4. Kualitas pendidikan dan kesehatan. Hal ini diperlukan agar pelaku ekonomi usaha dapat mengalokasikan sebagian dananya untuk peningkatan pendidikan
dan perbaikan kesehatan penduduk. 5. Kekuatan organisasi buruh. Dikarenakan organisasi buruh adalah suatu
kekuatan yang sangat besar di dalam suatu perusahaan. 6. Kesenimambungan sosial antara pria dan wanita. Hal ini penting karena tidak
terjadi perbedaan signifikan terhadap kondisi dan waktu kerja.
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seorang dalam posisi tertentu dalam sturuktur sosial
masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus diipenuhi oleh si pembawa status Koentjaraningrat,1974: 35.
Menurut Melly G. Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi meliputi tiga faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat di atas di dukung oleh
Mahbud UI Haq dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council yang menyatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi di titik
beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, air yang sehat yang didukung oleh pekerjaan yang layak Melly dalam Susanto, 1984: 120 . Jadi bila
di ambil kesimpulan dari uraian-uraian di atas maka tingkat sosial terdiri dari dari faktor non ekonomi seperti budaya, pendidikan, umur , jenis kelamin, sedangkan
faktor ekonomi terdiri dari pendapatan, jenis pekerjaan, dan investasi.
2.5 Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan Sosial menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB diberikan batasan sebagai kegiatan-kegiatan terorganisasi yang bertujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga
dan masyarakat. Definisi ini menekankan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang
diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap
pemecahan masalah sosial, dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat.
Di Indonesia, konsep kesejahteraan sosial juga telah lama dikenal. Ia telah ada dalam ketatanegaraan Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, misalnya, merumuskan kesejahteraan sosial sebagai suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan
bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga,
serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban manusia sesuai Pancasila.
Sebagai Negara Kesejahteraan yang bermodelkan Negara Kesejahteraan Partisipatif yang dalam literatur pekerjaan sosial dikenal dengan istilah
Pluralisme Kesejahteraan atau welfare pluralism ditekankan bahwa negara harus tetap mengambil bagian dalam penanganan masalah sosial dan penyelenggaraan
jaminan sosial social security, meskipun dalam operasionalisasinya tetap melibatkan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Kesejahteraan Sosial memiliki beberapa makna yang relatif berbeda, meskipun substansinya tetap sama. Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup
tiga konsepsi, yaitu kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial. Konsepsi kedua adalah
Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha
kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. Konsepsi ketiga yaitu aktivitas, suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera
Suharto, 2009:2. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dapat terlihat dari rumusan.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial pasal 1 ayat 1 “ Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.
2.6 Program Pemerintah yang pernah dilaksanakan di Desa Teluk Panji, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Ada beberapa program pemerintah yang pernah dan sedang dilaksanakan di desa Teluk Panji yaitu :
1. Program Bantuan Langsung Tunai BLT, program ini dilaksanakan oleh pemerintah kepada masyarakat miskin yang ada di seluruh Indonesia
dimulai pada tahun 2008 termasuk di desa Teluk Panji. Secara umum, program ini turut menyumbang dalam sosial ekonomi masyarakat desa
Universitas Sumatera Utara
Teluk Panji seperti kenaikan pendapatan, keringanan dalam biaya pendidikan dan kemudahan dalam akses kesehatan. Tetapi seperti yang
kita ketahui bersama, program ini tidak berkelanjutan dan cenderung menimbulkan ketergantungan kepada masyarakat.
2. Program Beras Untuk Rakyat Miskin RASKIN, program ini dimulai tahun 1998 sampai sekarang ini sebagai bagian dari program perlindungan
sosial masyarakat. Program ini juga dirasakan oleh rumah tangga miskin yang ada di desa Teluk Panji.
2.7 Kerangka Pemikiran