Pengertian Audit Audit Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit Internal

1. Pengertian Audit

Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan klien. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaannya sangat memungkinkan diketemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia Agoes, 2004:3. Arens 2008:4, mendefinisikan auditing sebagai suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Halim 2001 dalam Nurbaedah 2009, definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari ASOBAC A Statement of Basic Auditing Concepts yang mendefinisikan auditing sebagai: Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara 10 obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuain antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Definisi tersebut dapat diuraikan 7 elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu: a. Proses Yang Sistematik. Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur dan terorganisir. b. Menghimpun dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif. Proses sistematik yang dilakukan tersebut, merupakan proses untuk menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas. c. Asersi Tentang Berbagai Tindakan dan Kejadian Ekonomi. Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. d. Menentukan Tingkat Kesesuaian Degree of Correspondence. Hal ini berarti menghimpun dan mengevaluasi bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan. 11 e. Kriteria yang ditentukan. Kriteria yang ditentukan merupakan standar pengukur untuk mempertimbangkan judgment asersi atau representasi. f. Menyampaikan Hasil-Hasilnya. Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditentukan. g. Para Pemakai yang Berkepentingan. Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui laporan audit, dan laporan lainnya. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga elemen fundamental dalam auditing, yaitu: a. Seorang auditor harus independen. b. Auditor bekerja mengumpulkan bukti evidence untuk mendukung pendapatnya. c. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan report. Menurut Susan 2008:2 audit adalah “suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit mengenai kegiatan ekonomi yang mencerminkan dari informasi keuangan suatu perusahaan tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan laporan mengenai adanya tingkat persediaan antara informasi kuantitatif dengan kriteria yang 12 telah ditetapkan sebelumnya dan pernah dilakukan oleh orang-orang independen dan kompeten. Maka, dapat disimpulkan pengertian audit adalah suatu proses yang sistimatis dan teratur untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit mengenai kegiatan ekonomi yang mencerminkan informasi keuangan suatu perusahaan untuk menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

2. Pengertian Audit Internal