PERUMUSAN MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN PENDEKATAN PERENCANAAN

pengembangan satu kebudayaan ada yang terkait langsung dengan aspek ekonomi. Oleh sebab itu upaya pelestarian kebudayaan dan kepariwisataan juga dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun pada kenyataannya berbicara tentang pelestarian budaya tradisional dikaitkan dengan kepariwisataan, sering sekali muncul ambiguitas antara melestarikan dan kemungkinan ‘perusakan’ budaya itu sendiri. Hal ini disadari Karena dua atau tiga konsep berjalan secara bersamaan, yaitu melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan kebudayaan. Disatu sisi ada anggapan bahwa pariwisata itu cenderung merusak warisan budaya lokal yang dikunjunginya, namun disatu sisi ada juga yang berargumen sebaliknya, yaitu pariwisata dapat membantu kelangsungan hidup suatu warisan budaya. Dalam hal ini memang dibutuhkan upaya konstruksi dan rekonstruksi warisan budaya itu secara tepat dalam rangka pengembangan kepariwisataan untuk peningkatan ekonomi rakyat. Dalam upaya mengkonstruksi warisan budaya untuk kepentingan kepariwisataan, dapat dilakukan lewat pengemasan kebudayaan, komodifikasi kebudayaan, objektifitas kebudayaan, konservasi budaya, ataupun revitalisasi budaya untuk public audience. Dalam hal inilah dibutuhkan pemahaman mendalam dan kebijaksanaan dalam melakukannya. Jika ini dilakukan dengan cermat dan penuh kehati-hatian, maka kerusakan suatu budaya akibat pariwisata tidak akan terjadi. Dalam hal ini tentunya membutuhkan kompetensi sumber daya manusia untuk mengelola persoalan-persoalan terkait dengan pelestarian kebudayaan dan pemanfaatan kebudayaan tersebut untuk kegiatan kepariwisataan. Adapun beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi kasus ini, antara lain: 1. Sesuai dengan program pengembangan pariwisata Berastagi fisik dan non-fisik pada masa yang akan datang. 2. Melestarikan kebudayaan Karo 3. Mewadahi serta memfasilitasi kawasan wisata seni dan budaya di Berastagi.. 4. Sebagai pusat informasi wisata di Berastagi.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam perancangan “Karo Cultural Tourism Park”, antara lain: o Fungsi i. Bagaimana merancang jambur sesuai dengan Arsitektur Tradisional Karo. ii. Bagaimana menciptakan sebuah objek wisata yang dapat dinikmati dan memilki daya tarik wisata. iii. Bagaimana sirkulasi yang menghubungkan beberapa fungsi yang berbeda. iv. Bagaimana penyesuaian bangunan terhadap permasalahan kontur yang ada pada kondisi eksisting. v. Bagaimana menciptakan tempat wisata yang tidak merusak lingkungan dan nilai- nilai budaya setempat. o Arsitektur i. Bagaimana merancang bangunan sesuai fungsi sesuai kaidah-kaidah Arsitektur Karo. ii. Bagaimana pemilihan material yang tepat sesuai dengan kondisi eksisting serta suhu sehingga dapat mendukung karakter bangunan. iii. Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman untuk para pengunjung kawasan wisata. o Struktur i. Bagaimana pemecahan masalah struktur massa bangunan yang sesuai dengan Arsitektur Karo. ii. Bagaimana memilih struktur yang tepat dan yang mampu mendukung bangunan, baik bentuk maupun kekuatannya sesuai kebutuhan . o Waktu Bagaimana mengatur pembagian waktu waktu kegiatan wisata budaya tersebut pada pagi-siang-malam hari sehingga berfungsi secara maksimal. o Utilitas Bagaimana operasional pemeliharaan bangunan dan memaksimalkan fasilitas yang ada sehingga memiliki nilai komersial yang tinggi.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN

Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan proyek ini adalah: i. Merancang sebuah kawasan wisata budaya Karo yang terdiri dari jambur, galeri, dan sarana pendukung wisata budaya lainnya sehingga mampu menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. ii. Memaksimalkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Karo, khususnya Berastagi sehingga dapat meningkatkan sektor pariwisata Kab. Karo. iii. Melestarikan kebudayaan masyarakat Karo. iv. Meningkatkan sektor pariwisata Kab. Karo.

1.4 PENDEKATAN PERENCANAAN

Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan konsep dan perencanaan selama proses perancangan berlangsung adalah: i. Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan materi laporan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. ii. Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada. Sumber dapat berupa buku, majalah, internet, dan sebagainya. iii. Wawancara dengan instansi terkait atau orang-orang yang dianggap ahli dan mengetahui tentang kasus dan tema yang diangkat, untuk pengenalan masalah dan dapat menghasilkan kriteria umum bagi perancangan dan perencanaan kasus proyek

1.5 LINGKUP DAN BATASAN PROYEK