defosforilasi dari protein Ki-67 dikendalikan oleh kunci regulasi cyclinBcdc2 yang paralel untuk transit dari mitosis sel Tian 2010 ;
Schluter 1993. Ekspresi KI-67 mencerminkan keadaan fisiologis tertentu dari sel.
Walaupun fungsi yang tepat dari protein Ki-67 selama proliferasi sel masih sulit dijelaskan. Baru- baru ini, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
sintesis DNA dapat dihambat oleh komplimenter oligodeoksinukleotida dari mRNA Ki-67 Tian 2010.
Sejumlah penelitian yang menggunakan Ki-67 selain pada kolesteatoma juga sering digunakan pada beberapa tipe kanker seperti
karsinoma, sarkoma, limfoma dan glioma Torp 2002.
2.5. Ki-67 terhadap kolesteatoma
Kolesteatoma dianggap memiliki karakteristik proliferatif dan sejumlah penelitian telah menguraikan mekanisme proliferatif dari kolesteatoma
Chae et al, 2000. Meskipun telah banyak penelitian berfokus pada mekanisme pembentukan kolesteatoma, patogenese yang tepat dari
penyakit ini belum juga berhasil diungkapkan. Sintesa dari matriks dilakukan oleh osteoblast sementara proses
resorpsi diatur oleh osteoklas. Konsep yang bertentangan antara nekrosis akibat dari tekanan atau sekresi faktor-faktor proteolitik oleh matriks
kolesteatoma, sekarang telah dipahami bahwa terjadi resorpsi tulang karena aktivitas osteoklas pada kondisi inflamasi. Pembentukan osteoklas
dari sel-sel prekursor di kontrol oleh 2 esensial sitokin yaitu Receptor Activator
of Nuclear Factor κB Ligand RANKL dan Macrophage Colony Stimulating Factor M-CSF. Pada keadaan normal, osteoblast
memproduksi M-CSF dan RANKL untuk memulai pembentukan osteoklas dengan menarik reseptor- reseptor c-fms dan RANK. Pada kondisi
patologis, banyak sel yang terlibat untuk menghasilkan sitokin-sitokin tersebut. Inhibitor yang penting pada proses tersebut yaitu osteoprotegrin
OPG yang berkompetisi dengan RANK untuk RANKL. Jeong et al
Universitas Sumatera Utara
2006 menemukan peningkatan jumlah RANKL pada kolesteatoma dibandingkan dengan kulit postaurikular yang normal. Hasil ini
menyatakan jaringan kolesteatoma meningkatkan rasio RANKLOPG pada proses inflamasi dan berpotensial untuk proses osteoclastogenesis.
Inflammatory cytokines Interleukin-1 IL-1, IL 6, Tumor Necrosis Factor– alpha TNFα dan prostaglandin juga diketahui meningkatkan
osteoclastogenesis Chole Nason 2009. Proses inilah meningkatkan
aktivitas proliferatif sel yang dinilai dengan antigen Ki-67. Sikka et al 2011 di India melakukan penelitian untuk mendeteksi
proliferasi kolesteatoma dibandingkan kulit normal dengan menggunakan Ki-67 sebagai marker dan menemukan kolesteatoma memiliki
overekspresi yang tinggi dibandingkan kulit normal. Kuczkowski et al 2007 di Polandia melakukan penelitian untuk
menganalisis ekspresi Ki-67 pada kolesteatoma telinga tengah dengan jumlah sebanyak 51 spesimen mendapatkan hasil overekspresi Ki-67
pada 21 sampel 41,5 dan menyimpulkan bahwa Ki-67 memiliki peran penting pada proliferasi sel.
Olsweska et al 2006 di Polandia menemukan penelitian terhadap 29 pasien dengan kolesteatoma dan menemukan ekspresi kolesteatoma
meninggi sekitar 22 dibanding kulit yakni sekitar 7 . Raynov et al 2005 di Bulgaria melakukan penelitian terhadap 5
pasien dengan kolesteatoma dan menemukan bahwa ekspresi Ki-67 terjadi pada setiap fase sel, tetapi tidak terjadi pada fase istirahat.
Huisman et al 2003 di Belanda menemukan ekspresi positif Ki-67 pada pasien dengan kolesteatoma dan lebih dominan ditemukan di
daerah basal dan parabasal epitel. Chae et al 2000 di Korea melakukan penelitian untuk mendeteksi
ekspresi pada Ki-67 pada 27 sampel dan mendapatkan hasil overekspresi Ki-67 lebih tinggi pada kolesteatoma di epitel 36, 6 ± 10,8
dibandingkan pada liang telinga 23,8 ± 4,0. Peneliti menemukan
Universitas Sumatera Utara
terdapat perbedaan yang signifikan antara ekpresi kolesteatoma pada telinga tengah dan liang telinga.
2.6 Anatomi Telinga Tengah