Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan internet pada era ini berkembang dengan cepat sekali sehingga menjadi suatu kebutuhan setiap orang. Internet juga telah menciptakan media baru untuk dunia pendidikan yaitu e-learning. E-learning merupakan salah satu isu yang paling menjanjikan dan berkembang dalam informasi masyarakat saat ini, terutama institusi pendidikan Chang, 2013. Menurut Sharifabadi 2006 e-learning adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sumber daya pembelajaran dan pengajaran atau pengalaman experiences dalam beberapa cara yang disampaikan secara elektornik. E-learning dimaksudkan untuk menjadi lebih dari sekedar situs pendidikan atau computer software. Sedangkan menurut Degennaro 2010 e-learning adalah metode pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komunikasi, khususnya teknologi internet, untuk mengantarkanindependen konten dari waktu dan ruang. Definisi secara operasional e-learning dapat diartikan sebagai pengiriman materi pendidikan dan kursus melalui sistem manajemen pembelajaran berbasis internet. E-learning menjadi metode yang cepat yang dipilih untuk mengantarkan pendidikan yang berkualitas setiap saat dan dimana saja. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar Surjono,2013. Universitas Negeri Yogyakarta melalui UPT Puskom UNY telah membangun sistem e- learning UNY untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi informasi. Sistem e-learning yang dibangun oleh UNY dinamakan Be Smart. Be Smart merupakan fasilitas e-learning yang diperuntukkan bagi dosen dan mahasiswanya untuk berinteraksi dalam proses pembelajaran secara online tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan fasilitas menu-menu yang disediakan oleh Be Smart, pelaksanaan proses pembelajaran suatu mata kuliah tertentu akan sangat terbantukan karena dosen dapat melakukan berbagai hal yaitu upload bahan kuliah, memberikan penugasan, memberikan kuis, mengumumkan segala informasi yang terkait perkuliahan sampai memberikan skor atas hasil penugasan yang diberikan kepada mahasiswa dapat dilaksanakan melalui Be Smart. Di Be Smart, dosen memegang kendali penuh atas pengelolaan proses pembelajaran yang akan 2 dilaksanakan. Dengan berbagai fasilitas kemudahan yang diberikan oleh Be Smart, idealnya dosen-dosen pengajar dilingkungan UNY seharusnya sudah memanfaatkan fasilitas tersebut, namun kenyataannya fasilitas Be Smart masih kurang mendapatkan tanggapan yang positif bagi sebagian dosen yang mengajar dilingkungan UNY. Hal ini dapat dilihat dari presentasi dosen yang memanfaatkan Be Smart untuk menunjang proses pembelajaran dosen masih kurang dari 50 . Hal tersebut menunjukkan bahwa minat sebagian besar dosen pengajar di lingkungan UNY untuk menggunakan Be Smart masih belum optimal. Belum optimalnya penggunaanpemanfaatan Be Smart di Lingkungan UNY dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri dosen terkait self efficacy, computer attitude, computer anxiety dan lain-lain maupun dari luar kualitas koneksi jaringan, kualitas sistem Be Smart dan lain-lain. Belum optimalnya penggunaan Be Smart juga mengindikasikan belum optimalnya niat pada para dosen untuk menggunakan e learning be smart. Apabila niat untuk menggunakan e-learning masih belum optimal, maka niat keberlanjutan continuance intention juga dapat belum optimal. Niat keberlanjutan penggunaan e-learning Be Smart berhubungan dengan persepsi, apabila nilai persepsian e- learning Be Smart rendah maka niat untuk menggunakan kembali niat keberlanjutan juga rendah begitu pula sebaliknya. Kualitas website dan kepuasan dalam menggunakan website juga menentukan niat seseorang untuk menggunakan kembali website tersebut. Apabila kualitas website Be smart rendah maka niat untuk menggunakan kembali e-learning juga rendah, begitu pula bila dosen merasa tidak puas akan menu-menu dan fasilitas be smart maka dosen tersebut tidak akan menggunakan kembali faslitas Be Smart yang disediakan. Penelitian ini mengadopsi model kesuksesan sistem informasi Delone dan Mclean 2003 yang menyediakan tiga dimensi untuk kualitas website yaitu kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan. Menggunakan tiga dimensi kualitas berbagai atribut website dapat diatur untuk membentuk kerangka kualitas website yang parsimoni Kuan et al, 2008. Kualitas website memainkan peran penting dalam mencapai efektivitas website.Faktor-faktor penentu lainnya untuk niat keberlanjutan continuance intention dalam penelitian Chang 2013 yaitu nilai persepsian perceived value dan kepuasan satisfaction. Kualitas website berpengaruh signifikan positif terhadap nilai persepsian perceived value dan kepuasan satisfaction Penelitian sebelumnya mengintegrasikan kualitas website, nilai persepsian perceived value dan kepuasan satisfaction dengan perspektif niat keberlanjutan continuance intentionChang, 2013. Sesuai dengan uraian diatas penelitian 3 ini ingin mengetahui niat keberlanjutan continuance intention dari penggunaan e-learning Be-smart di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah