yang dilakukan antara lain tune-up, dan bongkar mesin. 2. Pelayanan Pengecatan.


(51)

3. Pelayanan Perbaikan Suspensi.

Melayani penggantian shock breaker, dan perbaikan per mobil. 4. Pelayannan Las.

Pemasangan rollbar, dan bumper mobil.

4.1.6 Pasar Sasaran

Suatu perusahaan dalam memasarkan produk dan jasa terlebih dahulu menetapkan pasar sasaran untuk produk dan jasanya tersebut. Perusahaan akan sulit untuk melayani dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen pada pasar yang sangat luas secara keseluruhan. Konsumen yang ada pada pasar yang luas akan mempunyai kebutuhan dan keinginan yang beragam pula. Apalagi perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan lainnya apabila beroperasi pada seluruh segmen pasar.

Bengkel service mobil dalam melayani para pelanggannya harus efektif dan efesien. Perusahaan harus menetapkan pasar sasaran yang menguntungkan untuk dimasuki dan dilayani. Dengan menetapkan pasar sasaran, perusahaan akan lebih mudah untuk menetapkan program pemasaran untuk pasar sasaran yang dituju. Bengkel Barspeed Medan dalam melayani pelanggannya dengan baik telah memilih, dan menetapkan beberapa objek sasaran yaitu mobil pribadi, mobil dinas pemerintahan, maupun swasta, dilihat dari tarif yang ditawarkan untuk masing-masing jenis service yang digunakan maka pasar sasaran bengkel Barspeed Medan bisa dari golongan masyarakat rendah, karena harga yang diberikan cukup terjangkau.

4.2 Analisis Dan Pembahasan

Peneliti dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk


(52)

melihat persepsi responden dan karakteristik responden penelitian, sedangkan analisis statistik digunakan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada Bengkel Barspeed Medan.

4.2.1 Deskripsi

Deskripsi dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian.

1. Deskripsi Responden

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada Bengkel Barspeed Medan. Variabel kepemimpinan transformasional (X1) terdiri dari 8 pertanyaan dan variabel keberhasilan usaha (Y) terdiri dari 6 pertanyaan. Jumlah seluruh pertanyaan adalah 14 butir. Responden penelitian adalah semua karyawan pada Bengkel Barspeed Medan.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2:


(53)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Jumlah Responden % Total (%) Jenis

Kelamin

Laki-laki 33 94,3%

100%

Perempuan 2 5,7%

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2011)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 33 orang dengan persentase sebesar 94,3% dan responden perempuan sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 5,7%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung yang datang adalah laki-laki. Hal ini karena pekerjaan di bidang otomotif khusunya bengkel identik dengan kaum laki-laki. Pekerjaan di bidang ini relatif berat dan memerlukan keahlian khusus dimana jarang wanita yang berminat di bidang tersebut.

b.

Karakteristik Responden berdasarkan Usia.

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Karakteristik Jumlah Responden % Total (%)

Usia

<20 tahun 4 11,4%

100%

21 – 25 tahun 7 20,0%

26 – 30 tahun 9 25,7%

> 31 tahun 15 42,9%


(54)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini berdasarkan usia yaitu, berusia < 20 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 11,4%, berusia 21 - 25 tahun sebanyak 7 orang dengan persentase 20,0%, berusia 26 - 30 tahun sebanyak 9 orang dengan persentase 25,7%, dan yang berusia > 31 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase 42,9%.

Mayoritas responden yang berusia di atas 30 tahun mengindikasikan bahwa pekerja di Bengkel Barspeed Medan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman yang cukup di bidangnya. Usia tersebut mencerminkan bahwa mayoritas pekerja di Bengkel Barspeed adalah orang-orang yang telah lama bekerja dan cukup berpengalaman.

c.

Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja.

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada

Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik Jumlah Responden % Total (%)

Lama Bekerja

< 1 tahun 4 11,4%

100%

1 – 2 tahun 7 20,0%

3 – 4 tahun 9 25,7%

> 5 tahun 15 42,9%

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2011)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini berdasarkan lama bekerja yaitu, lama bekerja < 20 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 11,4%, lama bekerja 21 - 25 tahun sebanyak 7 orang


(55)

dengan persentase 20,0%, lama bekerja 26 - 30 tahun sebanyak 9 orang dengan persentase 25,7%, dan yang lama bekerja > 31 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase 42,9%.

Mayoritas responden telah lama bekerja di Bengkel Barspeed Medan. Hal ini menunjukkan bahwa Bengkel tersebut telah lama berdiri dan para pekerjanya betah bekerja di bengkel tersebut.

d.

Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan.

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada

Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

Karakteristik Jumlah Responden % Total (%)

Pendidikan

S1 1 2,8%

100%

D3 3 8,5%

STM 26 74,3%

SMP 5 14,3%

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2011)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini berdasarkan pendidikan yaitu, berpendidikan S1 sebanyak 1 orang dengan persentase 2,8%, berpendidikan D3 sebanyak 3 orang dengan persentase 8,5%, berpendidikan STM sebanyak 26 orang dengan persentase 74,3%, dan yang berpendidikan SMP sebanyak 5 orang dengan persentase 14,3%.

Berdasarkan pendidikannya dapat disimpulkan bahwa kebutuhan bengkel ini adalah seorang yang berlatarbelakang pendidikan STM di bidang


(56)

otomotif dimana kemampuan tersebut sangat dibutuhkan dalam operasi bengkel Barspeed Medan.

2. Deskripsi Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan responden mengenai pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada Bengkel Barspeed Medan.

Variabel kepemimpinan transformasional (X1) terdiri dari 8 pertanyaan dan variabel keberhasilan usaha (Y) terdiri dari 6 pertanyaan. Jumlah seluruh pertanyaan adalah 14 butir. Responden penelitian adalah semua karyawan pada Bengkel Barspeed Medan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 35 orang responden.

a.

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kepemimpinan

Transformasional

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kepemimpinan

Transformasional

No Item

SS S RR TS STS

Total (%)

Total Responden

F % F % F % F % F % 100 35

1 9 25,7 23 65,7 2 5,7 1 2,9 0 0 100 35

2 10 28,6 20 57,1 4 11,4 1 2,9 0 0 100 35

3 11 31,4 20 57,1 4 11,4 0 0 0 0 100 35


(57)

5 15 42,9 11 31,4 8 22,9 1 2,9 0 0 100 35

6 8 22,9 22 62,9 5 14,3 0 0 0 0 100 35

7 9 25,7 16 45,7 3 8,6 7 20 0 0 100 35

8 4 11,4 6 17,1 1 2,9 9 25,7 15 42,9 100 35

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2011)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa:

a.) Frekuensi jawaban pernyataan “Pemimpin anda sering memberi motivasi untuk mempengaruhi para bawahan untuk Meningkatkan optimisme” diketahui bahwa 9 orang menyatakan sangat setuju, 23 orang menyatakan setuju, 2 orang menyatakan ragu-ragu, 1 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

b.) Frekuensi jawaban pernyataan “Pemimpin anda selalu memperlakukan bawahan agar merasa dihargai satu dengan yang lainnya” diketahui bahwa 10 orang menyatakan sangat setuju, 20 orang menyatakan setuju, 4 orang menyatakan ragu-ragu, tidak ada orang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

c.) Frekuensi jawaban responden tentang “Pemimpin anda selalu memberi perhatian pribadi pada para bawahan” diketahui bahwa 11 orang menyatakan sangat setuju, 20 orang menyatakan setuju, 4 orang menyatakan ragu-ragu, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

d.) Frekuensi jawaban responden tentang “Pemimpin selalu berpartisipasi pada para bawahan untuk mencapai tujuan” diketahui bahwa 8 orang menyatakan sangat setuju, 22 orang menyatakan setuju, 5 orang menyatakan ragu-ragu,


