2. Dua  variabel  bebas  hampir  berkorelasi  sempurna  yaitu  koefisien  korelasinya
mendekati .
3. Kombinasi  linier  dari  beberapa  variabel  bebas  berkorelasi  sempurna  atau
mendekati sempurna dengan variable bebas yang lain. 4.
Kombinasi linier dari satu sub-himpunan variabel bebas berkorelasi sempurna dengan suatu kombinasi linier dari sub-himpunan variabel bebas yang lain.
2.7.1  Pendeteksian Multikolinieritas
Ada  beberapa cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas, yaitu : 1.
Nilai korelasi korelasi antar peubah bebas. Prosedur  ini  merupakan  pendeteksian  yang  paling  sederhana  dan  paling
mudah.  Jika  nilai  korelasi  antar  peubah melebihi  0,75  diduga  terdapat
gejala multikolinieritas. [
]
∑
̅ √
̅ √
2.26 Untuk
menghasilkan
2. Faktor Variansi Inflasi Variance Inflation Factor, VIF.
VIF  adalah  elemen-elemen  diagonal  utama  dari  invers  matriks  korelasi.  VIF digunakan sebagai kriteria untuk mendeksi multikolinieritas pada regresi linier
berganda yang melibatkan lebih dari dua variabel bebas. Nilai VIF lebih besar dari 10 mengindikasikan adanya masalah multikolinieritas yang serius.
VIF untuk koefisien regresi –
j
didefinisikan sebagai berikut : 2.27
dengan : = Koefisien determinasi antar
dengan variabel bebas lainnya
j =
1, 2, …, p
Universitas Sumatera Utara
2.7.2  Pengaruh Multikolinieritas
Koefisien  regresi  penduga ̂  yang  diperoleh  dengan  metode  kuadrat  terkecil
mempunyai  banyak  kelemahan  apabila  terjadi  multikolinieritas  diantara  variabel bebas,  yaitu :
1. Variansi   ̂ Besar
Apabila  determinan  dari  matriks ,  akibatnya  variansi  akan  semakin
besar  sehingga  penduga  kuadrat  terkecil  tidak  efisien  karena  memiliki  ragam dan  peragam  yang  besar.  Dalam  kasus  multikolinieritas  penduga  kuadrat
tekecil  tetap  tak  bias  karena  sifat  ketakbiasan  tidak  ditentukan  oleh  asumsi tidak  adanya  multikolinieritas,  hannya  akibat  multikolinieritas  penduga
memiliki ragam yang besar dan tidak dapat lagi disebut sebagai penduga yang memiliki  sifat  linier,  tak  bias,  dan  mempunyai  varian  minimum  atau  yang
disebut BLUE
best linier unbiased estimator
.
2. Selang Kepercayaan Penduga Lebih Lebar
Dalam  situasi  multikolinieritas  antara  variabel-variabel  bebas  dalam  model regresi  linier  mengakibatkan  variansi  penduga  kuadrat  terkecil  menjadi  besar
sehingga  menghasilkan  galat  baku  yang  lebih  besar,  akibatnya  selang kepercayaan bagi parameter model regresi menjadi lebih besar.
3. Nilai Statistik-
t
yang Tidak Nyata Multikolinieritas  yang  mengakibatkan  galat  baku  penduga  kuadrat  terkecil
menjadi  lebih  besar,  maka  statistik
t
yang  didefinisikan  sebagai  rasio  antara koefisien  penduga  dan  galat  baku  koefisien  penduga  menjadi  lebih  kecil.
Akibatnya  meningkatkan  besarnya  peluang  menerima  hipotesis  yang  salah
kesalahan akan meningkat
, karena suatu hipotesis yang seharusnya ditolak tetapi  berdasarkan  pengujian  hipotesis  diputuskan  untuk  diterima,  sebagai
konsekuensi nilai statistik
t
yang tidak nyata.
Universitas Sumatera Utara
4. Nilai Koefisien Determinasi
R
2
yang Tinggi Tetapi Beberapa Nilai Statistik-
t
Tidak Nyata Dalam  kasus  adanya  multikolinieritas,  maka  akan  ditemukan  beberapa
koefisien  regresi  yang  secara  individual  tidak  nyata  berdasarkan  uji  statistik
t-student
.  Namun,  koefisien  determinasi
R
2
dalam  situasi  yang  demikian mungkin  tinggi  sekali  serta  berdasarkan  uji  koefisien  regresi  keseluruhan
berdasarkan  uji
F
akan  ditolak  hipotesis  nol,  bahwa
2.8  Analisis Komponen Utama