38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum PDAM Tirtamarta Yogyakarta
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtamarta Yogyakarta didirikan pertama kali sekitar tahun 1925 oleh pemerintah Belanda. Pada
awal pendiriannya PDAM Tirtamarta memiliki nama
Hoodrink Waterleiding Bedrif
. Sumber air minum yang pertama dimiliki adalah sumber air Karanggayam dengan debit air 20 Ltdetik. Dalam
perkembangannya dibangun tiga sumber daya air lainnya yaitu sumber air Umbul Lanang dengan debit air 100 Ltdetik, Sumur Besi I dan Sumur
Besi II dengan debit air 55 Ltdetik.
Pada periode zaman Jepang antara tahun 1942-1945, perusahaan ini diganti namanya menjadi Tepas Tirta Marta dengan pimpinan Bapak
KRT. Ir. Mertonegoro. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Tepas Tirta Marta diambil alih oleh Pemerintah DIY, dimana status dan
namanya diubah menjadi Jawatan Air Minum Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada waktu itu dibangun sumur
Heuvel
di daerah Karyen Kentungan Utara dengan debit air 18 Ltdetik. Pada tahun 1952 Jawatan
Air Minum DIY diserahkan kepada Pemerintah Kotapraja Yogyakarta dan namya diubah menjadi menjadi Dinas Perusahaan Air Minum
Kotapraja Yogyakarta, yang dipimpin oleh Bapak KRT. Tirtoprojo.
Tahun 1954-1956 dengan biaya pemerintah pusat dibangun bak pengumpul air di desa Candi untuk menampung air dari Sumur Besi I dan
Sumur Besi II. Bersama dengan itu pula dibuat sumur pompa Gemawang di dekat sungai Code dengan debit air yang dihasilkan sebanyak 10
Ltdetik, sehingga kapasitas produksi bertambah menjadi 73 Ltdetik.
Pada tanggal 1 Agustus 1969 Walikota memutuskan untuk mengubah status dari Dinas Perusahaan Air Minum menjadi Perusahaan
Jawatan Air Minum dengan nama Tirtamarta sesuai Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 1967 dan secara resmi berstatus sebagai perusahaan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1970 tanggal 7 Agustus
1970.
Tanggal 19 Juni 1976 sesuai Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1976 status Perusahaan Jawatan
diubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Tirtamarta. Atas bantuan dari pemerintah pusat dalam bentuk proyek PELITA, maka dibuatlah
sumur dalam
deep well
di daerah Blambangan dan Winongo yang mulai dioperasikan pada tahun 1977 dengan kapasitas produksi menjadi 180
Ltdetik dimusim kemarau sampai dengan 200 Ltdetik dimusim penghujan, dengan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan air
minum bagi masyarakat.