(58)

tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

e.) Frekuensi jawaban responden tentang “Pemimpin anda selalu menunjukan usaha pemimpin yang mendorong pengikut agar menjadi inovatif” diketahui bahwa 15 orang menyatakan sangat setuju, 11 orang menyatakan setuju, 8 orang menyatakan ragu-ragu, 1 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

f.) Frekuensi jawaban responden tentang “Pemimpin anda selalu memberi semangat kelompok pada para bawahan” diketahui bahwa 8 orang menyatakan sangat setuju, 22 orang menyatakan setuju, 5 orang menyatakan ragu-ragu, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

g.) Frekuensi jawaban responden tentang “Pemimpin anda selalu mendapat rasa hormat dari para bawahan” diketahui bahwa 9 orang menyatakan sangat setuju, 16 orang menyatakan setuju, 3 orang menyatakan ragu-ragu, 7 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

h.) Frekuensi jawaban responden tentang “Pemimpin selalu meperlakukan para karyawan satu per satu” diketahui bahwa 4 orang menyatakan sangat setuju, 6 orang menyatakan setuju, 1 orang menyatakan ragu-ragu, 9 orang yang menyatakan tidak setuju dan 15 orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan jawaban responden mengenai bagaimana pemilik Bengkel Barspeed Medan memperlakukan pekerjanya yaitu mayoritas responden menjawab bahwa pemilik bengkel tersebut menerapkan tipe kepemimpinan transformasional dimana para pekerjanya diperlakukan secara baik, selalu memberikan motivasi


(59)

untuk bekerja lebih baik, menghargai setiap pekerjanya, turut berpartisipasi langsung di dalam bekerja. Pemilik bengkel tersebut juga dihargai oleh para pekerjanya. Responden yang menjawab “ragu-ragu” sampai dengan “sangat tidak setuju” adalah responden yang belum lama bekerja di bengkel tersebut sehingga kurang memahami betul bagaimana ritme kerja yang diterapkan oleh pemilik Bengkel Barspeed Medan.

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha

No Item

SS S RR TS STS Total

(%)

Total Responden

F % F % F % F % F % 100 35

9 8 22,9 24 68,6 3 8,6 0 0 0 0 100 35

10 12 34,3 22 62,9 1 2,9 0 0 0 0 100 35

11 17 48,6 12 34,3 6 17,1 0 0 0 0 100 35 12 16 45,7 15 42,9 4 11,4 0 0 0 0 100 35 13 11 31,4 17 48,6 7 20,0 0 0 0 0 100 35 14 19 54,3 10 28,6 6 17,1 0 0 0 0 100 35

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2011)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa:

a.)

Frekuensi jawaban pernyataan “Usaha ini mengalami perkembangan seperti

bertambahnya pelanggan” diketahui bahwa 8 orang menyatakan sangat setuju,

24 orang menyatakan setuju, 3 orang menyatakan ragu-ragu, tidak ada yang

menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.


(60)

b.) Frekuensi jawaban pernyataan “Persaingan usaha tidak menggangu aktivitas usaha anda” diketahui bahwa 12 orang menyatakan sangat setuju, 22 orang menyatakan setuju, 1 orang menyatakan ragu-ragu, tidak ada orang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

c.) Frekuensi jawaban responden tentang “Jumlah penjualan mengalami penigkatan dari tiap bulan atau tahunnya” diketahui bahwa 17 orang menyatakan sangat setuju, 12 orang menyatakan setuju, 6 orang menyatakan ragu-ragu, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

d.) Frekuensi jawaban responden tentang “Hasil kegiatan usaha ini anda rasa sudah memuaskan” diketahui bahwa 16 orang menyatakan sangat setuju, 15 orang menyatakan setuju, 4 orang menyatakan ragu-ragu, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju

e.) Frekuensi jawaban responden tentang “Lokasi tepat usaha anda cukup strategis” diketahui bahwa 11 orang menyatakan sangat setuju, 17 orang menyatakan setuju, 7 orang menyatakan ragu-ragu, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju

f.) Frekuensi jawaban responden tentang “Perkembangan usaha selama ini dirasakan cukup memuaskan” diketahui bahwa 19 orang menyatakan sangat setuju, 10 orang menyatakan setuju, 6 orang menyatakan ragu-ragu, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan jawaban responden mengenai keberhasilan usaha, diketahui bahwa usaha Bengkel Barspeed Medan ini memiliki perkembangan yang cukup baik dimana ditandai dengan jawaban mayoritas responden yang “sangat setuju” dan “setuju”. Responden yang menjawab ragu-ragu mayoritas adalah responden yang masih


(61)

baru bekerja sehingga kurang mengetahui bagaimana perkembangan usaha yang telah dikembangkan pemilik bengkel.

4.2.2 Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik

a. Uji Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi sederhana dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (Kepemimpinan Transformasional) terhadap variabel terikat (Keberhasilan Usaha) pada Bengkel Barspeed Medan.

Tabel 4.8 Variabel Enter

Variables Entered/Removedb

KTa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: KU b.

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah)

Keterangan :

Pada variabel enter/removed terlihat bahwa variabel-variabel yang dimasukkan (entered) adalah Kepemimpinan Transformasional (KT). Metode yang dipilih adalah metode enter.

a. Koefesien Determinasi (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati satu, maka pengaruh variabel bebas (Kepemimpinan Transformasional) terhadap variabel terikat


(62)

(Keberhasilan Usaha) semakin kuat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati nol, maka pengaruh variabel bebas (Kepemimpinan Transformasional) terhadap variabel terikat (Keberhasilan Usaha) semakin lemah.

Tabel 4.9 Uji Goodness of Fit (r2)

Model Summary

.508a .258 .236 1.61752

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), KT

a.

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah)

Keterangan :

1. R = 0,508 berarti hubungan (relation) antara kepemimpinan transformasional dengan keberhasilan usaha sebesar 50,8%. Artinya hubungannya cukup erat. 2. R Square sebesar 0,258 berarti 25,8% faktor-faktor Keberhasilan Usaha (KU)

dapat dijelaskan oleh Kepemimpinan Transformasional (KT). Sedangkan sisanya 74,2% dijelaskan faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. 3. Berdasarkan hasil pengolahan regresi linear sederhana yang ditunjukkan dalam

Tabel 4.9, maka diperoleh hasil regresi sederhana sebagai berikut:

Y = 16,824 + 0.285 KT + e

4. Standard error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated juga bisa disebut Standard Deviasi. Dalam penelitin ini Standard Error of estimated adalah 2,88. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.


(63)

b. Uji t (Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel Kepemimpinan Transformasional (X1) secara parsial atau masing-masing berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Usaha (Y) pada Bengkel Barspeed Medan.

Tabel 4.10 Hasil Uji t Coeffi cientsa

16.824 2.603 6.462 .000

.285 .084 .508 3.390 .002

(Const ant) KT Model 1

B St d. E rror

Unstandardized Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: KU a.

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah)

Keterangan :

1. Variabel Kepemimpinan Transformasional (KT) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha (KU) hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,02) lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung (3,39) > t tabel (1,96).

4.3 Pembahasan

Setiap pemimpin bertujuan untuk berhasil dalam usahanya. Hal ini

memungkinkan keberhasilan mendorong pemimpin untuk memperbarui semangat

dalam berusaha dan keberhasilan adalah ukuran untuk menentukan prestasi dari

pemimpin tersebut. Keberhasilan cukup sulit untuk mendefinisikannya, karena

keberhasian memiliki beberapa konsep yang kompleks. Antara individu dan

organisasi pasti mengharapkan keberhasilan. Berhasil adalah sesuatu yang tidak


(64)

hanya tampak pada masyarakat tetapi juga merupakan peningkatan prestasi

pribadi bagi orang yang telah mencapainya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Bengkel Barspeed Medan. Hal ini sesuai dengan pendapat Benjamin (2006 :79) kepemimpinan transformasional diyakini memiliki pengaruh terhadap perusahaan dalam bentuk non keuangan seperti kepuasan kerja dan kinerja karyawan. PemimpinTransformasional memotivasi pengikutnya untuk melakukan (kinerja) diluar dugaan (beyond normal expectation) melalui transformasi pemikiran dan sikap mereka untuk mencapai kinerja diluar dugaan tersebut, pemimpin transformasional menunjukkan berbagai perilaku berikut : pengaruh idealisme, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan konsiderasi individual. Hal tersebut akan membawa pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha.

Kepemimpinan transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Hal ini diyakini sangat berguna dalam meningkatkan kinerja para karyawan yang berakibat pada pemenuhan tujuan perusahaan.

