Sunan   Giri   UNSURI   di   Surabaya,   Universitas   Darul   ‘Ulum   UNDAR   di Jombang dan lain-lain.
Menurut Tolhah Hasan, perkembangan dan kemajuan perguruan tinggi Islam di Indonesia banyak ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya: kredibilitas
kepemimpinan,   kreativitas   manajerial   kelembagaan,   pengembangan   program akademik yang jelas dan kualitas dosen yang memiliki tradisi akademik. Ada
beberapa macam perguruan tinggi agama islam, antara lain: IAIN, STAIN, UIN, PTAIS.
37
6. Majelis Taklim Majlis taklim  sebagai salah satu bentuk pendidikan islam yang bersifat non
formal, tampak mempunyai kekhasan tersendiri. Lembaga ini mempunyai daya tarik yang luar biasa besar. Ini dapat dilihat dari segi jumlah lembaga yang ada
maupun jamaah. Umumnya, tidak terikat pada salah satu organisasi atau paham keagamaan tertentu. Dengan kata lain, sekterianisme keagamaan menjadi pudar
dalam   majlis   taklim.   Lembaga   ini   menyerupai   kumpulan-kumpulan   pengajian yang diselenggarakan atas dasar kebutuhan untuk memahami islam disela-sela
kesibukan kerja dan bentuk-bentuk aktivitas lainnya, atau sebagai bentuk pengisi waktu bagi ibu-ibu rumah tangga.
38
D. Pendidikan Islam Pada Masa Masuknya Islam Di Indonesia
Penyebaran pengaruh Islam yang berasal dari Jazirah Arab ke Asia dan benua lainnya, menimbulkan munculnya pusat-pusat agama Islam dikawasan tersebut
yang berguna sebagai pusat pemerintahan dan peradaban, juga berperan dalam penyebaran pengaruh Islam ke wilayah sekitarnya.
1. Peran Pedagang dalam penyebaran pendidikan Islam
Para   pedagang   yang   menjalin   hubungan   dengan   pedagang   Indonesia   tidak   hanya pedagang Cina tetapi juga pedagang India, Persia, Arab, Mesir dan Turki. Adanya
interaksi sosial antara pedagang muslim dengan masyarakat setempat inilah yang
37 Mahmud Yunus, Op.Cit., hlm.288 38 Nurul Huda, dkk, Pedoman Majelis Ta’lim, Proyek Penerangan Bimibingan Dakwah Khutbah Agama Islam
Pusat, Jakarta, 1984, hlm.5
akhirnya   memberi   pengaruh   masuknya   nilai-nilai   dan   ajaran   Islam   sehingga semakin banyak yang memeluk agama Islam.
Adapun   sistematis   yang   dilakukan   para   pedagang   dalam   penyampaian dakwahnya adalah sebagai berikut:
a. Mula-mula para pedagang berdatangan ke pusat perdagangan.
b. Kamudian mulai ada yang bertempat tinggal, baik sementara maupun menetap.
c. Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan muslim
dari negeri asing yang disebut pekojan. d.
Status sosial yang tinggi, memudahkan mereka mengawini pribumi baik rakyat biasa maupun anak bangsawan.
e. Sebelum pernikahan, calon istrinya  di-Islam-kan dahulu dengan mengucapkan
dua kalimat syahadat. f.
Lambat   laun   berkembang   menjadi   perkampungan,   masyarakat   dan   kerajaan Islam.
Sehingga   dengan   demikian,   para   pedagang   mempunyai   andil   besar   dalam penyebaran   Islam   melalui   pendidikan   sosial   kemasyarakatan,   seperti   cara
berdagang   islam,   cara   bermasyarakat,   upacara   pernikahan   sampai   pada   cara bersosialisasi   sehari-hari   yang   telah   mereka   praktekkan   dalam   kehidupan
kesehariannya. 2.
Peran Ulama’ dalam penyebaran pendidikan Islam di Indonesia Agama   Islam   yang   diperkenalkan   kepada   bangsa   Indonesia   mempunyai
bentuk yang menunjukkan persamaan dengan alam pikiran yang telah dimiliki oleh   orang-orang   yang   dulunya   menganut   agama   Hindu   Syiwa   dan   Budha
Mahayana.   Hal   ini   menyebabkan   ajaran   Islam   yang   diperkenalkan   semakin mudah dimengerti dan dipahami.
Salah   satu   cara   agar   pemahaman   tentang   Islam   mudah   diterima   oleh masyarakat   adalah   melalui   gambaran-gambaran.   Tidak   langsung   pada   inti
pembahasan yang mungkin sulit diterima, antara lain melalui gending-gending jawa, gending-gending dolanan, wayang kulit dan hikayat.
Para Ulama’ yang pada waktu itu terkenal dengan sebutan Wali Songo telah mempunyai andil besar dalam hal ini, diantaranya:
a. Sunan Maulana Malik Ibrahim yang berasal dari Turki selain menguasai ilmu-
ilmu agama juga ahli dalam bidang tata negara sehingga ia mampu mensinergikan antara adat istiadat penduduk asli dengan syari’at Islam.
b. Sunan Ampel yang berasal dari Aceh juga memprakarsai berdirinya pesantren
Ampel Denta dan Kerajaan Islam Demak.
c. Sunan   Drajat   yang   merupakan   putra   Sunan  Ampel   sebagai   pencipta   gending
pangkur. d.
Sunan Bonang yang juga putra Sunan Ampel sebagai pencipta gending durma. e.
Sunan  Giri  sebagai  pendiri  pesantren  di Giri  yang  juga  menciptakan  gending asmaradana dan gending pucung selain itu beliau juga menciptakan permainan
anak-anak   yang   berjiwa   Islam,   seperti   ilir-ilir,   jamuran   dan   cublak-cublak suweng.
f. Sunan Kalijaga yang lahir dituban Jawa Timur menyebarkan Islam melalui cerita
wayang. g.
Sunan   Kudus,   beliau   berasal   dari   Palestina   adalah   seorang   yang   pandai mengarang dan pencipta gending mas kumambang dan gending mijil.
h. Sunan Muria adalah putra sunan Kalijaga adalah pencipta gending sinom dan
kinanti. i.
Sunan   Gunung   Jati   yang   berasal   dari   Palestina   dan   sebagai   panglima   perang kerajaan Demak, beliau aktif berdakwah melalui sosial politik.
3. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam
Selain itu, pondok pesantren yang dianggap sebagai sistem pendidikan paling tua   di   Indonesia   merupakan   lembaga   pendidikan   Islam   yang   penting   dalam
penyebaran   agama   Islam   pada   waktu   itu.   Pesantren   inilah   yang   akhirnya menampung   anak-anak   bangsa   yang   tidak   diperbolehkan   oleh   penjajah   untuk
menuntut ilmu di lembaga pendidikan pemerintah. Para santri yang telah keluar dari   pesantren   ini,   kemudian   akan   menjadi   tokoh   agama,   menjadi   kyai   dan
mendirikan pesantren lagi. Sehingga dengan adanya pesantren ini, penyebaran pendidikan  Islam  tidak   akan  terputus.  Demikian  seterusnya   sehingga  semakin
lama islam semakin berkembang.
E. Dinamika Pendidikan Islam Di Indonesia