Komponen dan Format Laporan Keuangan Pemerintah Daerah .1 Definisi

2. Penyedia informasi mengenai cara memperoleh sumber dana ekonomis dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran, 3. Penyedia informasi mengenai jumlah sumber dana ekonomis yang digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai, 4. Penyedia informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah mendanai seluruh kegiatan dalam mencukupi kebutuhan kasnya, 5. Penyedia informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan akibat pajak dan pinjaman, 6. Penyedia informasi mengenai perubahan posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerah apakah mengalami kenaikan ataupun penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

2.3.4 Komponen dan Format

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan 2005:25 menyatakan bahwa ada empat komponen laporan keuangan, yaitu: 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan atas Laporan Keuangan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan, kecuali Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Unit yang mempunyai perbendaharaan adalah unit yang ditetapkan sebagai bendaharawan umum negara atau daerah, dan atau sebagai kuasa bendaharawan umum negara atau daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. 1. Laporan Realisasi Anggaran Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingkan dengan anggaran dalam satu periode akuntansi. Tujuan standar laporan realisasi anggaran adalah untuk menetapkan dasar-dasar penyajian bagi pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas dan transparansi sebagaimana yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Sedangkan tujuan khusus pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Perbandingan antara anggaran dan realisasi menunjukkan tingkat ketercapaian target- target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut Ulum 2004:192 bahwa komponen yang dicakup secara langsung oleh laporan realisasi anggaran meliputi unsur pendapatan, belanja, dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pembiayaan. Masing-masing unsur dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, yang tidak perlu dibayarkan kembali. b. Belanja adalah semua pengeluaran rekening kas umum yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayaran oleh pemerintah. c. Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar, atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Berikut adalah format Laporan Realisasi Anggaran sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tabel 2.1 PEMERINTAH KABUPATEN KOTA …………………… LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DES 20X1 dalam Rupiah No Uraian Anggaran setelah Perubahan Realisasi Lebih Kurang 1 2 3 4 5 1 PENDAPATAN 2 Pendapatan Asli Daerah 3 Pendapatan Pajak Daerah 4 Pendapatan Retribusi Daerah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 7 Jumlah 3 sd 6 8 Pendapatan Transfer 9 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 10 Dana Bagi Hasil Pajak 11 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 12 Dana Alokasi Umum 13 Dana Alokasi Khusus 14 Jumlah 10 sd 13 15 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 16 Dana Otonomi Khusus 17 Dana Penyesuaian 18 Jumlah 16 sd 17 19 Transfer Pemerintah Provinsi 20 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 21 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 22 Jumlah 20 sd 21 23 Jumlah 14 + 18 + 22 24 Lain-lain Pendapatan yang Sah 25 Pendapatan Hibah 26 Pendapatan Dana Darurat 27 Pendapatan Lainnya 28 Jumlah 25 sd 27 29 Jumlah 7 + 23 + 28 30 BELANJA 31 Belanja Operasi 32 Belanja Pegawai 33 Belanja Barang 34 Belanja Bunga 35 Belanja Subsidi 36 Belanja Hibah 37 Belanja Bantuan Sosial 38 Belanja Bantuan Keuangan 39 Jumlah 31 sd 37 40 Belanja Modal 41 Belanja Tanah 42 Belanja Peralatan dan Mesin 43 Belanja Gedung dan Bangunan 44 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 45 Belanja Aset Tetap Lainnya 46 Belanja Aset Lainnya UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 47 Jumlah 41 sd 46 48 Belanja Tidak Terduga 49 Belanja Tidak Terduga 50 Jumlah 51 Transfer 52 Transfer Bagi Hasil 53 Bagi Hasil Pajak 54 Bagi Hasil Retribusi 55 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 56 Jumlah 53 sd 55 57 Jumlah 47 + 50 + 56 58 SURPLUS DEFISIT 29 - 57 59 PEMBIAYAAN 60 Penerimaan Pembiayaan 61 Penggunaan SILPA 62 Pencairan Dana Cadangan 63 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah 64 Penerimaan Pinjaman 65 Penerimaan Kembali Pinjaman 66 Penerimaan Piutang 67 Jumlah 61 sd 66 68 Pengeluaran Pembiayaan 69 Pembentukan Dana Cadangan 70 Penyertaan Modal Investasi 71 Pembayaran Pokok Utang 72 Pemberian Pinjaman 73 Jumlah 69 sd 72 74 Pembiayaan Netto 67 - 73 75 SILPA 58 + 74 2. Neraca Menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah sebagai suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur-unsur yang terkait dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mana manfaat ekonomi atau sosial di masa depan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan untuk pemeliharaan sumber-sumber daya karena alasan budaya dan sejarah. b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharpkan mengakibatkan aliran sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. c. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih yang dimiliki pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan. Berikut adalah format Neraca sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tabel 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN KOTA …………………… NERACA PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 dalam Rupiah No Uraian 20X1 20X0 1 2 3 4 1 ASET 2 Aset Lancar 3 Kas di Kas Daerah 4 Kas di Bendahara Pengeluaran 5 Kas di Bendahara Penerimaan 6 Investasi Jangka Pendek UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7 Piutang Pajak 8 Piutang Retribusi 9 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 10 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 11 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat 12 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 13 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 14 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan 15 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 16 Piutang Lainnya 17 Persediaan 18 Jumlah 3 sd 17 19 Investasi Jangka Panjang 20 Investasi Non Permanen 21 Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 22 Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 23 Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Lainnya 24 Investasi dalam Surat Utang Negara 25 Investasi dalam Proyek Pembangunan 26 Investasi Non Permanen Lainnya 27 Jumlah 21 sd 26 28 Investasi Permanen 29 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 30 Investasi Permanen Lainnya 31 Jumlah 29 sd 30 32 Jumlah 27 + 31 33 Aset Tetap 34 Tanah 35 Peralatan dan Mesin 36 Gedung dan Bangunan 37 Jalan, Irigasi dan Jaringan 38 Aset Tetap Lainnya 39 Konstruksi dalam Pengerjaan 40 Akumulasi Penyusutan 41 Jumlah 35 sd 41 42 Dana Cadangan 43 Dana Cadangan 44 Jumlah 45 Aset Lainnya 46 Tagihan Penjualan Angsuran 47 Tuntutan Perbendaharaan 48 Tuntutan Ganti Rugi 49 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 50 Aset Tak Berwujud 51 Aset Lain-lain 52 Jumlah 46 sd 51 53 Jumlah 18 + 32 + 41 + 44 + 52 54 KEWAJIBAN 55 Kewajiban Jangka Pendek 56 Utang Perhitungan Pihak Ketiga 57 Utang Bunga 58 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 59 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 60 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 61 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 62 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Obligasi 63 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya 64 Utang Jangka Pendek Lainnya 65 Jumlah 56 sd 64 66 Kewajiban Jangka Panjang 67 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 68 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 69 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 70 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 71 Utang Dalam Negeri - Obligasi 72 Utang Jangka Panjang Lainnya 73 Jumlah 67 sd 72 74 Jumlah 65 + 73 75 EKUITAS DANA 76 Ekuitas Dana Lancar 77 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 78 Pendapatan yang Ditangguhkan 79 Cadangan Piutang 80 Cadangan Persediaan 81 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 82 Jumlah 77 sd 81 83 Ekuitas Dana Investasi 84 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 85 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 86 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 87 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang 88 Jumlah 84 sd 87 89 Ekuitas Dana Cadangan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 90 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 91 Jumlah 92 Jumlah 82 + 88 + 91 93 Jumlah 74 + 92 3. Laporan Arus Kas Menyajikan informasi kas yang berhubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan transaksi non anggaran yang menggambarkan saldo awal penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah selama satu periode tertentu. Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Menurut Ulum 2004:228 unsur yang dicakup langsung dalam laporan arus kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas. a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk dari bendahara umum dalam tahun anggaran yang bersangkutan. b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari bendahara umum dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non keuangan, aktivitas pembiayaan dan aktivitas non anggaran. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berikut adalah format Laporan Arus Kas sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Tabel 2.3 PEMERINTAH KABUPATEN KOTA …………………… LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DES 20X1 DAN 20X0 dalam Rupiah No Uraian 20X1 20X0 1 2 3 4 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2 Arus Kas Masuk 3 Pendapatan Pajak Daerah 4 Pendapatan Retribusi Daerah 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 6 Lain-lain PAD yang Sah 7 Dana Bagi Hasil Pajak 8 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 9 Dana Alokasi Umum 10 Dana Alokasi Khusus 11 Dana Otonomi Khusus 12 Dana Penyesuaian 13 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 14 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 15 Pendapatan Hibah 16 Pendapatan Dana Darurat 17 Pendapatan Lainnya 18 Jumlah 3 sd 17 19 Arus Kas Keluar 20 Belanja Pegawai 21 Belanja Barang 22 Bunga 23 Subsidi 24 Hibah 25 Bantuan Sosial 26 Belanja Tidak Terduga 27 Bagi Hasil Pajak 28 Bagi Hasil Retribusi 29 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 30 Jumlah 20 sd 29 31 Arus Kas Bersih 18 - 30 32 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan 33 Arus Kas Masuk UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 34 Pendapatan Penjualan Atas Tanah 35 Pendapatan Penjualan Atas Peralatan dan Mesin 36 Pendapatan Penjualan Atas Gedung dan Bangunan 37 Pendapatan Penjualan Atas Jalan, Irigasi dan Jaringan 38 Pendapatan dari Aset Tetap Lainnya 39 Pendapatan dari Aset Lainnya 40 Jumlah 34 sd 39 41 Arus Kas Keluar 42 Belanja Tanah 43 Belanja Peralatan dan Mesin 44 Belanja Gedung dan Bangunan 45 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 46 Belanja Aset Tetap Lainnya 47 Belanja Aset Lainnya 48 Jumlah 42 sd 47 49 Arus Kas Bersih 40 - 48 50 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan 51 Arus Kas Masuk 52 Pencairan Dana Cadangan 53 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 54 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 55 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 56 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 57 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Bukan Bank 58 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 59 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 60 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 61 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 62 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya 63 Jumlah 52 sd 62 64 Arus Kas Keluar 65 Pembentukan Dana Cadangan 66 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 67 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 68 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 69 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 70 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 71 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 72 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 73 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Negara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 74 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 75 Pemberian Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya 76 Jumlah 65 sd 75 77 Arus Kas Bersih 63 - 76 78 Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran 79 Arus Kas Masuk 80 Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 81 Jumlah 82 Arus Kas Keluar 83 Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 84 Jumlah 85 Arus Kas Bersih 81 - 84 86 KenaikanPenurunan Kas 31 + 49 + 77 + 85 87 Saldo Awal Kas di BUD 88 Saldo Akhir Kas di BUD 86 + 87 89 Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 90 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 91 Saldo Akhir Kas 88 + 89 + 90 4. Catatan atas Laporan Keuangan Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan pemerintah untuk tujuan umum. Catatan atas laporan keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pihak tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan pemerintah memiliki potensi memunculkan kesalahpahaman bagi pembacanya. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah secara wajar. Catatan atas laporan keuangan juga menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, yaitu: a. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal, ekonomi makro, pencapaian target Undang-Undang APBN, Peraturan Daerah tentang APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target, b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan, c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya, d. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan, e. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.4 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Samosir

22 160 109

Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat

17 115 107

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) KOTA MALANG

22 86 17

12 Endah Fitriati (1)SKRIPSI ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT

1 8 9

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksebilitas Laporan Keuangan terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali

0 23 12

PENGALAPO Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

0 3 15

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA.

5 19 73

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAN PENYAJIAN NERACA TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ( Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Kudus )

0 0 12

SKRIPSI ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT oleh:

0 3 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah - Analisis Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Pemerintah Kabupaten Langkat

0 0 24