e. Vasodilator yang bekerja langsung
1. Hydralazine. Obat ini dapat menurunkan tekanan darah bila digunakan sebagai obat tunggal tetapi aksi hipertensi untuk jangka lama terbatasi
oleh refleks retensi Na
+
dan cairan serta hiperaktivitas simpatetik. 2. Minoxidil. Pada umumnya obat ini digunakan dalam pengelolaan
hipertensi berat khususnya pada pasien dengan gagal ginjal. Woodley, 1992.
F. Manajemen Pengelolaan Obat.
Pengelolaan obat
bertujuan memelihara
dan meningkatkan
penggunaan obat secara rasional dan ekonomis di unit-unit pelayanan kesehatan melalui penyediaan obat-obatan yang tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan tempat. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat LPLPO merupakan salah satu contoh pengelolaan obat yang bermanfaat untuk
mengendalikan tingkatan stok, perencanaan distribusi, perencanaan kebutuhan obat dan memantau penggunaan obat Anonim, 1995.
Dalam mengelola logistik obat di rumah sakit, kepala Instalasi Farmasi beserta staf apoteker yang dilibatkan benar-benar harus tahu, mampu,
dan mau melaksanakan misi yang ditetapkan oleh rumah sakit. Pengelolaan logistik merupakan bagian penting, jika terdapat kesalahan dalam pengelolaan
ini dapat menyebabkan pemborosan dalam penganggaran, membengkaknya biaya pengadaan dan penyimpananan, tidak tersalurkannya obatbarang
sehingga barang bisa rusak. Penentuan kebutuhan dapat dikatakan adalah merupakan perincian yang konkrit dan detail dari perencanaan logistik
Seto, 2004. Perencanaan merupakan tahap yang penting dalam pengadaan obat di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, apabila lemah dalam perencanaan maka akan mengakibatkan kekacauan dalam suatu siklus manajemen secara keseluruhan,
mulai dari pengadaan, penyampaian, penganggaran obat rusak dan
kadaluwarsa. Badan Pengawas Obat dan Makanan menyebutkan bahwa
perencanaan kebutuhan obat adalah salah satu aspek penting dan menentukan dalam pengelolaan obat karena perencanaan kebutuhan akan mempengaruhi
pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat di unit pelayanan kesehatan. perencanaan merupakan tahap awal pada siklus pengelolaan obat yang
berpengaruh pada pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat di unit pelayanan kesehatan Siregar, 2004.
G. Analisis ABC Always, Better, Control
Salah satu metode analisis persediaan yang cukup ideal untuk pengendalian persediaan adalah dengan menggunakan metode analisis ABC
Paretto Analysis. Analisis ABC adalah salah satu cara pengendalian persediaan dengan cara mengelompokkan persediaan berdasarkan tingkat
kepentingannya, sehingga dapat mengetahui jenis barang apa saja yang perlu
mendapat prioritas, dengan analisis ABC ini dapat diklasifikasikan seluruh jenis barang Rangkuti, 1996.
Pareto meyakini bahwa 80-85 dari jumlah uang yang beredar adalah hanya dimiliki oleh sebagian kecil populasi yaitu sekitar 15-20 orang.
Ultimatum 20-80 inilah yang kemudian dikenal sebagia hukum Pareto. Hukum Pareto ini kemudian diaplikasikan menjadi metode Analisa ABC. Inti dari
analisa ABC adalah mengelompokkan item barang atau obat kedalam tiga jenis klasifikasi berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang.
