IV.4. Masyarakat
1. Apakah menurut anda Ruang Terbuka Hijau ada telah dilestarikan secara
maksimal oleh dinas yang mengelola? Jawab : Belum, karena Undang-Undang mengatur setiap daerah kota
harus memiliki ruang terbuka hijau sebanyak 30 dari luas daerah kota. dan banyak ruang terbuka hijau sekarang beralih
fungsi menjadi pusat bisnis seperti yang ada di lapangan merdeka. Selain itu banyak pohon-pohon besar yang ada ditepi
jalan sudah banyak yang tumbang, tetapi tugas dari dinas pengelola belum ada melestarikannya. Kemudian dari pada itu
pengurusan izin usaha property meningkat dan izin tersebut dipermudahkan oleh pemerintah. Membuat kawasan hijau dan
kawasan resapan air mulai menipis. 2.
Menurut anda bagaimanakah cara anda melestarikan taman? Jawab : Melestarikan taman tidak hanya menanam pohon ditaman
tersebut, tetapi juga melihat struktur tanah salah satunya melihat potensi tanah.
3. Apakah taman yang ada dimanfaatkan secara positif bagi masyarakat
kota? Jawab : Secara garis besar taman di Kota Medan bebas dalam
penggunaannya sehingga menyebabkan banyaknya masyarakat yang menggunakannya untuk hal-hal yang bersifat negatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISA DATA
V.1. Strategi Pelestarian Ruang Terbuka Hijau yang Dilakukan oleh Dinas Pertamanan
Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pertamanan sebagai suatu dinas yang berwenang dalam mengelola seluruh taman-taman yang ada di kota Medan dan
juga yang melakukan penghijauan di pinggir-pinggir jalan kota Medan, berm ataupun pulau-pulau jalan selalu berupaya untuk melestarikan ruang terbuka hijau
yang ada di kota Medan. Ruang terbuka di kota Medan berkisar 59 , namun pada saat ini ruang terbuka tersebut berkurang menjadi 49, semua dalam bentuk
ruang terbuka. Namun apabila dikategorikan menjadi ruang terbuka hijau hanya berkisar kurang dari 10 dari total ruang terbuka yang ada. Sedangkan menurut
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 menetapkan bahwa seharusnya setiap daerah harus memiliki ruang terbuka hijau minimal 30 dari total luas wilayah
kota. Dimana terdiri dari ruang publik 20 dan ruang privat 10. Amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tersebut mengenai strategi dan arah
kebijakan struktur dan pola ruang wilayah nasional dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW
menetapkan 30,58 itu sebagai ruang terbuka hijau. Dengan adanya peraturan hukum mengenai ruang terbuka hijau di kota
Medan yang disajikan dalam bentuk Peraturan Walikota Perwal Nomor 552043 K maka pihak yang memiliki tugas dalam mengelola ruang terbuka hijau memiliki
Universitas Sumatera Utara
kekuatan dalam melestarikan ruang terbuka hijau karena pihak pengelola memiliki penetapan lokasi yang harus dikelola oleh pihak Dinas Pertamanan. Banyak
upaya yang dapat dilakukan oleh Dinas Pertamanan sebagai program kegiatan dalam melestarikan ruang terbuka hiijau khususnya taman-taman kota yaitu
dengan penyediaan jasa untuk pemeliharaan taman dimana pengelola tidak dapat melakukan pemeliharaan taman tanpa bantuan jasa orang lain, pengadaan tanaman
dan tanaman penghijauan yaitu dalam bentuk adanya cadangan tanaman untuk kebutuhan pelestarian taman, Dinas Pertamanan juga harus memiliki cadangan
pupuk organik dan anorganik selain itu pada tanaman baru diberi polibag sebagai wadah dimana bibit-bibit tanaman baru dapat lebih terawat. Dinas Pertamanan
melakukan penanaman pohon-pohon di taman-taman kota, pulau-pulau jalan dan median jalan dengan tanaman yang mudah tumbuh guna mengantisipasi taman
yang masi kosong agar tidak gersang. Peremajaan pohon-pohon baru yang memiliki akar yang kuat dan memiliki daun yang lebih rindang untuk mengurangi
polusi udara yang semakin meningkat di kota Medan. Peremajaan yang dimaksud dengan cara menyisipkan bibit-bibit pohon yang sudah di polibag pada pohon-
pohon yang hampir punah. Sehingga dilahan tersebut tidah terjadi kekosongan tanaman apabila pohon-pohon yang hampir punah tersebut ditebang, maka guna
bibit-bibit pohon yang baru tersebut akan tumbuh dengan berjalannya waktu yang pada akhirnya dapat menggantikan pohon-pohon yang akan ditebang tersebut.
Implementasi pelestarian yang dilakukan oleh pihak pengelola tidak hanya pelestarian taman-taman dan berm-berm jalan saja melainkan juga pada lapangan
olahraga, pemakaman umum karena itu juga bentuk ruang terbuka hijau. Pelestarian yang dilaksanakan pihak yang berwenang dalam mengelola ruang
Universitas Sumatera Utara
terbuka hijau juga mengikutsertakan sekolah-sekolah maupun lembaga-lembaga masyarakatswasta dalam melestarikan ruang terbuka hijau yang telah ada maupun
menambah ruang terbuka hijau dengan memberi bibit-bibit tanaman baru untuk ditanam di areal masyarakat. Usaha tersebut sangat dimotivasi oleh sekolah-
sekolah maupun lembaga-lembaga masyarakatswasta. Melihat fungsi ruang terbuka hijau itu sendiri, dapat dikatakan bahwa fungsi
ruang terbuka hijau banyak yang disalahfungsikan yang mengakibatkan tercemarnya ruang terbuka hijau, misalnya taman yang juga dijadikan areal parkir
bagi para pengunjung taman. Banyak masyarakat atau pengunjung yang parkir di dalam taman sehingga menimbulkan kerusakan pada tanaman yang ada di taman,
salah satunya rumput-rumput. Dan banyaknya pedagang ditaman-taman kota juga dapat merusak keindahan taman dimana sampah-sampah sisa penjualan pedagang
tersebut terlihat di taman kota baik sampah organik maupun anorganik. Sehingga menyebabkan kurangnya kebersihan, keindahan dan kenyaman taman kota, maka
dari itu udara disekitar taman akan tercemar. Dalam mengatasi permasalahan tersebut untuk melestarikan ruang terbuka hijau, pihak Dinas Pertamanan lebih
teliti dibantuk oleh dinas terkait yang menangani permasalahan kebersihan yaitu Dinas Kebersihan saling bekerja sama agar ruang terbuka hijau yang ada tetap
terjaga. Strategi yang dilakukan semata-mata untuk mengingatkan para warga kota Medan bahwa betapa pentingnya ruang terbuka hijau bagi keselamatan
manusia karena mengingat kurangnya partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian ruang terbuka hijau itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
V.2. Kendala yang Dihadapi dalam Pelestarian Ruang Terbuka Hijau