148
E k o n o m i SMA - Kelas X
Periode
1996 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005 E
Jumlah Angkatan
Kerja Angkatan
Kerja Pertumbuhan
Ekonomi Jumlah
Orang yang Bekerja
Pertambahan Lapangan Kerja
per 1 Pertumbuhan
PDB Tambahan
Lapangan Kerja
Pengangguran Terbuka
Juta
88,19 94,85
95,65 98,81
100,78 102,88
104,98 107,08
Juta Juta
Juta Juta
9,96 2,11
0,94 3,16
1,97 2,10
2,13 2,16
7,8 0,8
4,9 3,4
3,7 4,0
4,5 5,0
83,90 88,62
89,84 90,81
91,65 92,80
94,20 95,90
292.000 1.443.030
208.250 281.980
229.510 -210.300
308.720 314.000
4,29 6,23
5,81 8,00
9,13 10,13
10,83 11,19
4,9 6,6
6,1 8,1
9,1 9,8
10,3 10,5
3,79 1,14
1,00 0,97
0,84 1,10
1,40 1,80
Tabel 5.4 menggambarkan pertumbuhan ekonomi dan pengangguran di Indonesia sejak tahun 1996 hingga 2004 serta prediksi untuk tahun 2005.
Tabel 5.4 Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran terbuka
Sumber : BPS Tahun 2005, menggunakan angka proyeksi Bappenas
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bappenas Pusat Statistik, pengangguran di Indonesia memiliki kencenderungan meningkat. Pada tahun
1996, sebelum krisis moneter muncul, pengangguran terbuka mencapai 4,29 juta orang atau sekitar 4,9. Memasuki tahun kedua krisis moneter, yakni tahun
1999 pengangguran terbuka meningkat sebanyak 1,7 dimana saat itu pertumbuhan ekonomi hanya 0,8. Tahun 2004, pengangguran meningkat lagi
menjadi 10,3.
Data Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas, yang tiap tahun dilakukan Badan Pusat Statistik BPS. Tahun 2006, Sakernas mencakup 33 provinsi,
dengan jumlah sampel 68.800 rumah tangga. Hasil survei disajikan BPS dalam buku Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia.
Kondisi penyediaan lapangan kerja per Februari 2006, jumlah angkatan kerja di Indonesia 106,28 juta, dari 159,26 juta penduduk usia kerja 15 tahun.
Jadi tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK 66,7, terendah dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 67-68 selama tahun 2002-2004 dan 68 per Februari
2005.
Jumlah angkatan kerja pun hanya naik 479.000 orang selama Februari 2005- Februari 2006. ini lebih rendah dari kenaikan 1,97 juta selama Agustus 2002-
Agustus 2003, dan 1,22 juta pada periode setahun berikutnya. Rendahnya pertumbuhan angkatan kerja dan TPAK menunjukkan kian
banyaknya penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, atau kegiatan lain. Di dalamnya termasuk korban pemutusan hubungan kerja,
lulusan baru, dan orang yang menyerah mencari kerja, yang karena sulitnya mencari kerja, yang sulitnya mendapat kerja, sekolah kembali, mengurus rumah
tangga, atau kegiatan lain yang tidak jelas.
149
Bab 5 - Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi
Tugas:
Seandainya kelompok ini tetap “mencari pekerjaan”, jumlah penganggur akan meningkat. Dari data Agustus 2002-Februari 2006, bukan tak mungkin
jumlah kelompok ini mencapai 740.000 hingga 1,5 juta orang. Jika benar, jumlah penganggur per Februari 2006 berubah menjadi 11,8-12,6 juta orang, atau 11,14
persen-11,85 persen, jauh di atas angka resmi BPS 10,4 persen.
Dari tabel kalian akan mengetahui bahwa penciptaan lapangan kerja neto turun dibandingkan Agustus 2002, 2003, dan 2004. Pada Agustus 2002-2003,
tiap satu persen pertumbuhan ekonomi menghasilkan lapangan kerja neto 250.000 orang. Setahun berikutnya kondisi ini merosot menjadi 180.000 orang.
Februari 2005-2006, rasio itu turun lagi mejadi sekitar 40.000 orang.
Mengapa demikian? Untuk kurun waktu 2005-2006, penyebab utamanya adalah kenaikan harga bahan bakar minyak yang jauh di atas daya tahan
perekonomian. Terbukti daya beli masyarakat turun secara drastis dan banyak sektor industri mengalami kontraksi. Indeks produksi industri padat karya,
seperti tekstil, pakaian jadi, kulit perkayuan, dan barang dari logam kecuali mesin, misalnya, turun cukup besar. Ini berarti kualitas pertumbuhan amat
merosot. Pertumbuhan banyak disumbang sektor padat modal.
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan yaitu:
1 Untuk mengatasi masalah-masalah lapangan pekerjaan pemerintah
mengeluarkan kebijakan di bidang ketenagakerjaan 2
Menciptakan lapangan kerja selaras dengan kebijakan ekonomi makro yang berlandaskan pada upaya pengurangan penngangguran di berbagai
sektor dan wilayah. 3
Meningkatkan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja. Antara lain dengan penyediaan pendidikan dan pelatihan.
4 Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dengan penetapan system
pengupahan dan penjaminan kesejahteraan pekerja. 5
Meningkatkan perlindungan bagi pekerja secara langsung
Diskusikan dengan teman-teman dalam kelompok belajar kalian Carilah atau identifikasi sebanyak mungkin permasalahan-permasalahan ekonomi
baik yang bersifat mikro maupun makro. Cobalah cari solusi dari permasalahan- permasalahan yang kalian temukan
Hasilnya dikumpulkan kepada guru kalian
150
E k o n o m i SMA - Kelas X
Rangkuman
1. Ilmu ekonomi makro mempelajari perilaku ekonomi sebagai keseluruhan tentang kehidupan ekonomi.
2. Ilmu ekonomi mikro mempelajari keputusan-keputusan individu baik sektor rumah tangga maupun perusahaan dalam mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. 3. Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi meliputi:
a. Kebijakan fiskal, merupakan kebijakan yang mengatur tentang penerimaan dan pengeluaran negara.
b. Kebijakan moneter, kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang
dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga.
c. Kebijakan ekonomi internasional, kebijakan yang ditetapkan dalam hubungan perdagangan intenasional.
d. Kebijakan pendapatan, kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat.
4. Masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi antara lain: kemiskinan, inflasi, pengangguran dan lapangan kerja.