2. Pengelolaan Keuangan Desa dan Keuangan Negara dalam Desentralisasi Keuangan dan Perbandingannya

Tabel 4.2. Pengelolaan Keuangan Desa dan Keuangan Negara dalam Desentralisasi Keuangan dan Perbandingannya

Ruang Lingkup Pengelolaan Keuangan Ruang Lingkup Pengelolaan Desa

Negara

Sebagai pihak yang menjalankan Tidak ada perbedaan mendalam pada penyerahan wewenang di atasnya, yakni pengertiannya dengan keuangan di tingkat pemerintahan daerah: tidak ada perbedaan negara, selain hanya pada frasa, yang mendalam pada pengertiannya dengan menunjuk pada pemerintah pusat. keuangan negara selain hanya pada frasa, yang menunjuk pada pemerintah daerah

80 Info Anggaran.com., 2015, Pedoman Pengelolaan Keuangan Pusat (online), http://info- anggaran.com/ensiklopedia/pedoman-pengelolaan-keuangan-pusat/, diakses 8 Oktober 2015.

dan atau desa.

pelaksanaan, penatausahaan,

Perencanaan,

pelaksanaan, Perencanaan,

pelaporan

dan pengawasan, pertanggungjawaban (kas

pertanggungjawaban

yang umum negara, pelaksanaan penerimaan bersumber dari APBN)  sama halnya negara

(untuk

kementerian/ non dengan

oleh

pengelolaan keuangan kementerian, lembaga negara) pemerintahan daerah. Dana Perimbangan dari Pusat  APBD: APBN oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah

Dana Desa: APBDes

PENGELOLA:

PENGELOLA:

1) Kepala Desa: Pemegang kekuasaan. 1) Presiden: pemegang kekuasaan 2) Bendahara Desa: Penatausahaan.

pengelolaan keuangan Negara;

3) Sekretaris

kewenangan umum dan kewenangan RAPBDes.

4) Badan Permusyawaratan Desa: 2) Menteri Keuangan: Bendahara Pengawas fungsi kinerja Kepala Desa.

Umum Negara; pengelola fiskal. 5) Camat: pembina dan pengawas; 3) Menteri/ Pimpinan Lembaga: penyalur Kepala Desa dan Bupati/

Bidang pemerintahan tertentu yang Walikota;

Peraturan Desa. 4) Bendahara: Orang/ badan yang diberi 6) Bupati/ Walikota: menerima laporan

tugas atas nama negara (pejabat dan pertanggungjawaban; melakukan

fungsional), terdiri dari Bendahara evaluasi.

Penerimaan dan Pengeluaran.

5) Pegawai Negeri Bukan Bendahara

6) Gubernur/ Bupati/ Walikota: Pengelolaan keuangan berada langsung di

mewakili pemerintah di daerah bawah

(termasuk dana yang bersumber dari Kabupaten/ Kota.

pengawasan

Pemerintah

APBN, selain pendapatan asli daerah); menerima pendelegasian pengelolaan keuangan negara.

7) Bank Sentral: koordinasi kebijakan 7) Bank Sentral: koordinasi kebijakan

8) Pejabat Lain: Staff pada Dewan Perwakilan Rakyat, Komisi Pemberantasan Korupsi, Mahkamah Agung.

Pemeriksaan: Badan

Badan Pemeriksa Keuangan.

Pemeriksa Pemeriksaan:

Keuangan, atas pengelolaan keuangan

Pembinaan dan

Pengawasan: negara dan atas tanggung jawab keuangan Kementerian Dalam Negeri dan Badan negara. Pengawas

Pengelolaan keuangan desa memiliki ruang lingkup pengelolaan yang tidak jauh berbeda dibandingkan pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah propinsi, kabupaten dan kota, yang minimal memenuhi ruang lingkup pengelolaan keuangan seperti perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban keuangan. Yang membedakan adalah pada frasa yang menunjuk pada pemerintah pusat dan daerah. Dalam tahapan pertanggungjawaban, tidak ada pola hubungan langsung antara desa dengan pusat, melainkan pertanggungjawaban dan pengawasan terbatas pada tahap di pemerintah daerah.

Pengelolaan keuangan di daerah sebagai pelaksanaan sistem desentralisasi dalam kerangka Negara Kesatuan akan sangat bergantung pada beberapa aspek, di antaranya regulasi/ kelembagaan, tata laksana, pengawasan, dan SDM. Terkait aspek-aspek tersebut di tingkat pengelolaan keuangan desa masih mendapat catatan khusus yang perlu diperhatikan. Jika sudah berbicara mengenai pelaksanaan yang terbaik, tentulah dengan melaksanakan pengelolaan keuangan yang sesuai dengan asas good governance yang sudah diterima secara umum. Tabel di atas menggambarkan bagaimana pengelolaan keuangan suatu pemerintahan dijalankan. Lebih jelasnya, berbagai potensi permasalahan yang ditimbulkan terkait pengelolaan keuangan desa akan dibahas pada subbab di bawah ini.

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

C. POTENSI

PERMASALAHAN

TERKAIT

Pengelolaan keuangan seperti yang digambarkan tentunya memiliki potensi kelemahan. Mengenai hal ini, Laporan Hasil Kajian Deputi Pencegahan KPK dalam analisisnya juga menemukan berbagai potensi masalah tersebut. Secara umum, terdapat catatan oleh penulis dari masing- masing tahapan pengelolaan dana desa sebagaimana diatur dalam berbagai peraturan pelaksana UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa seperti Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 dan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 ialah sebagai berikut: