Cara Mengetahui Sabab an-Nuzûl

4.2. Cara Mengetahui Sabab an-Nuzûl

Yang perlu diingat, bahwa satu-satunya cara untuk mengetahui sabab an-nuzûl adalah melalui riwayat yang dinyatakan oleh para sahabat. Sebab, merekalah orang-orang mengerti betul kapan, di mana, kepada siapa dan dalam konteks apa al-Qur’an itu diturunkan. 37 Meski demikian, tidak semua riwayat yang dinyatakan oleh sahabat mengenai turunnya al-Qur’an tersebut berkonotasi sabab an-nuzûl. Mengenai riwayat yang dinyatakan para sahabat tentang sabab an-nuzûl adalah:

1. Jika ada sahabat yang mengatakan:

Sebab turunnya ayat ini adalah begini. Maka, riwayat ini dengan tegas menunjukkan sebab turunnya

ayat, tanpa perlu penjelasan lain. Dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat.

2. Jika sahabat menceritakan peristiwa atau pertanyaan tertentu yang ditujukan kepada Nabi saw. dan setelah itu dinyatakan

35 ‘Alî al­Hasan, Op. Cit., hal. 120.

36 As­Shâbûni, at­Tibyân fî ‘Ulûm al­Qur’ân, ‘Alam al­Kutub, Beirut, cet. I, 1985, hal. 24.

37 Al­Wâhidi, Asbâb an­Nuzûl, hal. 17.

ayat sebagai dampak dari peristiwa atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan tadi, maka itu bisa dianggap sebagai nas yang menjelaskan tentang sebab turunnya ayat. Contohnya seperti hadits yang dinyatakan dari Anas bin Mâlik yang menyatakan: Abû Jahal berkata: Jika ajaranmu ini memang haq, maka turunkanlah hujan batu dari langit kepada kami atau datangkanlah azab yang pedih kepada kami. Maka, turunlah firman Allah SWT:

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk

(mendatangi) Masjidilharam.. (Q.s. al-Anfâl: 33-34)

3. Jika ada lafadz atau indikator yang secara râjih ---bukan qath’î-- - menunjukkan sebab turunnya ayat, misalnya ketika ada huruf Fâ’ Ta’qîb (sebagai jawaban atas frase sebelumnya), yang masuk ke dalam materi turunnya ayat, setelah dinyatakannya sebuah peristiwa atau pertanyaan kepada Rasulullah saw. Contoh:

... ْﺖَﻟَﺰَﻨَﻓ ﺍَﺬَﻛ ْﻦَﻋ e ِﷲﺍ ُﻝْﻮُﺳَﺭ َﻞِﺌُﺳ

Rasulullah saw. telah ditanya tentang ini, maka turunlah ayat…. Mengenai pernyataan sahabat yang mengatakan:

Ayat ini diturunkan dalam konteks ini...

apakah berarti sebab turunnya? Menurut Ibn Taymiyyah,

pernyataan tersebut mempunyai dua maksud. Pertama, kadang dimaksud sebagai sebab turunnya ayat; Kedua, kadang dimaksud sebagai tafsir sahabat atas ayat tersebut. 38 Sebagai contoh firman Allah SWT:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mu'min" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang

banyak. (Q.s. an-Nisâ’: 94)

Jika dinyatakan, bahwa ayat ini telah diturunkan kepada sejumlah sahabat Nabi, yang berpapasan dengan seorang lelaki Bani Sulaym yang tengah menggiring kambing, lalu lelaki itu mengucapkan salam kepada mereka, kemudian mereka pun berkata: Tidak mengucapkan salam kepada kami, kecuali hanya untuk mencari perlindungan dari kami. Mereka pun sengaja menangkap lelaki itu, lalu membunuhnya. Mereka lalu membawa kambingnya kepada Nabi saw. (al-Hadits). 39 Konteks seperti merupakan penjelasan sebab turunnya ayat. Namun, jika dikatakan, bahwa ayat ini diturunkan dalam konteks muamalah masyarakat

38 Ibn Taymiyyah, Muqaddimah fî Ushûl at­Tafsîr, ed. 'Adnân Zarzûr, Dâr al­Qur'ân al­Karîm, Kuweit, cet. I, 1071, hal. 48. Mengenai status

Marfû' atau Musnad dan tidaknya pernyataan sahabat, al­Bukhâri dan an­Nabhâni berpendapat yang sama, khususnya jika konteks pernyataan tersebut menjelaskan sebab, bukan tafsir sahabat. Lihat juga, an­Nabhâni, as­Syakhshiyyah al­Islâmiyyah, Dâr al­Ummah, Beirut, cet. V, 1997, juz I, hal. 339. 39 H.r. al­Bukhâri, at­Tirmidzi, al­Hâkim dan lain­lain.

sesuai dengan konteks zahirnya, maka pernyataan yang terakhir ini

40 merupakan tafsir.