Gambar 4.13 Pergerakan Tingkat SBI
Periode 2007-2011
-.08 -.06
-.04 -.02
.00 .02
.04
2007 2008
2009 2010
2011 PSBI
Sumber:Hasil Pengolahan data Tingkat suku bunga SBI juga menunjukkan kondisi yang fluktuatif pada
awal periode pengamatan. Hingga pada awal dan beberapa bulan dalam periode menunjukkan nilai tertinggi nilai maximum sekitar 9.5, namun pada akhir
periode menunjukkan nilai terendah yaitu 6. Dibeberapa periode penelitian, yakni bulan juni 2009 sampai November 2010, tingkat suku bunga SBI
menunjukkan tingkat bunga yang sama yaitu sebesar 6.5.
4.3 Pengujian Stasioneritas Data
Pengujian stasioner data ini digunakan dengan metode pengujian
Augmented Dickey Fuller test ADF. Dalam pengujian stasioneritas ini, seluruh
data dari variabel baik variabel dependen maupun variabel independen diperiksa untuk mencari adanya unit root atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan level
namun, jika tetap ditemukan adanya unit root maka akan dilanjutkan lagi dengan 1
st
difference. Jika masih ditemukan adanya unit root maka akan dilakukan dengan 2
st
difference. Berikut ini hasil pengujian stasioneritas data:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.3 Pengujian Stasioneritas Data
No Nama Variabel
Nilai Probabilitas Nilai kritis
5
1 Return BUMI
0.0022 0.05
2 Return DOID
0.0020 0.05
3 Return PTBA
0.0004 0.05
4 Return PTRO
0.0000 0.05
5 Return MEDC
0.0005 0.05
6 Return TINS
0.0001 0.05
7 Return CTTH
0.0270 0.05
8 Return MITI
0.0000 0.05
9 PINFLASI
0.0000 0.05
10 PKURS
0.0074 0.05
11 PM2
0.0008 0.05
12 PVPS
0.0000 0.05
13 PSBI
0.0140 0.05
Sumber:Hasil Pengolahan data Dari hasil uji stasioner data diatas seluruh variabel yang digunakan dalam
penelitian ini telah stasioner pada tingkat 5 karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0.05. Pada awalnya variabel inflasi mempunyai akar root yang
menunjukkan ketidakstasioneran data, namun setelah dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap 1
st
difference dihasilkan nilai probabilitasnya 0.0000 yang mengidentifikasikan datanya menjadi stasioner.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.4 Pengujian Model APT
Dalam pengujian model ini APT ini menggunakan saham –saham perusahaan sebagai variabel terikatnya dan variabel bebas yang digunakan adalah
beberapa variabel makroekonomi yaitu : tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kurs, jumlah uang beredar M2, volume perdagangan saham sektoral
dan SBI. Berikut ini adalah model APT yang digunakan dalam penelitian ini: R
i
= β
1
INF + β
2
KURS + β
3
M2 + β
4
VPS + β
5
EMITE N
SBI + €
Tabel 4.4 Output APT
C PINFLASI
PKURS PM2
VPS PSBI
F- statistik R-
squar ed
BUMI koefisien
0.006534 0.055472
-2.685407 0.603509
0.058915 -2.436642
4.187612 0.283 184
prob 0.8572
0.8313 0.0008
0.692 0.2555
0.061 0.002793
DOID koefisien
0.031989 -0.170895
-0.139848 -0.06169
-0.059555 -2.374028
1.071413 0.091 798
prob 0.4474
0.5718 0.8738
0.972 0.3195
0.1126 0.386715
PTBA koefisien
0.022938 -0.104416
-1.370955 0.705997
0.04515 -0.503459
2.077923 0.163 901
prob 0.3827
0.5796 0.0152
0.521 0.2272
0.5856 0.082666
PTRO koefisien
0.029783 0.061395
0.248403 -0.123249
0.066678 -2.150359
0.677669 0.060 089
prob 0.5062
0.8485 0.7911
0.9476 0.2955
0.1758 0.642239
MEDC koefisien
-0.012099 0.081742
-1.387157 0.298
0.016341 -1.329402
3.261262 0.235 279
prob 0.5541
0.5781 0.002
0.7279 0.573
0.0687 0.012185
TINS koefisien
-0.019262 0.201932
-1.650004 0.506311
0.045521 -2.646451
2.972283 0.218 997
prob 0.5453
0.3786 0.016
0.7042 0.3149
0.0212 0.019433
CTTH koefisien
0.031141 -0.21441
-0.625907 -0.096681
-0.049349 0.559453
1.018128 0.087 633
prob 0.1969
0.2162 0.2157
0.9233 0.1501
0.5078 0.416391
MITI koefisien
0.041525 -0.038504
-1.512024 -0.965315
-0.097692 0.04723
2.051505 0.162 155
prob 0.218
0.8728 0.0349
0.4924 0.0435
0.2789 0.086247
Sumber:Hasil Pengolahan data
Dari tabel hasil regresi diatas, dapat simpulkan bahwa pengujian model APT menggunakan lima variabel mampu menghasilkan model yang signifikan bagi 3
perusahaan emiten, dimana perusahaan emiten itu mempunyai nilai probabilitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lebih kecil dari 5 dan. Perusahaan yang signifikan terhadap model APT adalah BUMI, MEDC, TINS sementara emiten lainnya memiliki nilai probabilitas yang
berada diatas 5 sehingga tidak signifikan.
4.5 Pengujian Asumsi Klasik 4.5.1 Pengujian Multikolinearitas