Dampak pacaran Kajian Teori
mereka sudah tertarik. Berbeda dengan anak perempuan, anak perempuan lebih matang daripada anak laki-laki secara fisik dan
sosial. Oleh karena itu, anak perempuan mulai berpacaran lebih awal. Tetapi anak laki-laki seusia mereka sering kali belum minat
atau tertarik, sehingga anak perempuan kemudian berpacaran dengan anak laki-laki usia di atasnya. Secara psikologi, anak
perempuan lebih cepat matang dibandingkan dengan anak-anak laki-laki. Sehingga di usia 15 tahun, anak perempuan sudah lebih
dahulu memiliki daya tarik kepada anak laki-laki. b.
Keterbukaan anak kepada orang tua Sikap keterbukaan anak terhadap kedua orang tua diperlukan
dalam hubungan berpacaran. Orang tua dapat membimbing dan mengarahkan anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam hubungan
berpacaran yang tidak sehat. Komunikasi dua arah antara anak dengan kedua orang tua sangat diperlukan dengan kedua orang tua
sangat diperlukan dalam hubungan ini. c.
Batasan-batasan dalam berpacaran Dalam berpacaran ada istilah berkencan, berkencan yaitu pergi
berdua dengan pacar. Berikan persyaratan sebelum berkencan, misalnya lamanya berkencan dari jam 07.00 malam sampai 09.00
malam. Batasan kencan saat pacaran agar orang tua mengingatkan anak-anaknya tidak terhanyut dalam hubungan yang romantic
terlalu lama. Remaja masih terlalu dini karena keduannya belum
matang dan belum tahu arti komitmen yang sesungguhnya. Komitmen merupakan sebuah sikap dan tanggung jawab untuk
menjaga hubungan tetap berjalan dan menerima kekurangan pasangan.
d. Menghindari petting, belaian dan ekspresi cinta kasih fisik lainnya
yang dapat mengarah timbulnya gairah seksual. Berpacaran yang sehat akan menghindarkan aktifitas petting.
Aktifitas tersebut hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah. Namun, sebagian besar remaja yang nekat melakukan
petting dan berakhir dengan melakukan hubungan seks. Tumbuhnya gairah seksual lebih menyenangkan dari pada kegiatan
lainnya, pasangan yang pernah menuruti hawa nafsunnya untuk berhubungan seks menjadi tidak puas dengan kegiatan kencan
lainnya yang biasa-biasa saja namun sebenarnya kegiatan itu yang lebih bermanfaat, berharga dan penuh arti seperti mengerjakan
tugas sekolah bersama. e.
Waktu dalam berpacaran Waktu dalam berkunjung harus dibatasi orang tua memberikan jam
malam saat anaknya berpacaran. Misalnya, waktu berkunjung dibatasi sampai dengan pukul 21.00. Saat berpacaran di luar rumah
pun orang tua perlu mengawasi serta memberikan batasan jam untuk anak kembali kerumah.
Kencan di luar sebaliknya dengan pengawalan atau diberi teman sehingga remaja tidak hanya pergi berdua saja. Hal ini yang perlu
diwaspadai oleh remaja dalam berpacaran yaitu mengingat waktu. f.
Mengembangkan filsafat keyakinan atau agama yang positif, berkaitan dengan apa yang kita percayai tentang hidup, pacaran,
pernikahan dan seks. Filsafat keyakinan atau agama yang positif mengajarkan remaja untuk berpacaran sehat menjaga mata atau
pandangan yang mengarah pada timbulnya hawa nafsu.