Berdasarkan hasil pengolahan regresi linear sederhana yang ditunjukan dalam tabel 4.9, maka diperoleh hasil regresi sederhana sebagai berikut:

Y=16,824 + 0.285 KT + e, dari model regresi linear sederhana tersebut diperoleh, R = 0,508 berarti hubungan (relations) antara kepemimpinan dengan keberhasilan usaha sebesar 50,8%. Artinya hubungannya cukup erat. R Square sebesar 0,258 berarti 25,8% faktor-faktor keberhasilan usaha (KU) dapat dijelaskan oleh Kepemimpinan Transformasional (KT). Sedangkan sisanya 74,2% dijelaskan faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. Standard Error of Estimated artinya mengukur variabel


(65)

dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated juga bisa disebut Standard Deviasi. Dalam penelitian ini Standard Error of Estimated adalah 2,88. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik. Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel Kepemimpinan Transformasional (X1) secara parsial atau masing-masing berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Usaha (Y) pada Bengkel Barspeed Medan. Variabel Kepemimpinan Transformasional (KT) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha (KU) hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,02) lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung (3,39) > t tabel (1,96).


(1)

Lampiran 3 Output Regresi Linear Sederhana

Variabel Enter

Variables Entered/Removedb

KTa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method All requested variables entered.

a.

Dependent Variable: KU b.

Uji Goodness of Fit (r

2

)

Model Summary

.508a .258 .236 1.61752

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), KT

a.

Hasil Uji t

Coeffi cientsa

16.824 2.603 6.462 .000

.285 .084 .508 3.390 .002

(Const ant) KT Model 1

B St d. E rror Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: KU a.


(2)

VAR00007

VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 /ORDER= ANALYSIS .

Frequencies

[DataSet1]

Statistics

35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Valid Missing N

VA R00001 VA R00002 VA R00003 VA R00004 VA R00005 VA R00006 VA R00007 VA R00008 VA R00009 VA R00010 VA R00011 VA R00012 VA R00013 VA R00014

Frequency Table

VAR00001

1 2.9 2.9 2.9

2 5.7 5.7 8.6

23 65.7 65.7 74.3

9 25.7 25.7 100.0

35 100.0 100.0

2.00 3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

VAR00002

1 2.9 2.9 2.9

4 11.4 11.4 14.3

20 57.1 57.1 71.4

10 28.6 28.6 100.0

35 100.0 100.0

2.00 3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

VAR00003

4 11.4 11.4 11.4

20 57.1 57.1 68.6

11 31.4 31.4 100.0

35 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent


(3)

VAR00005

1 2.9 2.9 2.9

8 22.9 22.9 25.7

11 31.4 31.4 57.1

15 42.9 42.9 100.0

35 100.0 100.0

2.00 3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

VAR00006

5 14.3 14.3 14.3

22 62.9 62.9 77.1

8 22.9 22.9 100.0

35 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

VAR00007

7 20.0 20.0 20.0

3 8.6 8.6 28.6

16 45.7 45.7 74.3

9 25.7 25.7 100.0

35 100.0 100.0

2.00 3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

VAR00008

15 42.9 42.9 42.9

9 25.7 25.7 68.6

1 2.9 2.9 71.4

6 17.1 17.1 88.6

4 11.4 11.4 100.0

35 100.0 100.0

1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

3 8.6 8.6 8.6

24 68.6 68.6 77.1

8 22.9 22.9 100.0

35 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

VAR00010

1 2.9 2.9 2.9

22 62.9 62.9 65.7

12 34.3 34.3 100.0

35 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

VAR00011

6 17.1 17.1 17.1

12 34.3 34.3 51.4

17 48.6 48.6 100.0

35 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

VAR00012

4 11.4 11.4 11.4

15 42.9 42.9 54.3

16 45.7 45.7 100.0

35 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

VAR00013

7 20.0 20.0 20.0

17 48.6 48.6 68.6

11 31.4 31.4 100.0

35 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent


(5)

VAR00014

6 17.1 17.1 17.1

10 28.6 28.6 45.7

19 54.3 54.3 100.0

35 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN

/DEPENDENT KU

/METHOD=ENTER KT .

Regression

[DataSet1] D:\Skripsi Reza\Data Reza.sav

Variables Entered/Removedb

KTa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method All requested variables entered.

a.

Dependent Variable: KU b.

Model Summary

.508a .258 .236 1.61752

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), KT

a.

ANOV Ab

30.060 1 30.060 11.489 .002a

86.340 33 2.616

116.400 34

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), KT a.

Dependent Variable: KU b.


(6)

16.824 2.603 6.462 .000

.285 .084 .508 3.390 .002

(Const ant) KT Model 1

B St d. E rror Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: KU a.