Prinsip Pacta Sunt Servanda Teori Common Consent

1. Bagi Kementerian Luar Negeri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ilmiah mengenai isu batasan perlindungan yang dapat diberikan kepada warga negara asing. 2. Bagi Kementerian Hukum dan HAM, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan mengenai legalitas daripada penjatuhan hukuman mati dikaitkan dengan HAM dari perspektif Hukum Internasional. 3. Bagi praktisi-praktisi hukum baik hakim maupun jaksa, dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terkait pemberian penjatuhan hukuman mati terhadap pelaku kejahatan narkotika terutama bagi warga negara asing.

1.6 Landasan Teoritis a. Teori Mengikatnya Hukum Internasional

1. Prinsip Pacta Sunt Servanda

Pacta Sunt Servanda merupakan asas yang pertama kali diperkenalkan oleh Grotius yang menekankan pada kewajiban para pihak untuk menaati isi perjanjian. 30 Pasal 26 Konvensi Wina 1969 secara eksplisit menegaskan asas pacta sunt servanda dengan rumusan sebagai berikut: “Every treaty in force is binding upon the parties to it and must be performed by them in good faith”. 31 Secara lebih konkrit, asas ini sesungguhnya diwujudkan dalam praktek pelaksanaan perjanjian tersebut, antara lain para pihak harus melaksanakan 30 I Wayan Parthiana, 2005, Hukum Perjanjian Internasional Bagian 2, Penerbit Bandar Maju, Bandung, h. 262 31 Ibid. ketetuan perjanjian sesuai dengan isi, jiwa, maksud, dan tujuan perjanjian itu sendiri; menghormati hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari masing-masing pihak maupun pihak ketiga yang mungkin diberikan hak danatau dibebani kewajiban kalau ada dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat menghambat usaha-usaha mencapai maksud dan tujuan perjanjian itu sendiri, baik sebelum perjanjian itu mulai berlaku atau ketika para pihak masih dalam proses penantian akan mulai berlakunya perjanjian sebelum perjanjian itu mulai berlaku sebagaimana ditentukan dalam Pasal 18 Konvensi Wina 1969 maupun setelah mulai berlakunya. 32

2. Teori Common Consent

Teori positivisme dari Hans Kelsen menyebutkan adanya persetujuan negara-negara yang berdaulat untuk mengikatkan diri pada kaidah-kaidah atau norma hukum internasional yang terdiri dari teori common consent. 33 Menurut teori tersebut dasar mengikat hukum internasional adalah persetujuan bersama dari negara-negara yang berdaulat untuk mengikatkan diri pada kaidah-kaidah hukum internasional. 34 Jika pada suatu waktu ada satu atau beberapa negara tidak lagi bersedia untuk tunduk dan terikat pada hukum internasional, dan bermaksud untuk menarik diri, maka negara itu tidak dapat menarik diri secara sepihak, melainkan harus mendapat persetujuan bersama dari negara-negara lainnya. 35 32 Ibid., h. 263. 33 Negara Hukum.com, 2012, Daya Mengikat Hukum Internasional, URL: http:www.negarahukum.comhukumdaya-mengikat-hukum-internasional-2.html , diakses pada tanggal 20 September 2015. 34 Ibid. 35 Ibid.

b. Teori Kedaulatan Negara