Salah satu cara untuk mengambil keputusan mengenai item manakah yang harus ada di stok adalah dengan melihat data dari stok masuk dan keluar
yang ada di gudang farmasi dan mengidentifikasi item dengan volume banyak yang pasti dibutuhkan untuk selalu berada di stok. Cara yang baik untuk
menganalisis pergerakan stok obat adalah dengan analisis ABC, yaitu dengan mengklasifikasikan item berdasarkan volume dan nilai konsumsi dalam kurun
waktu tertentu, biasanya selama satu tahun. Kelompok A yaitu terdiri dari 10- 20 item dan memberikan kontribusi sebesar 75-80. Kelompok B yaitu
terdiri dari 10-20 item dan memberikan kontribusi sebesar 15-20. Sedangkan kelompok C yaitu terdiri dari 60-80 item tetapi hanya
memberikan kontribusi sebesar 5-10. Dengan demikian maka kelompok C adalah posisi yang cocok untuk mengidentifikasi item obat manakah yang
sebaiknya tidak dibutuhkan untuk berada di stok Quick, 1997 Analisis ABC dapat diterapkan pada suatu periode tahunan atau
periode yang lebih singkat. Langkah-langkah analisis ABC yaitu:
1. Mendata semua item yang dibeli atau dikonsumsi dan memasukkannya ke dalam unit biaya
2. Memasukkan kuantitas konsumsi selama suatu periode 3. Menghitung nilai konsumsi
4. Menghitung presentase nilai total setiap item 5. Menyusun kembali daftar berurutan dari nilai total yang paling
tinggi 6. Menghitung persentase kumulatif nilai total untuk setiap item
7. Memilih point cut-off atau batasan range persentase untuk obat kelompok A,B dan C
8. Menyajikan data dalam bentuk grafik Quick, 1997. Untuk memudahkan klasifikasi, biasanya item yang termasuk dalam
klasifikasi A diidentifikasikan terlebih dahulu, kemudian item yang termasuk klasifikasi C dan sisanya dipertimbangkan untuk masuk dalam klasifikasi B.
Klasifikasi sistem ABC merupakan petunjuk bagi manajemen dalam memberikan prioritas pengawasan persediaan Yamit, 2002. Adapun
pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut : 1.
Item kelompok A harus dilakukan pengendalian sangat ketat, catatan persediaan harus mendetail dan tepat.
2. Item kelompok B dilakukan pengendalian
secara normal, penyesuaian dapat dilakukan baik mengenai kuantitas pemesanan
maupun titik pemesanan kembali.
3. Sedangkan untuk kelompok C secara relatif tingkat pengendalian
cukup kecil, catatan persediaan dapat dilakukan secara sederhana. Biasanya pesanan dilakukan untuk persediaan enam bulan sampai
dengan satu tahun Yamit, 2002. Analisis ABC digunakan untuk mengurangi persediaan inventory
dan biaya dengan pengaturan yang lebih sering dan pengiriman dalam jumlah sedikit untuk obat kelas A; mencari penurunan harga yang besar untuk obat
kelas A dan penyimpanan obat kelas A harus diperhatikan dan dilakukan kontrol dan pencatatan yang jelas. Sistem analisis ABC ini berguna dalam
sistem pengelolaan obat, yaitu dapat menimbulkan frekuensi pemesanan dan menentukan prioritas pemesanan berdasarkan nilai atau harga obat
Yamit,2002. Sistem klasifikasi ABC merupakan prosedur sederhana yang
didasarkan pada nilai rupiah pembelian. Berbagai macam tingkat persediaan yang memiliki nilai dan volume yang berbeda dapat diklasifikasikan dalam
sistem ABC. Sistem ABC tidak hanya digunakan untuk pengawasan persediaan, tetapi dapat juga digunakan untuk menentukan tingkat prioritas
pelayanan pada langganan dan menentukan tingkat pengaman Yamit, 2002. Perencanaan kebutuhan obat adalah salah satu aspek penting dan
menentukan dalam pengelolaan obat karena perencanaan akan mempengaruhi pengadaan, pendistribusian dan pemakaian obat. Tujuan perencanaan
kebutuhan obat yang sesuai pola penyakit dan kebutuhan dasar termasuk program kesehatan yang ditetapkan Quick, 1997.
H. Keterangan Empiris