masa baik cetak maupun elektronika. Selanjutnya dari penelusuran ke
perpustakaan umum Universitas Sumatera Utara belum ada yang mengangkat
judul tersebut dalam suatu penulisan skripsi.
Apabila dikemudian hari ternyata ada skripsi yang sama baik judul
maupun isi keseluruhan maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya. F. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian tindak pidana
Istilah tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana
Belanda yaitu “strafbaar feit”. Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS Belanda,
demikian juga WvS Hindia Belanda KUHP, tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan strafbaar feit itu. Oleh karena itu para ahli hukum
berusaha memberikan arti dan isi dari istilah itu sayangnya sampai kini belum ada keseragaman pendapat.
4
Strafbaar feit terdiri dari tiga kata yakni Straf, baar dan feit, Straf diterjemahkan dengan hukum dan pidana. Perkataan baar diterjemahkan dengan
dapat atau boleh. Sedangkan untuk kata feit diterjemahkan dengan tindak, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan. Maka secara sederhana, strafbaar feit dapat
diartikan sebagai suatu tindakan, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan yang dapat
dihukum atau dipidana.
5
Istilah-istilah yang pernah digunakan baik dalam perundang-undangan yang ada maupun dalam berbagai literatur hukum sebagai terjemahan dari hukum
4
Drs. Adami Chazawi, SH, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Jakarta : PT, Raja Grafindo Psersada, 2002, hal 67.
5
Ibid hal, 69.
Universitas Sumatera Utara
istilah strafbaar feit adalah tindak pidana, peristiwa pidana, delik, pelanggaran pidana, perbuatan yang boleh dihukum, perbuatan yang dapat dihukum dan
perbuatan pidana.
6
Menurut Wirjono Prodjodikoro, indak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana.
7
Menurut Van Hamel merumuskan strafbaar feit adalah kelakukan orang menselijke gendraging yang dirumuskan dalam wet yang bersifat melawan
hukum, yang patut dipidana stafwaardig dan dilakukan dengan kesalahan.
8
Sedangkan Moeljatno menggunakan istilah perbuatan pidana, yang
didefenisikan beliau sebagai perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang
siapa melanggar larangan tersebut.
9
1. Bahwa yang dilarang itu adalah perbuatannya perbuatan manusia yaitu
suatu kejadian atau keadaan yang ditimbulkan oleh kelakukan orang, artinya larangan itu ditujukan pada perbuatannya. Sedangkan ancaman
pidananya itu ditujukan pada orangnya.
Adapun yang menjadi alasan Moeljatno menggunakan istilah perbuatan
pidana adalah :
2. Antara larangan yang ditujukan pada perbuatan dengan ancaman pidana
yang ditujukan pada orangnya ada hubungan yang erat, dan oleh karena
6
Ibid hal 67-68
7
Ibid, hal. 75
8
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Penerbit Reneka Cipta, 1993, hal, 56.
9
Drs. Adami Chazawi, SH, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Jakarta : PT, Raja Grafindo Psersada, 2002, hal 71.
Universitas Sumatera Utara
itu perbuatan yang berupa keadaan atau kejadian yang ditimbukan orang tadi, melanggar larangan dengan orang yang menimbulkan perbuatan tadi
ada hubungan erat pula.
3. Untuk menyatakan adanya hubungan yang erat itulah maka lebih tepat
digunakan istilah perbuatan pidana, suatu pengertian abstrak yang
menunjuk pada dua keadaan konkrit yaitu pertama adanya kejadian
tertentu perbuatan, dan kedua adanya orang yang berbuat atau yang menimbulkan kejadian itu.
2. Pengertian Tindak Pidana Mutilasi